🍃 10 - Malam di Taman Kota

461 108 44
                                    

10 - Malam di Taman Kota

Setelah menghabiskan mie ayamnya, Arkha membawa mobilnya melesat ke taman kota. Suasana lumayan ramai karena ini malam minggu.

"Bentar, Jihan!" Arkha segera melepas seatbelt-nya lalu turun dari mobil. Membukakan pintu untuk Jihan membuat gadis itu mendengus geli.

"Apaan sih pake bukain pintu segala?"

Arkha menyeringai. "Kenapa? Malu ya?"

"Enggak tuh!"

"Muka udah kaya kepiting rebus juga masih aja ngelak. Mau minum gak?"

Jihan berdecak malas tapi tetap menoleh. "Boleh nawar gak?"

"Apa?"

"Mau es krim."

"Es krim? Malam-malam gini? Gak dingin?"

Jihan menggeleng. "Sebenernya pengen dari tadi siang, tapi males keluar."

"Kenapa gak bilang tadi biar sekalian aku beliin."

"Nanti uang kamu habis jajanin aku mulu." Arkha hanya geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan apa yang Jihan pikirkan. Uangnya habis? Haha ... jangan bercanda!

Ia menarik Jihan ke mini market tak jauh dari taman.

"Cemilan aja ya, jangan es krim? Nanti kamu flu."

"Katanya kamu calon suami yang baik, kamu gak mau lihat calon istrimu bahagia?" Jihan sudah berani menggunakan privilege-nya sebagai calon istri.

"Justru karena aku calon suami yang baik, aku gak mau kamu sakit, Jihan." Arkha tak mau kalah.

"Tapi satu cone es krim gak bakal bikin sakit, Arkha!" Gadis itu menatapnya dengan tatapan memelas dan bibir cemberut.

Arkha mengerjap kaget. Lagi-lagi Jihan mengeluarkan jurus andalannya. "Kamu ngegunain kartu joker-mu dengan baik, Jihan."

Melihat Arkha yang berjalan ke tempat es krim, senyum Jihan terkembang lebar.

Ah, dia tahu kelemahan Arkha sekarang.

"Satu aja!" Arkha memperingatkan saat melihat Jihan yang sudah mengambil dua cones es krim.

"Kamu beneran gak mau?" tanya gadis itu. Arkha menggeleng.

"Ya udah." Jihan kembali menyimpan salah satu es krimnya ke dalam freezer lalu menyusul Arkha yang sudah lebih dulu berjalan ke arah rak cemilan.

Dua kresek berisi cemilan dan minuman kaleng masuk ke dalam bagasi. Arkha segera beranjak menghampiri Jihan yang sudah duduk di kursi taman menikmati es krimnya.

Tuk!

Ia menyampirkan jas kerjanya di bahu gadis itu. "Biar gak dingin. Kamu gak pake jaket soalnya."

"Oh, iya sih. Makasih."

Mereka kembali diam. Hingga es krim di tangan Jihan habis barulah Arkha bicara. "Bener-bener kaya anak TK. Nih!" Ia menyodorkan tisu untuk me-lap sudut bibir Jihan.

Gadis itu mengambil tisunya seraya tersenyum. Namun, ada yang aneh. Nafas Jihan tampak tidak beraturan seperti tersengal karena habis berlari.

"Kamu gak papa?"

"Hah? Enggak."

"Terus kenapa kaya sesak nafas gitu?"

"Gak papa. Aku cuman lagi merasakan es krim yang aku makan barusan," sahut gadis itu dengan nafas yang masih tak beraturan namun bibirnya mengembangkan senyuman manis seolah mendapatkan apa yang sudah lama ia inginkan. "Dinginnya nyampe jantung."

WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. ArkhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang