"Jangan lagi ya, kang. Takut nanti ada fitnah datang" _Vani
----------------
"Bagaimana soalnya tadi? Kalian bisa menjawabnya?" Tanya Agam di warung makan, ya kami memang tidak di restoran. Kami lebih menyukai tempat makan lesehan.
Agam, Fezral, Ilham, dan Anam duduk terpisah dengan Vani dan santri putri lainnya.
Meskipun kami tidak sedang di pesantren, tapi kami tetap lah santri yang harus tau batasan antara laki laki dan perempuan di manapun itu.
Terlebih untuk Vani yang mati matian menahan perasaannya. Dari tadi kang Fezral menaruh perhatian padanya.
Puisi kang Fezral yang mengatakan kalau kang Fezral masih mencintai Vani terus terngiang dalam benak Vani.
Tiba-tiba Vani membandingkan sikap Fezral dan Azhar.
'Astaghfirullah... dosa, Van' batin Vani.
"Alhamdulillah, kang. Doanya aja" Jawab Ilham sambil nyengir kuda. Agam menjawab dengan tersenyum.
Selesai makan mereka kembali ke MANA jadda wa jadda. Saat mereka masuk, mereka kembali terkagum dengan desain bangunan sekolah yang lebih mirip museum ini.
Mereka berjalan masuk ke aula sekolah yang sudah penuh sesak dibanjiri siswa siswi yang menunggu pengumuman.
Di waktu yang sudah di tentukan, ketua panitia penyelenggara KSMO naik di atas podium. Begitu sang ketua mengucapkan beberapa kalimat pembukaan, aula yang tadi bising oleh siswa siswi langsung senyap. Bahkan jangkrik saja seperti nya enggan untuk bersuara.
Pengumuman pemenangnya dimulai dari bidang geografi, sosiologi dan seterusnya dengan dipenuhi sorak sorai setiap nama dipanggil.
Pengumuman yang seharusnya bisa hanya menghabiskan waktu setengah jam dan menjadi satu setengah jam karena riuh nya sorak sorai yang sulit diredam kan.
Setelah pengumuman panjang itu selesai, siswa siswi yang tidak mendapat juara boleh keluar dan pulang.
Alhamdulillah, pesantren Al-Asyrof mendapatkan juara paling banyak diantara diantara madrasah yang lain. Yaitu empat piala.
Alvania Nu'af Zelefa juara dua bidang matematika. Putri Kartika juara satu bidang geografi. Ahmad Anam juara dua bidang Sosiologi dan Kalina Misya juara satu harapan bidang Biologi. Meskipun begitu, Ana, Ilham, dan Mia tetap ada di dalam aula menemani teman mereka yang meraih juara.
"Congratulation buat kalian" ucap Ana terharu.
"Kayaknya shalawat kamu beneran sampai ke Rasulullah, Nam" Ilham melontarkan canda nya dan semua tertawa.
"Aku beneran nggak bisa ngungkapin seneng nya aku" Putri mengibas kibaskan tangannya menahan air mata harus yang siap tumpah.
"Sama" lalu kami para cewek cewek berjingkrak an sementara yang cowok hanya tersenyum.
Setelah itu penyerahan piala dan piagam untuk yang berhak mendapatkan dan dilanjutkan sesi foto.
Vani memilih untuk foto urutan terakhir agar bebas dan tidak terlalu menjadi sorotan.
Semua madrasah sudah keluar dan kini giliran madrasah Al-Asyrof. Antara santri putri dan santri putra tetap menjaga sedikit jarak.
"Vani" panggil kang Fezral.
"Ya?" Vani menengok ke arah kang Fezral.
"Ini, selamat ya" kang Fezral memberikan boneka tangan berbentuk hello kitty ke Vani.
"Karena kamu udah banggain Al-Asyrof" Jelas kang Fezral melihat wajah bingung Vani sambil tersenyum.
"Yang lain juga dikasih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is mine (END, Segera Terbit)
Teen Fictiontentang Alvania yang tidak pernah menduga akan apa yang terjadi pada hidup nya ini cerita berlatar pesantren dan kehidupan santri peringkat yang pernah diraih # 1 dalam jurusan