09 - Kontrak Nikah
Sudah beberapa hari berlalu sejak liburan dadakan mereka ke pantai waktu itu.Jihan baru menyelesaikan pesanan pelanggan terakhirnya saat pintu kafe kembali terbuka.
"Selamat datang di Yuwin Ka---" Sambutannya terhenti saat melihat siapa yang baru saja memasuki kafe. "---fe."
Jihan mengerjap. Ia lirik jam di handphonenya. Baru jam 4 sore. Bukankah ini masih jam kerja kantor, lalu kenapa Arkha ada di sini? Di hadapannya!
"Aku mau americano dingin satu." Arkha memesan. Suara beratnya membuat Jihan tersadar dari lamunan.
"Ah, iya sebentar."
Jihan segera bergegas membuatkan kopi untuk Arkha.
"Lho, Arkha? Kok di sini?" Wina yang baru keluar dari ruangannya menyapa. Arkha balas tersenyum tipis.
"Mau kopi apa mau ketemu Jihan nih?" goda gadis itu.
"Dua-duanya sih, ada hal penting yang mau aku obrolin sama Jihan." Mereka baru sekali bertemu tapi sudah seakrab itu. Arkha memang paling bisa membawa suasana, dan Wina suka itu.
"Ya udah sana ajak ngobrol gih." Ia beralih pada Jihan yang sudah membawa cup americano milik Arkha.
"Ji, Arkha mau ngobrol katanya."
Yang dipanggil jelas menoleh bingung. "Hah?"
"Sana kamu temenin Arkha dulu, ini biar aku sama Haera yang handle."
"Tapi, Kak---" Belum sempat Jihan protes, tubuhnya sudah di dorong pelan keluar pantri. "Sana sana! Take your time, Arkha!"
Arkha mengacungkan jempol seraya tersenyum lalu menarik tangan Jihan ke meja pojok yang agak tersembunyi.
"Kenapa gak bilang kalau mau datang?" semprot Jihan tepat saat bokongnya mendarat di atas kursi.
"Biar surprise dong!"
"Tch! Mau ngomong apaan sih pake duduk di sini segala." Jihan masih agak kesal karena kedatangan Arkha yang dadakan dan mengganggu jam kerjanya. Kalau gajinya nanti dipotong, bagaimana?
"Biar jauh dari jangkauan orang. Udah deh jangan banyak ngeluh. Dengerin aku dulu, nih!" Arkha mulai memasang wajah seriusnya. "Kamu mau nikah kontrak sama aku?"
"Hah? Apa?" Jihan agak loading. "Nikah ... kontrak?"
"Iya." Arkha mengeluarkan secarik kertas dari saku jasnya. "Ini suratnya coba kamu baca-baca dulu aja."
Jihan mengambil kertas tersebut lalu mulai membacanya perlahan. Ekspresinya saat membaca sangat menghibur. Arkha jadi enggan berpaling, ingin terus menatapnya.
Setelah beberapa saat gadis itu manggut-manggut. "Oke, kayanya aku gak keberatan." Jihan menutup kembali suratnya.
"Tapi Jihan!"
"Hm?"
"Jangan bilang siapa-siapa ya soal ini. Jangan sampai ada orang lain yang tahu apa lagi adik-adikku."
"Emang kenapa?"
"Mereka tuh suka jahil. Waktu itu aja mereka ngejahilin istrinya kangmas. Aku gak mau kamu dikerjain gara-gara statusmu yang hanya pura-pura."
"Emangnya istrinya kangmasmu dikerjain kaya gimana?"
"Mereka bilang kalau mas Aresh itu gay, padalah 'kan mas Aresh masih suka cewek."
Di depannya, Jihan tampak shok mendengar ucapan Arkha barusan. "Kamu ikutan ngerjain juga?"
"Enggak lah! Aku tuh yang paling baik di antara ketiga adiknya kangmas."
KAMU SEDANG MEMBACA
WGM 2 - (Bukan) Dijodohin -ft. Arkha
RomanceSelamat datang di We Got Married seri 2! WGM berisi tentang tiga lelaki dewasa yang enggan menjalin hubungan serius. Komitmen tentang berumah tangga adalah omong kosong belaka. Tak ada satupun dari mereka yang tertarik dengan itu. Tapi bagaimana ji...