Komen juseyoooo :)
39 - Kesalahan Itu
Jendela kaca kafe siang itu menjadi saksi kebisuan Arkha. Tubuhnya membeku dengan sinar redup menatap seseorang yang kini tengah meracik kopi di dalam kafe sana.
Jihannya, istrinya, terlihat sangat lihai meracik setiap kopi pesanan pelanggan. Senyum ramah selalu ia umbar, walau sesaat kemudian kembali hilang bersama dengan perginya para pelanggan dengan kopi di tangan.
Sudah 30 menit berlalu sejak Arkha sampai di sebrang kafe itu. Ia masih diam di tempatnya tanpa niatan beranjak sedikitpun. Matanya masih setia memperhatikan setiap gerak gerik Jihan meski berbagai pertanyaan mulai memenuhi kepala.
Apakah Jihan baik-baik saja selama mereka berpisah? Apakah Jihan makan dengan baik saat jauh darinya? Apakah luka bekas kecelakaan saat itu sudah sembuh dan Jihan sudah hidup bahagia tanpanya?
Atau justru sebaliknya?
Saat matanya tak sengaja melirik kruk di samping meja kasir saat itulah Arkha sadar, Jihan tidak pernah baik-baik saja. Sama seperti dirinya.
Jam menunjukan pukul 2 siang. Dari tempatnya berdiri bisa ia lihat Jihan yang mulai beranjak masuk ke bagian dapur kafe membuat Arkha menghela nafas kecewa karena tak bisa lagi melihat paras manisnya.
Saat tengah meratapi kekecewaannya, pintu kafe tiba-tiba terbuka. Arkha sontak mendongak menatap seseorang yang baru keluar dari sana. Seseorang dengan tas selempang berwarna cream dan poni tipis tertiup angin tengah berjalan pelan di trotoar.
Arkha menyaksikannya. Bagaimana Jihan kesulitan berjalan dengan mengapit kruk di antara lengan dan tubuhnya.
Arkha masih diam di sana. Entah apa yang ia tunggu. Pikirannya kacau saat ini. Ingin menyapa Jihan namun rasa bersalah terlalu membelenggu membuat nyalinya ciut seketika. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika mereka bertemu nanti. Apakah Jihan akan tersenyum padanya atau justru memakinya. Apakah Jihan akan memaafkannya atau justru membencinya.
"Jihan!"
Panggilan itu keluar begitu saja dari mulut Arkha.
Hal pertama yang ia lihat adalah gerakan kaki Jihan yang spontan berhenti. Arkha segera berlari menghampirinya hingga kini hanya berjarak beberapa meter di belakang Jihan.
"Jihan?" Arkha kembali mengulang panggilannya hingga gadis yang ia panggil namanya berbalik.
"Ar-Arkha?!" Kentara sekali raut terkejut di wajah Jihan. Ekspresi kagetnya membuat Arkha berteriak gemas dalam hati.
"Kamu apa kabar ... Jihan?"
Jihan masih diam. Tatapannya terpaku pada Arkha sebelum kemudian menggeleng pelan.
"Ya ampun Jihan, ini masih siang jangan ngehalu! Gak mungkin banget Arkha tiba-tiba ada di sini, mana cuman koloran doang lagi kaya baru bangun tidur!" Jihan kembali berbalik melanjutkan langkah sedangkan Arkha hanya melongo mendengar gumaman tersebut.
Ia menunduk melihat penampilannya. Ya, memang hanya kaos hitam polos dengan celana hitam selutut yang saat ini ia kenakan. Toh Juan juga tidak mengatakan hadian yang akan ia terima makanya Arkha tidak berdandan. Kalau tahu hadian yang dimaksud sahabatnya adalah Jihan sudah jelas Arkha akan berdandan agar terlihat lebih rapi dan tampan.
Menyadari Jihan yang sudah kembali berjalan di depannya, Arkha kembali berlari mengejar. Kali ini ia menahan tangan Jihan hingga gadis itu berbalik.
Deg!
Jantung Arkha serasa berhenti berdetak.
"Jihan, kamu ... kenapa nangis?"
Tanganya dengan cepat terulur menghapus air mata di pipi Jihan.

KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. Arkha
RomanceSelamat datang di We Got Married seri 2! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...