05 - Jihan
Tatapan Arkha lurus ke depan. Entah apa yang tengah lelaki itu lihat, Jihan tak ingin ambil pusing.
"Aku udah bicara jujur tentang perjodohan ini. Apa kamu bakal merubah keputusanmu dan nolak dijodohin sama aku?" tanya Jihan setelah bosan dengan diamnya.
"Buat apa? Sekalipun aku nolak dijodohin sama kamu, kakek bakal tetep ngejodohin aku sama cewek lain."
"Apa kamu gay?" Pertanyaan Jihan terlalu tiba-tiba hingga membuat Arkha menyemburkan minuman di mulutnya.
Kali ini gantian, Jihan yang menyodorkan sapu tangan tadi ke depan Arkha.
"Pake yang sebelah sini. Yang ini udah kotor kupake tadi." Jihan menunjuk bagian yang masih bersih namun bukannya mendengarkan, Arkha malah melap mulutnya dengan bagian yang sudah Jihan pakai tadi.
"Itu bekas bibir---"
"Telat!" ketus lelaki itu.
"Padahal tadi udah dikasih tahu!" gerutu Jihan pelan.
"Aku dengar, Jihan."
Jihan segera mengunci rapat mulutnya saat Arkha menoleh, menatapnya cukup tajam sampai membuat Jihan merinding sendiri.
"Aku bukan gay, orientasi seksualku normal dan aku masih suka cewek."
"Oh, okay. Terus kenapa kamu gak punya calon istri? Atau minimal pacar gituh buat dibawa ketemu kakek?"
"Kenapa kamu ingin tahu?"
"Ya--- gak papa sih, cuman nanya aja."
Arkha terdiam cukup lama sebelum kembali menjawab. "Aku terlalu sibuk kerja. Gak ada waktu buat pacaran."
Oh, satu kesimpulan yang Jihan dapat. Arkha ini seorang workaholic makanya tidak punya pacar. Dan kemungkinan saat menikah nanti pernikahannya hanya sebuah status, Jihan tidak perlu takut lelaki itu akan macam-macam padanya.
"Jadi?" tanya Jihan memastikan.
"Jadi?" Arkha balik bertanya tak mengerti.
Jihan mendengus. "Iya, jadi kamu bakal tetep nerima perjodohan ini 'kan?"
"Kalau aku nolak?"
"Sebaiknya jangan, aku gak mau matahin tulang tangan kamu, Arkhana."
Tawa remeh terdengar. "Waw, apa itu sebuah ancaman?"
"Terserah kamu mau nganggapnya apa."
"Kalau gitu aku bakal nolak."
"Heh!"
"Kenapa?"
"Katanya tadi gak bakal nolak?!"
"Terserah aku lah, kamu juga udah nerima uang dari kakek 'kan?"
"Tapi itu gak bakal cukup! Aku udah nyuruh ayahku buat dirawat masa aku suruh pulang lagi ke rumah?!"
Arkha terkejut. "Ayah kamu sakit?"
"Enggak!" balas Jihan seraya memalingkan muka.
Arkha terdiam sesaat. Entah apa yang tengah lelaki itu pikirkan. Jihan tak mau peduli. Ia hanya butuh persetujuan Arkha untuk menerima perjodohan ini.
"Okay, aku bakal terima perjodohan konyol ini."
Arkha akan menganggap ini sebagai simbiosis mutualisme. Jihan dapat uang, dan ia terbebas dari desakan kakek untuk segera menikah.
Di sampingnya, Jihan menoleh kaget. Ia pikir Arkha benar-benar akan berubah pikiran setelah mendengar alasan mereka dijodohkan. Sejujurnya perasaannya tak tenang. Ia gelisah mengingat persyaratan dari kakek kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. Arkha
RomanceSelamat datang di We Got Married seri 2! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...