Bab 23. Teman perjalanan

1 1 0
                                    

Zya kembali membuka mata setelah insiden kunang-kunang itu yang membuat ia tak sadarkan diri. Zya melirik kesekililingnya, dan mendapati ia duduk di sebuah gua yang sebelumnya ia singgahi.

"Kenapa akhir-akhir ini aku selalu tak sadarkan ini? " ucap zya bermonolog sambil memijit-mijit kepalanya

"Itu karena kau lemah" ucap seseorang yang datang dari mulut gua. Pria itu membawa dua tusuk daging panggang yang menusuk ke indra penciuman zya.

Zya mengabaikan hinaan alardo.
"Berapa lama aku tak sadar? " tanya zya. Ia yakin jika alardo lah yang menolong dan mengobatinya. Tapi kenapa dia mau melakukan semua itu?, bukankah pria itu ingin ia mati. Pikir zya.

"Satu minggu" ucap alard

Mata zya membola "APA?" teriaknya.

Alard menutup telinganya. "Kau tak perlu berteriak gadis gila"

Zya menutup mulutnya yang terbuka
"Kenapa kau mau menolong dan mengobatiku? " tanya zya penasaran. Matanya menelisik semua raut wajah alard. Namun yang ditanya hanya duduk santai sambil menyantap makanannya.

"Hei apa kau tuli?" ucap zya ngegas

"Kau ini!.bukannya bilang terimakasih malah menjadi-jadi. Apa kau ini memiliki kepribadian ganda?Kau nampak kembali seperti malam itu, disaat kau bertingkah layaknya singa betina" ucap alardo panjang lebar

"Dengar ini baik-baik. Aku membantumu bukan karena maksud lain seperti yang ada dalam otakmu. Aku hanya tidak rela kau tidak mati ditanganku dan malah mati ditangan kunang-kunang itu" lanjut alard

Ucapan alard membuat zya melongo tak percaya "Jadi itu alasanmu? " tanya zya tak percaya

"Jangan pernah bermimpi untuk mendapat perhatian dariku. Kau ini tetaplah musuhku dan akan tetap seperti itu" jawab alard menegaskan

Zya mendecih "Aku lebih baik mati daripada ditolong oleh raja cerewet sepertimu" zya mencoba bangkit namun kepalanya tiba-tiba pusing, menyebabkan ia jatuh dan berakhir di tangkap oleh arald.

Tatapan mereka bertemu untuk beberapa detik. Namun alard melepaskan tubuh zya, hingga gadis itu tersungkur ketanah.

Zya mengumpat, mengutuk pria tak bermoral yang berada di gua yang sama dengannya.
Alard tersenyum puas melihat zya seperti itu. Zya bangkit berdiri dan berlalu meninggalkan alard. Ia keluar dari gua itu. Melihat-lihat sekeliling lalu melangkah menjauh.

Alard tak peduli kemana gadis itu pergi dan tetap melanjutkan memakan makananannya.

                  ***
Wajahnya masih terlihat tenang, walau dalam hati zya terus memaki dan mengabsen semua nama binatang yang ia ketahui.

"Anadai saja kekuatanku masih ada. Sudah ku jambak rambut pria itu sampai rontok. Kucokel bola mata liar itu dan ku buang mayatnya ke kandang singa. Arghhhhh" zya meraung frustasi dan kesal

Kalau saja bukan pria itu yang menolongnya, sudah ia lakukan semua hal yang ada dikepala cantiknya itu.
Kriukkk,, 
Suara itu membuat zya memegangi perutnya yang meraung

"Huhh,,, aku lapar. Apa aku benar-benar tak sadarkan diri selama itu?." zya menggeleng "Pasti raja tiran itu hanya membual" zya menghentakan kakinya kasar dipermukaan tanah.

Tak sengaja pandangan gadis itu terhenti pada buah arbei yang berbuah lebat di dekat pinggiran sungai. Zya tersenyum senang, mempercepat langkahnya untuk mengambil buah arbei. Zya menyunggingkan senyuman saat telah menggapai pohon buah itu. Namun perasaan aneh menderanya disaat melihat warna buah yang berbeda dari biasanya. Zya nampak ragu memakan buah itu.

KING or QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang