🍃 08 - Sepulang Liburan

440 107 14
                                    

08 - Sepulang Liburan

Setelah puas main di pantai. Mereka pulang. Namun kali ini mereka berpisah di jalan. Arkha dan Jihan memilih mampir dulu ke restoran sedangkan Yuta dan Wina segera pulang, karena gadis itu terlalu kelelahan.

"Mau pesen apa?" tanya Arkha.

"Terserah."

Arkha menghela nafas sembari menutup buku menunya. "Tadi pagi kamu bilang terserah, tapi pas aku tawarin bubur ayam ternyata gak mau."

Jihan berdehem, sedikit malu mengingatnya. "Ya udah bentar." Ia mulai mencari menu makan malam yang sekiranya enak. Namun, bukannya segera memesan makanan, gadis itu malah menutup buku menunya seraya berbisik. "Kita makan di tempat lain aja, yuk?"

"Kenapa?"

"Di sini mahal banget harganya."

"Aku yang bayarin---"

"Justru itu! Aku gak mau banyak hutang sama kamu."

"Ini bukan hutang---"

"Ini juga bukan nafkah! Kita 'kan belum menikah!"

Arkha tersenyum jahil. "Kode minta buru-buru dinikahin?"

Kode apaan sih! Jihan mengerang dalam hati.

"Jangan bercanda bisa gak sih?"

"Gak bisa."

"Arkha!"

Arkha terkekeh melihat wajah kesal Jihan yang menurutnya malah terlihat lucu. "Ya udah iya. Kenapa?

"Kamu dari tadi bercanda mulu deh!" Gadis itu semakin merengut kesal.

"Soalnya kalau lagi kerja aku gak bakal bisa bercanda."

"Tapi 'kan aku barusan nanya serius." Wajah Jihan memerah. Entah karena kesal atau karena malu, Arkha tak tahu, yang jelas ia segera meredakan tawanya.

"Kamu marah?"

"Gak!"

"Maaf deh, sekarang serius, nih. Jadi kenapa?"

Jihan bersumpah sifat Arkha jauh dari ekspektasinya. Ia pikir Arkha adalah pribadi kaku mengingat posisinya yang seorang direktur perusahaan. Apa lagi saat pertama bertemu dulu ia tidak banyak bicara.

Siapa sangka itu hanya topeng belaka. Jihan pikir itu hanya cara Arkha menjaga image di depan banyak orang. Karena nyatanya pemuda itu sangat bawel dan menyebalkan saat tengah berdua dengannya.

"Kita pindah yuk? Nyari makan di tempat lain aja."

"Kita udah masuk ke sini masa keluar lagi." Melihat raut Jihan yang ditekuk, Arkha kembali melanjutkan. "Kali ini aja. Lain kali kita makan di tempat lain terserah kamu mau di mana juga."

Lain kali?

"Emang kita bakal makan bareng di luar lagi?"

"Emang kamu maunya makan bareng di mana? Di apartmentku? Aku sih gak masalah."

"Ck! Aku gak bilang mau makan di apartment kamu!"

"Terus di mana? Yang pasti jangan di kostan kamu juga 'kan?"

Kening Jihan mengernyit seolah bertanya. Emang kenapa?

"Kost kamu 'kan khusus putri, risih kalau makan di ruang tamu sedangkan penghuni kost yang lain lalu lalang di belakang kita."

Jihan merotasikan bola mata malas. "Maksud aku, emangnya kapan kita bakal makan bareng lagi? Aku gak bilang mau makan bareng kamu lagi."

Raut wajah Arkha yang terlihat begitu tersakiti setelah mendengar ucapannya membuat Jihan tak enak hati. "Lagian kamu juga sibuk," lanjutnya buru-buru.

WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. ArkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang