Srak ,,
Prang ,,
Srak ,,
Suara pedang saling beradu menghasilkan bunyi nyaring yang khas. Tak ada kata lelah dalam diri gadis itu. Meskipun keringat terus bercucuran dan terik matahari yang seakan menyengat kulit. Tak meluluhkan semangat zya dalam menangkis dan mengayunkan pedangnya.
"Masih kuat bertahan kakakku tersayang?" ejek zya kepada kakak
nya sambil memasang smirknya."Untuk hari ini aku tak akan kalah darimu adik manis" sang kakak tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Baiklah kalau begitu, mari kita lihat siapa yang lebih dulu memilih berhenti".
Zya terus mengayunkan pedangnya, meliuk liuk bagai menari diantara pedang yang saling bergesekan. Hingga saat ia menemui celah kelemahan sang kakak. Ia melompat,memutar, mengarahkan pedangnya pada pedang kakaknya. Hingga pedang pangeran itu jatuh terlempar asal ke tanah.
Zya lalu mengarahkan pedangnya kepada leher raiden lalu berucap
"Sayangnya aku yang menang,kakak ku tersayang". Ia tersenyum meremehkan.
"Baiklah-baiklah kakak mengaku kalah, untuk saat ini tolong turunkan pedang mu itu". Jawab raiden
Zya menurunkan pedangnya dan melepas semua atribut latihannya. Melangkah perlahan menuju sisi arena latihan.
Raja Alexsanders turun dari tempat duduknya dan melangkah menemui kedua anaknya.
"Hebat. anak-anak ayah memang hebat. Ayah bangga memiliki anak yang tangguh seperti kalian". Menepuk-nepuk bahu kedua anaknya dan mengusap surai hitam milik putra putrinya.
"Seharusnya pujian itu hanya untuk zya ayah, aku rasa aku tak memiliki bakat dalam berpedang, dan aku pikir bakat aku dan zya itu tertukar. Seharusnya zya lah yang pantas menggantikan ayah dan meneruskan kerajaan ini. Karena semua kriteria calon raja semuanya ada pada zya. Hanya karena satu alasan zya tak pantas menjadi raja yaitu karena dia perempuan. " ucap raiden panjang lebar
"Apa maksud kakak? Kakak pikir aku mau jadi raja,jawabannya adalah. Tidak. Aku tak ingin menjadi raja. Sekalipun aku di lahirkan menjadi seorang pria, aku sama sekali tidak ingin menjadi raja. Lebih baik aku menjadi jenderal seperti paman Louis. Bukankah menjadi raja itu melelahkan ayah? Aku sendiri kasihan melihat ayah yang terus menerus bekerja setiap hari tiada henti." sanggah zya yang tak kalah panjang
Raja Alexsanders tersenyum melihat kedua tingkah anaknya yang kini telah beranjak menginjak remaja.
Ia pun membuka mulut untuk menjawab pertanyaan anaknya."Raiden,itu semua tidak benar. Kau pantas dan memang di takdirkan menjadi penerus kerjaan ini, jadi kau tidak boleh mengeluh apalagi membenci takdir. Diluar sana banyak orang yang menginginkan tahta ini. Bahkan segala cara mereka tempuh untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi. " jeda sang raja,lalu kembali meneruskan ucapannya
"Dan untuk Zya, menjadi raja memang sangatlah melelahkan. Namun menjadi seorang raja merupakan tugas mulia yang di ibaratkan merupakan sambung tangan dewa. Seorang raja memiliki tanggung jawab bukan hanya memberikan kebahagiaan kepada keluarganya melainkan untuk semua rakyat yang memberikan kepercayaan kepada pemimpin mereka. Untuk menjadi seorang jenderal, ayah tidak mengizinkan zya memilki keinginan untuk mengambil peran tersebut!. Karena kenapa? jenderal merupakan perisai utama di sebuah kerajaan. Jenderal adalah orang yang akan selalu berada di dalam pertempuran dan peperangan untuk melindungi kerajaannya. Dan ayah tak ingin zya selalu dalam bahaya, karena zya itu seorang perempuan dan zya adalah putri ayah satu-satunya. " pungkas sang raja
"Tapi ayah? Zya__" zya ingin mengelak namun ucapannya terpotong oleh ayahnya
"Tidak ada tapi-tapian. Ini adalah perintah dari ayah. Kalau Zya ingin berlatih pedang untuk melindungi diri,ayah izinkan. Tapi untuk menjadi jenderal jawabannya adalah tidak". Putus raja alexsanders
KAMU SEDANG MEMBACA
KING or QUEEN
FantasyHujan lebat di sertai gemuruh dan badai saling bersahutan, ditambah petir yang terus menyambar mewarnai kelamnya suasana malam ini. Ditengah keadaan yang mencekam, seorang wanita kini tengah berjuang untuk melahirkan sang penerus kerajaan. Seorang P...