🍃 Epilog 2 - Honeymoon

649 96 15
                                    

Epilog 2 - Honeymoon

Suara tangisan bayi memenuhi ruangan, mencipatakan senyum indah di wajah perempuan muda yang sekarang sudah menjadi seorang ibu.

"Selamat Nyonya Derren, bayi anda laki-laki."

Resya membuka mata lebar-lebar menatap sang anak yang masih berada di gendongan suster. Dengan segenap tenaga yang tersisa, ia rentangkan tangan menerima bayi yang masih berlumur darah itu ke dalam dekapan, merasakan detak jantungnya di sana.

Sedangkan di sampingnya Aresh sudah menangis haru menatap malaikat kecil yang kini hadir di hidupnya.

"Om, anak kamu ganteng kaya ayahnya."

Tangis Aresh makin menjadi. Ia cium dahi Resya lembut penuh sayang.

"Terimakasih, Ca. Terimakasih sudah mau menjadi istri saya dan menjadi ibu dari anak saya."

Resya tersenyum, menatap Aresh dan si bayi bergantian. "Makasih juga udah jadi suami aku dan ayah yang baik buat dede bayi."

Suster kembali mengambil bayi tersebut untuk dimandikan sedangkan dokter segera menyelesaikan proses persalinan si ibu bayi.

***

Semua keluarga sudah berkumpul di depan ruang bersalin. Arkha yang baru datang segera mengabsen satu-persatu orang-orang yang ada di sana. Tak ada Aresh, berarti proses bersalin masih berlangsung di dalam sana.

Saat dokter keluar, mereka yang menunggu di depan ruangan serentak berdiri.

"Bagaimana dokter keadaan cucu saya dan bayinya?" Ibunya Tara segera bertanya.

"Alhamdulillah, ibu dan bayinya selamat."

Semuanya bernafas lega.

"Bayinya laki-laki atau perempuan, Dok?" tanya Arkha tak sabaran.

"Bayinya laki-laki. Pihak keluarga bisa menjenguknya setelah pasien dipindahkan ke ruang rawat nanti."

Arkha tersenyum senang. Ia akan menyayangi keponakan pertamanya itu sepenuh hati. Memastikan anak itu menjadi pewaris Derren nanti.

"Terimakasih banyak dokter."

"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi."

Mereka kembali duduk di kursi tunggu. Bedanya kali ini dengan perasaan lega dan bahagia. Jeya bahkan sampai menangis karenanya.

"Akhirnya aku punya keponakan juga." Walau ia sangat menginginkan keponakan perempuan, tapi bayi laki-laki juga pasti tetap lucu.

Arkha merogoh handphone di saku lalu mengetikan sesuatu pada seseorang. Tentu saja kegiatannya tersebut tak luput dari perhatian kakek Jay.

Lelaki tua itu menghela nafas berat. Mungkin ini saatnya ia menyerah pada si cucu kedua. Tak apa jika Arkha tetap pada pendiriannya, setidakmya ia sudah punya cicit pertama yang akan mewarisi Derrens nanti.

Kadang kakek Jay bingung. Di saat anak-anak lain bersaing untuk mendapatkan posisi sebagai pewaris perusahaan, kenapa cucu-cucunya malah menghindar dan menjadikan semua itu seolah beban? Apa mereka tidak tahu bagaimana dulu kakek susah payah merintis usahanya dari nol hingga besar seperti sekarang?

"Karena kakek udah punya cicit dari mas Aresh. Tolong jangan nagih cicit dari kami," ucap Ardan tiba-tiba. Sepertinya si cucu ketiga juga sangat tertekan hidupnya.

Kakeh Jay lagi-lagi menghela pelan. "Kamu tahu kenapa kamu bisa punya dua kakak laki-laki tapi hanya satu adik perempuan, Dan?"

Ardan menoleh pada Arkha, tapi Arkha juga tak tahu apa-apa. Memangnya ada alasan di balik kelahiran mereka berempat?

WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. ArkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang