38 - Ulang Tahun Arkha
Pada akhirnya Arkha tidak pergi sendiri, ada Juan yang setia menemani meski disertai gerutuan kesal karena dipaksa ikut ke Garut olehnya.
"Ngedumel mulu kaya cewek pms lo." Arkha memakai kacamatanya lalu turun dari mobil membiarkan Juan memberikan kunci mobil pada penjaga hotel.
"Ya gimana gue gak ngedumel coba, jelas-jelas gue lagi banyak kerjaan di kantor tapi malah lo seret ke sini!" Juan menarik satu koper dan tas ransel mengikuti langkah Arkha menuju reseptionis untuk konfirmasi data sekaligus meminta kunci kamar masing-masing. Setelah mendapatkan kunci kamar masing-masing mereka kembali berjalan menuju lift.
"Kerjaan lo bisa nanti-nanti, lagian gue udah nyuruh orang buat handle," ujar Arkha menenangkan karena Juan masih menggerutu di sampingnya.
"Tapi gue gak percaya sama kerjaan orang, gue lebih suka ngerjain semuanya sendiri."
"Dan ngebiarin bos lo yang ganteng ini rapat sendirian? Minta dipecat emang lo, Wan."
Juan hanya berdecak. Keluar dari lift lalu berjalan cepat menuju kamarnya yang berada tepat di samping kamar Arkha. "Nih koper lo!"
Arkha menerimanya. Membiarkan Juan masuk ke kamarnya untuk beristirahat sebelum bertemu client sore nanti. Ia sendiri masuk ke kamarnya menyeret koper yang tadi dibawakan Juan dari lobi. Ah, sebernarnya apa sih yang dimasukan Juan ke dalam kopernya? Kenapa berat sekali?
Karena penasaran, sesampainya di dalam kamar Arkha segera membuka kopernya. Ia harus dibuat cengo melihat banyaknya baju di dalam koper, tentu dengan segala kebutuhan skin care dan yang lainnya.
Hal yang membuat Arkha bingung, kenapa Juan memasukan baju sebanyak ini di saat mereka hanya akan tinggal untuk dua hari satu malam di sini? Mereka ke Garut untuk bekerja bukan liburan, Juan saja hanya membawa satu tas ransel kecil untuk keperluannya, kenapa Arkha harus membawa satu koper penuh begini?
"Emang harusnya gak gue ijinin dia nyiapin barang bawaan gue kemarin." Arkha mendesah pasrah, menutup kembali kopernya lalu segera membaringkan tubuh ke kasur. Mungkin tidur sebentar bukan ide yang buruk untuk memulihkan tenaganya yang terkuras selama hampir setengah hari perjalanan ke sini.
***
Sore menjelang. Setelah dibangunkan oleh telpon dari Juan 30 menit lalu, Arkha sudah siap dengan kemeja rapi tanpa balutan jas lagi. Juan bilang Mr. Krist ingin pertemuan yang semi formal karena itu mereka memilih sebuah kafe pinggir pantai sebagai tempat pertemuan mereka.
Mereka berangkat ke kafe menggunakan mobil Arkha. Sesampainya di sana cuaca sudah teduh dengan semilir angin yang terasa sejuk di kulit.
"Inget inget jalan ke sini!" Sudah lebih dari dua kali Juan mengatakan kalimat yang sama membuat Arkha merotasikan bola mata malas.
"Ngapain gue inget-inget? Kan ada lo ya lo aja yang nginget jalannya. Lagian Mr. Krist juga gak mungkin liburan di sini mulu 'kan? Kalau nanti kita ada jadwal meeting pasti di tempat lain."
"Nurut aja kenapa kalau gue bilangin."
Pada akhirnya Arkha hanya manggut-manggut. Langkahnya ia bawa mengikuti Juan yang menuju ke arah satu-satunya kafe di pinggir pantai tersebut.
Dari luar, kafe dua lantai tersebut terlihat minimalis dengan desain klasik yang sebenarnya terasa kurang cocok dengan tempatnya yang berada di pinggir pantai. Namun saat ia masuk, Arkha menyesali penilaiannya beberapa saat lalu.
Kafe tersebut ternyata lumayan besar dengan beberapa pernak pernik kerang dan hewan laut yang terpajang di rak samping. Tak lupa ukiran batu karang terlihat sangat cantik menghiasi rak tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. Arkha
Roman d'amourSelamat datang di We Got Married seri 2! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...