28 - Jadi Istri Berbakti
Jihan terbangun dari tidur lelapnya. Saat merasakan kasurnya yang empuk dan luas, gadis itu langsung terperanjat dan hampir terjungkal dari kasur saking kagetnya.
"Kok aku di kamar?!" Seingat Jihan tadi malam ia menunggu Arkha pulang di ruang tengah.
Ia menoleh kanan kiri. Memang benar ini adalah kamarnya, tapi kapan ia pindah ke kamar?
"Jangan bilang kalau Arkha yang mindahin aku ke kamar?! Ya ampun, Jihan!" Ia terus merutuki kebodohannya sampai lupa kalau jarum jam terus berputar dan pagi pun menjelang.
Tak ingin membuang waktu, Jihan segera turun dari kasur lalu berjalan cepat ke kamar mandi. Ia harus segera menyiapkan sarapan untuk Arkha.
***
Sarapan berjalan tenang seperti biasa. Jihan masih menahan diri untuk tidak menanyakan perihal kepulangan Arkha tadi malam juga dirinya yang terbangun di kamar tadi pagi.
"Aku kayanya bakal pulang telat lagi nanti malam, Ji." Arkha buka suara sesaat setelah menelan roti di mulutnya.
"Masalah di kantor cabang itu serius banget ya?" Mendengar nada khawatir dan tatapan cemas Jihan tak ayal membuat perasaan hangat menelusup ke dalam dada. Arkha menggeleng pelan.
"Gak seserius itu kok, Ji. Cuman masalah kecil, tapi kalau gak segera dibasmi sampai ke akarnya bisa merambat dan bikin masalah baru 'kan?"
Jihan hanya manggut-manggut. Ia tidak tahu masalahnya apa, tapi melihat Arkha yang masih tersenyum santai menanggapi pertanyaannya, Jihan yakin semua pasti baik-baik saja.
"Em, semalam pulang jam berapa?" tanya Jihan ragu-ragu. Selama menjadi istri Arkha ia selalu membatasi diri dari hal yang bersifat pribadi membuat Arkha juga kadang bingung untuk memulai obrolan, tapi sekarang malah dirinya yang menanyakan hal pribadi ke pada Arkha. Sangat wajar bukan kalau saat ini Jihan sedikit merasa canggung dengan pertanyaannya sendiri?
"Aku pulang jam tiga. Oh iya, semalam kamu nunggu aku pulang ya?"
"Enggak." Dan gadis itu masih berani mengelak.
"Tapi aku lihat kamu ketiduran di sofa lho," goda Arkha.
"Jadi bener kamu yang mindahin aku ke kamar?" tuduh Jihan.
Arkha mengangguk kaku. "Aku cuman gak mau kamu bangun dengan badan pegel gara-gara tidur di sofa. Sorry kalau menurut kamu itu gak sopan."
"Em, gak papa sih. Aku gak berpikir sejauh itu kok, cuman ya aku gak mau ngerepotin kamu aja."
Tcih, bohong sekali. Jelas tadi pagi pikiran Jihan sudah suudzon duluan saat tiba-tiba terbangun di dalam kamarnya.
"Em, makasih dan maaf ngerepotin."
"Gak masalah, Ji. Ya udah aku berangkat ya, inget jangan begadang dan jangan nungguin aku pulang."
Jihan mendengus malas. "Gak ada yang bakal nungguin kamu pulang, Arkhana." Yang tentu saja dibalas dengan kekehan pelan oleh yang lebih tua.
***
Jihan harus dibuat terkejut saat tiba-tiba sepasang kekasih bertamu ke apartmennya.
"Kok kakak gak bilang mau main ke sini? Ayo masuk, Kak!" Ia membuka pintu lebar. Meski belum ijin pada Arkha untuk menerima tamu ke apartmen, tidak mungkin 'kan ia menyuruh Yuta dan Wina tetap berdiri di luar?
Jihan segera ke dapur membuatkan minum untuk kedua tamunya lalu segera kembali menyuguhkan minuman tersebut bersama dengan cemilan di toples. Ah, itu cemilan miliknya, Arkha jarang sekali ngemil jadi stok cemilannya lebih banyak yang manis dari pada yang gurih.
KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. Arkha
RomanceSelamat datang di We Got Married seri 2! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...