🍃 11 - Si Bungsu Derren

468 109 16
                                    

11 - Si Bungsu Derren
 

Kamis pagi mobil hitam itu sudah terparkir cantik di halaman rumah kost Jihan. Jihan segera keluar kamar saat mendapati telpon dari Arkha yang mengatakan bahwa dirinya sudah sampai.

"Hai!" Pemuda itu menyapa. Jihan sedikit tertegun melihat penampilan Arkha yang terlihat berbeda tanpa kemeja di tubuhnya. Lelaki itu memakai kaos putih polos yang dibalut jaket denim. Tampan, Jihan akui itu.

"Oh, hai!" balas Jihan lalu mendudukan tubuh di samping kursi kemudi. Sesaat kemudian mobil mulai melaju membelah jalanan kota.

"Udah sarapan?" Sepertinya menanyakan perihal sarapan sudah menjadi hobi Arkha akhir-akhir ini.

"Belum."

Arkha menghela nafas pelan. "Kebiasaan."

"Ini masih terlalu pagi," sahut Jihan malas. Arkha hanya mengangguk saja tak ingin berdebat di pagi hari karena Jihan kadang  memang sebandel itu untuk makan tepat waktu.

"Ya udah nanti sarapan di jalan."

"Em Arkha?" panggil Jihan sedikit ragu.

"Hm?"

"Nana minta oleh-oleh kerak telor, kira-kira pagi gini udah ada yang jualan belum, ya?"

"Belum lah, Jihan. Masih pagi gini. Nanti aja aku ajak dia ke Jakarta biar dia beli langsung nanti di tempat langganan si Jeya."

"Jeya siapa?"

"Adik bungsuku. Nanti aku kenalin sama dia kalau kamu gak sibuk."

Suasana mobil terlalu sepi, Arkha memilih menyalakan lagu dari playlist-nya.

"Suka lagu apa?"

"Aku suka lagunya BTS - Lost."

Ckiit!

Mobil berhenti mendadak membuat Jihan hampir terantuk dashboard mobil untung saja ia sudah memakai seatbelt.

Belum sempat ia protes, Arkha sudah lebih dulu bertanya. "Sejak kapan suka lagu itu?"

"Udah lama sih, dulu gak sengaja denger sampe akhirnya keterusan gara-gara suka sama suara penyanyinya."

Mendengar banyak pengendara di belakang sana membunyikan klakson, Arkha kembali menjalankan mobilnya, sebelum akhirnya kembali menepi di tempat yang agak sepi.

"Jujur sama aku. Kamu kenal aku 'kan?"

Jihan mengerjap. "Ha?"

Tangan Arkha terangkat mencengkram bahu Jihan sedikit kuat. "Kamu sengaja pura-pura lupain aku, iya?" Namun yang ia dapat hanya tatapan polos dan raut bingung di wajah gadis itu.

"Arkha? Kamu ngomong apa?"

Arkha tak menjawab. Lelaki itu mengusap wajah prustasi, menghela nafas berulang kali lalu kembali melajukan mobilnya.

"Arkha maksud ucapan kamu tadi apa?" tanya Jihan lagi.

"Gak papa, yang barusan jangan dipikirin, aku--- aku cuman ngerjain kamu doang," sahut Arkha dengan senyuman jahilnya.

Padahal Jihan sudah kaget bukan main. Ia pikir Arkha bicara serius. "Bisa-bisanya kamu ngerjain aku kaya gitu?!"

"Lho, kamu marah?"

"Menurut kamu?"

"Maaf deh, aku tadi cuman bercanda doang." Arkha segera memutar lagu pilihan Jihan. "Nih lagunya aku putar buat kamu."

Jihan cemberut tapi tak bisa dipungkiri ia senang mendengar lagu itu.

"Kok lagunya ada di playlist kamu?"

WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. ArkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang