33 - I'm Not Superhero
Pagi hari, Arkha terbangun dengan sakit di kepalanya. Ia segera berlari ke westafel lalu memuntahkan isi perut yang terasa bergejolak. Astaga ia terlalu banyak minum alkohol tadi malam.
Ini semua gara-gara Juna.
Arkha bertemu Juna di night club tadi malam. Niatnya ke sana hanya untuk menghilangkan penat di otaknya yang sudah diperas untuk bekerja seharian. Siapa sangka malah bertemu rival semasa SMA dulu.
"Dunia emang kecil, ya, Lang. Padahal dulu kita ketemu waktu sekolah di Bandung," ujar Juna yang baru saja mendudukan tubuh di sampingnya. Memesan minuman ke pada bartender lalu kembali mengalihkan atensi padanya.
"Gue ngelihat berita pernikahan lo sama Jiana--- ah, bukan, tapi Jihan. Lo gak mungkin nikah sama Jiana sih, dia 'kan cuman manfaatin lo doang waktu itu." Juna berujar tanpa dosa membuat Arkha muak mendengarnya.
"Lo kalau cuman mau ngebacot doang mending pergi aja! Mulut lo terlalu busuk, Jun!"
"Woy, calm down bro! Ketua osis kita ini masih aja meledak-ledak ya?" Juna tertawa. "Lo sekarang udah sukses ya, Lang? Bukan lagi pecundang kaya dulu."
"Maksud lo apa?"
"Dulu lo emang pecundang, Elang. Lo itu ketua osis yang kabur dari tanggung jawabnya cuman gara-gara diputusin cewek."
Mati-matian Arkha menahan kepalan tangan di sisi tubuhnya agar tidak melayang menonjok wajah menyebalkan itu.
"Udah gitu ceweknya murahan lagi, malah milih sahabat---"
Bugh!
Satu pukulan mendarat di rahang Juna. Arkha habis kesabaran.
Ia mungkin bisa menahan amarah jika yang Juna hina adalah dirinya, tapi tidak jika gadis itu yang dibawa-bawa. Seburuk apapun dia, Arkha tidak akan rela.
Bugh!
Juna membalas pukulan itu, mengenai pelipis Arkha hingga mengeluarkan sedikit darah. Tak tinggal diam, kepalan tangan Arkha kembali melayang ke pipi Juna. Arkha ingin kembali melayangkan pukulannya, tapi gagal karena Juan keburu datang melerai.
"Woy ada apa nih, jangan ribut di sini!" Juan segera menjauhkan keduanya. "Kha, lo ngapain berantem di sini, sih?"
Arkha melepaskan pegangan Juan di tubuhnya. "Dia yang cari gara-gara duluan sama gue, Wan."
"Kita bisa pake cara halus, kenapa lo main kasar?!" Juan menekan suaranya agar tidak berteriak.
Di depannya Juna menyeringai. Menyentuh hidungnya yang berdarah juga rahangnya yang terasa kaku karena pukulan Arkha. "Lumayan juga pukulan lo."
"Itu cuman peringatan kecil dari gue. Sampe gue denger lo ngejelekin dia lagi, gue bikin hidup lo hancur!" Lalu Arkha berjalan keluar dari tempat itu.
Di belakangnya, Juan mengekor. "Kita obatin dulu luka di pelipis lo, nanti Jihan khawatir kalau tahu lo luka gini."
Mendengar nama Jihan, amarah Arkha kembali meledak. Ia membawa mobilnya ugal-ugalan menerobos lampu merah.
"Arkha lo gila?!" Di sampingnya, Juan melotot kaget. Ia belum ingin mati, kenapa sahabatnya menyetir mobil seperti orang kesurupan begini.
Mobil berhenti menimbulkan decitan keras permukaan ban dan paving block di bawahnya. Mereka turun. Juan baru sadar ke mana Arkha membawanya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. Arkha
RomanceSelamat datang di We Got Married seri 2! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...