30 - Jadi Keluarga HarmonisGara-gara semalam susah tidur, pagi ini Jihan bangun telat. Mata lentik itu baru terbuka saat cahaya matahari mulai berlomba masuk melewati celah gorden.
Jihan mengerjapkan mata perlahan, melirik samping kanannya yang sudah kosong dan terasa dingin. Sepertinya Arkha sudah lama meninggalkan tempat tidur.
Ceklek
Pintu kamar terbuka. Muncul Arkha dengan nampan berisi dua gelas susu di tangan dan empat lembar roti di piring.
"Udah bangun, Ji? Sarapan dulu sebelum olahraga."
Jihan baru sadar kalau Arkha sudah siap dengan celana trainingnya.
"Kamu beneran mau olahraga, Kha?" Pertanyaan yang sebenarnya tidak membutuhkan jawaban.
"Iya. Emang kamu enggak?"
Jihan menggeleng. "Aku jalan santai aja deh nanti."
"Ya udah mending sekarang bangun, cuci muka. Kita sarapan."
Jihan masih diam di atas kasur. Rasanya sedikit aneh saat melihat Arkha yang bangun lebih awal darinya apa lagi sudah menyiapkan sarapan untuk mereka. Padahal biasanya ia yang melakukan semua itu setiap pagi.
"Kenapa bengong?" tanya Arkha.
"Hah?"
"Kamu gak mau cuci muka? Gak laper?"
"Iya ini juga mau cuci muka." Dengan begitu Jihan bangkit dari kasur, berjalan ke kamar mandi untuk memcuci muka.
Setelah mencuci muka, Jihan duduk di tepi ranjang sedangkan Arkha berdiri di samping jendela.
"Udara pagi di sini masih seger banget ya gak kaya di Jakarta." Seteguk susu membasahi tenggorokannya membuat Arkha mendesah pelan menikmati pagi harinya.
"Ibu gak protes waktu kamu bawa makanan ke kamar?" Bukan apa-apa, hanya saja Jihan tidak pernah melakukan itu. Mereka terbiasa sarapan bersama di meja makan.
Arkha menggeleng. "Ibu ngerti kali kalau aku mau bawain sarapan buat istrinya yang masih tidur."
"Harusnya kamu gak usah repot-repot, Kha. Tinggal bangunin aku terus kita sarapan bareng yang lain."
"Tapi tadi ibu sendiri yang nyuruh aku bawa sarapan ke kamar."
"Masa?"
"Iya. Buruan minum susunya keburu dingin nanti gak enak."
Jihan mengambil gelas di atas meja. Ia baru sadar kalau di kamarnya ada meja. Seingatnya ini adalah meja belajar yang sudah ia pindahkan ke kamar Nana karena sudah tak berguna juga di simpan di kamarnya.
Mereka menikmati sarapan dalam diam. Hingga roti di piring habis dan keduanya memutuskan untuk keluar kamar.
***
Dipimpin oleh Nana, olahraga pagi pun dimulai. Arkha dan Nana yang lari pagi sedangkan Jihan dan ayahnya hanya jalan santai menuju lapangan tak jauh dari rumah.
Membiarkan menantu dan anak bungsunya berlari di depan sana, Brian memilih jalan santai bersama anak sulungnya.
"Gimana kabar kamu sekarang, Nak?"
Jihan menoleh lalu tersenyum. "Seperti yang ayah lihat, Jihan baik-baik aja, Ayah."
"Jantungmu? Apa masih sering terasa sakit?"
Jihan menggeleng pelan. "Udah jarang."
"Kalau ada apa-apa jangan sungkan beritahu ayah ya?"
Gadis itu mengerucutkan bibirnya, merajuk. "Iya. Ayah gak usah terlalu mikirin Jihan. Pikirin aja kesehatan ayah sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. Arkha
RomanceSelamat datang di We Got Married seri 2! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...