abah gerah

3.4K 192 0
                                    

"Abah mlebet rumah sakit, Har. Kamu sama Najwa nek saget enggal mriki nggeh" _Ummah

----------------

Dua hari Azhar di rumah mbah roko, mungkin nanti Azhar akan pulang, karena dia memang hanya berniat dua hari disini itupun karena dawuh Ummah.

Azhar sedang memainkan handphone nya di atas ranjang. Seperti nya dia benar benar menyukai Alvania. Nyatanya dia sekarang sedang membuka aplikasi Instagram dan menulis nama Alvania di kolom pencarian. Karena dia tak tau nama lengkapnya dia hanya mengetik nama Alvania saja dan berharap agar nama instagram Alvania itu tidak aneh aneh.

Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya, karena muncul akun bernama @Alvania N1Z3 dengan nama lengkap di bawah nya Alvania Nu'af Zelefa 13. Walau profilnya bukan foto gadis itu dan hanya sebuah mawar, dan lagi akun nya bersifat privasi, tapi insting Azhar yakin kalau akun ini adalah akun milik Alvania yang kemarin ia tolong. Azhar menimbang nimbang, apakah ia harus memfollow nya? Bagaimana kalau tidak di jawab? Ah masa bodoh dengan nantinya, Azhar memilih memfollow akun ini. Saat akan memfollow, tiba-tiba sebuah panggilan masuk , ternyata dari Ummah. Tidak biasanya Ummah menelpon nya, karena tidak biasa, Azhar tau kalau ini pasti penting.

"Assalamu'alaikum, ini Azhar kan? " Suara Ummah di seberang sana langsung dapat didengar Azhar. Dan suara Ummah terdengar panik yang membuat Azhar mengerutkan keningnya ikutan panik.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Ummah. Iya ini Azhar, ada apa mah? " Tanya Azhar menetralisir kepanikan nya dan berusaha membuat suaranya tetap tenang, meskipun hatinya sudah berkecamuk tidak karuan.

"Azhar mlebet rumah sakit, Har. Kamu sama Najwa nek saget enggal mriki nggeh" Ucap Ummah bergetar, terdengar menahan tangis.

"Rumah sakit pundi mah?" Benar dugaan Azhar kalau telepon Ummah itu pasti penting dan nada panik Ummah pasti menandakan sesuatu yang buruk.

" Harapan, ICU, kalau bisa mbah roko mbah rayi sekalian. Assalamu'alaikum " Ummah memutuskan telepon, tadi Azhar mendengar ada yang memanggil Ummah. Azhar menjawab salam Ummah sambil berjalan menuju arah dapur karena dia tau neng Najwa dan mbah rayi sedang menyiapkan makan malam.

"Neng Najwa, Abah mlebet rumah sakit, kita disuruh cepetan ke sana. Kalau mbah rayi berkenan, mbah rayi ikut sekalian mbah roko" Ucap Azhar tanpa bisa menghilang kan kepanikannya. Neng Najwa dan mbah rayi tersentak kaget.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Ya Allah, kok saget. Ya wes kono ndang siap-siap" Mbah rayi menyuruh neng Najwa, neng Najwa segera berlari ke kamarnya, terlihat jelas kalau neng Najwa sangat panik dan menitikkan air mata. Sedangkan mbah rayi mengangkat tempe dari penggorengan yang memang sudah matang lalu memasukkan nya ke wadah untuk nanti dimakan di rumah sakit.

Azhar segera menuju ke teras rumah karena tau mbahnya sering menikmati udara malam.

"Mbah, abah mlebet rumah sakit. Mbah kerso nderek mriko mboten? " ucap Azhar to the poin.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Yo wes yo cepet" Mbah roko masuk ke dalam untuk ber siap-siap.

Dan dengan tergesa-gesa mereka masuk ke mobil untuk segera ke rumah sakit Harapan.

----------------

"Dhirga mau kemana? " Tanya Vani melihat adiknya yang berpakaian rapi.

"Pergi" dari jawab nya datar.

"Ya maksudnya pergi ke mana? " Tanya Vani lagi dengan kesal, adiknya ini kalau menjawab pertanyaan tidak pernah menyenangkan.

"Pergi sama temen" jawabnya masih datar.

"Ikut...." Vani merengek.

"nggak usah ah, mbak tuh dari kemarin ikut mulu, kenapa mbak nggak pergi sama temen mbak sendiri? " Tanya Dhirga, niatnya tidak bertanya tapi menolak.

"Ih, nggak papa lah. Temen mbak lagi pada sibuk semua. Ya ya ya" Vani berusaha membujuk adiknya yang tampan ini.

"Ya udah deh iya" Dhirga pasrah, toh mbaknya sekarang tidak begitu cerewet kalau pergi bareng. Alasan Dhirga malas pergi dengan Vani adalah malas mendengar komentar komentar Vani terhadap semua yang ada di jalanan. Tapi kemarin Vani sedikit lebih jinak dan pendiam.

"Nah gitu dong, jadi adik tuh nurut ama mbaknya" Vani ngacir ke kamarnya untuk berganti baju dan kemudian pergi bersama adiknya.

"Kalian mau kemana?" Tanya papa yang baru pulang kerja.

"Pergi jalan bentar pa" Jawab Vani.

"Kog tumben barengan? " Tanya papa heran, kemarin kan dia tidak tau kalau dua anaknya ini juga pergi bersama.

"Kan akhirnya Dhirga sadar pa kalau mbaknya yang baik hati dan tidak sombong juga rajin menabung ini sebenarnya asyik kalau diajak pergi bareng" Vani berujar dengan PD nya. Dhirga hanya memutar bola matanya jengah.

"Pergi dulu, pa. Assalamu'alaikum" pamit Dhirga mengalimi Kevin diikuti Vani.

"Hati-hati. Pulang nya jangan kemaleman" Pesan Kevin yang diangguki Dhirga dan Vani mengacungkan jempolnya.

----------------

"Kamu harusnya beruntung mbak ikut. Coba kalo engga, bisa jadi kambing congek kamu" Ucap Vani berbangga hati pada Dhirga. Karena ternyata temannya yang mengajak pergi itu juga mengajak pacarnya.

"Iya iya" Jwab Dhirga cuek, kesal juga dia dengan teman nya ini, kalau tau dia bakal ngajak ceweknya, Dhirga pasti nggak akan dateng. Kan unfaedah banget.

"eh, btw, emang kamu nggak punya pacar, Ga? " Tanya Vani penasaran, pasalnya adiknya ini dulu playboy nggak pernah lepas dari cewek,kadang cewek nya dua atau malah tiga, tapi saat tau kalau pacaran itu haram, si playboy kelas cabe-cabean ini tobat. Nggak cabe-cabean sih, adiknya ini kan ganteng jadi banyak yang suka. Toh dia juga pintar.

"Kayak lo punya aja" Jawab Dhirga sinis,  tuh kan, adiknya ini kalau menjawab memang tidak pernah mengenakkan.

"Ye ni anak" Vani menjitak kepala adiknya yang lebih tinggi ini.

"Eh? Masak kita cuma muter muter terus. Makan atau minum yuk sambil duduk capek nih jalan mulu" Usul Vani yang diangguki Dhirga, benar juga mereka dari tadi hanya muter muter nggak tau mau kemana dan mau apa.

Akhirnya mereka berjalan ke stan penjual makanan yang memang berjajar di pinggir alun-alun. Memesan bakso dan jus lalu duduk di kursi yang di sediakan.

----------------

Azhar mengemudikan mobil dengan kecepatan yang lebih cepat dari biasanya karena panik ditambah melihat neng Najwa yang terus menangis meskipun tidak mengeluarkan suara. Mbah roko hanya diam sementara mbah rayi menenangkan neng Najwa yang berada di pelukannya.

Saat melewati alun-alun, tak sengaja Azhar melihat cewek dan cowok yang sedang memakan bakso disana. Seolah pernah melihat yang cewek, Azhar sedikit melambatkan laju mobilnya agar tau siapa cewek itu. Dan ternyata itu adalah Alvania.

"Apa cowok itu pacarnya? " Tanya Azhar dalam hati, lebih pada dirinya sendiri.

Azhar yang sedang kalang kabut entah kenapa menjadi semakin tidak karuan begitu melihat Alvania berduaan dengan seorang Lelaki yang sepertinya seumuran, Azhar juga bisa melihat wajah bahagia Alvania karena tertawa meskipun wajah cowok nya hanya datar.

"Har, kenapa jadi lambat? Nggak ada yang ketinggalan kan? " Tanya mbah roko karena laju mobil yang melambat, Azhar yang menyadari itu hanya tersenyum, dia tidak fokus.

"Jangan ngalamun kalau lagi bawa kendaraan, Har" Sambung mbah rayi dari kursi belakang.

"Enggeh, mbah" Azhar mencoba fokus dan melajukan mobilnya dengan cepat kembali.

----------------

mlebet: masuk.
nek saget enggal mriki: Kalau bisa cepat kesini.
mbah rayi: eyang putri.
ya wes kono ndang: ya sudah sana cepat.
kerso nderek mriki mboten: mau ikut kesana engga?.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

He Is mine (END, Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang