Bab 22. Kunang-kunang Ilusi

0 1 0
                                    

Kelopak mata itu perlahan terbuka. Menampilkan manik hitam yang mengerjap-ngerjap menetralkan penglihatannya.

Zya terbangun dari posisi tidurnya. Hal pertama yang ia lihat adalah deretan pohon-pohon yang berjajaran. Zya memegangi kepalanya yang terasa berdenyut, mencoba mengingat semua hal yang terjadi sebelum ia jatuh tak sadarkan diri.

Perlahan kepingan ingatan bermunculan di pikiran zya. Zya melirik kesamping, dan melihat pria itu tengah duduk diposisi yang sama dengan zya.

"KAMU" ucap mereka bersamaan

"INI SEMUA SALAH KAMU" ucapan mereka kembali sama.

Zya menghembuskan napas berat dari mulutnya. Ia mencoba bangkit berdiri, dan mulai melangkah. Namun tangannya ditarik kembali oleh pria itu, menyebabkan zya kembali terhunyung ke tanah.

"Mau kemana. Kau harus bertanggung jawab atas semua ini" ucap alardo sinis

"Jadi kau ingin menyalahkanku. Bukankah disini kita sama-sama bersalah. Huhhh,,,,sudahlah tenagaku sudah habis jika kau ingin mengajakku berdebat atau bertengkar." ucap zya, kembali berdiri meninggalkan alardo.

Alardo menatap tak percaya dengan kelakuan gadis itu. Tadi malam dia bertindak layaknya singa betina dan sekarang bersikap normal seperti tak terjadi apa-apa.

Alardo bangkit menyusul zya.
"Tunggu. Apa kau yakin, kau akan selamat tanpa kekuatan jiwamu" ucap alardo setelah berjalan didepan zya

"Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali" jawab zya sok bijak.

Alardo tersenyum miring "Kenapa kau tidak menyerangku sekarang? " tanyanya menantang

Zya tersenyum miring
"Kau tau jawabannya bukan. Setelah aku kembali mendapatkan kekuatanku. Akan ku pastikan kau menyesal telah bertanya seperti itu. " jawab zya sambil terus berjalan tanpa menatap alardo

Alardo mendecih. "Bilang saja kau takut kalah" ucapnya meledek

"Lebih baik aku menyimpan energi dan tenagaku ini untuk melawan musuh yang mungkin akan segera muncul. Daripada meladeni ucapanmu yang tidak masuk akal itu"
ucap zya yang sangat muak dengan ucapan pria itu

"Kusarankan lebih baik kau itu kembali, dan pulang kerumah orang tuamu. Daripada kau menjadi makanan pembuka bagi mahluk-mahluk kelaparan itu" ucap alardo sambil tertawa mengejek.

Tiba-tiba langkah gadis itu berhenti, memutar badannya menghadap alardo. "Aku dengar raja Rigeral itu orang yang dingin, irit bicara, dan angkuh. Rupanya kabar itu tak sepenuhnya benar. Ternyata raja no 1 ini sangatlah cerewet dan banyak bicara omong kosong." ucap zya tersenyum sinis

Rahang alardo mengeras. Ia tak suka jika ada yang menyinggung atau mengejeknya. Alardo mencengkram kuat tangan zya. Membuat yang punya tangan meringis kesakitan

"Kau tau pada siapa kau bicara? " tanya alardo. Matanya tajam dan dipenuhi amarah

Zya tersenyum simpul tak memperdulikan rasa sakit ditangannya, "Raja cerewet dari kerajaan Rigeral" ucap zya menantang

"Kau" alardo mengeratkan cengkramannya.

Perang dingin lewat sorot mata yang terukir dikedua orang itu membuat susana disekililing kembali mencekam. Disaat sengatan listrik itu semakin kuat. Tiba-tiba sekumpulan ular mendekat kearah zya dan alard.

Kedua orang itu bersiaga, bersiap menyerang ular-ular putih yang mengepung mereka. Zya mengeluarkan semua senjata yang ia bawa. Namun ular itu tak kunjung mati dan terus bertambah. Andai saja pedang pusakanya ada disini, pasti akan sangat mudah mengalahkan ular-ular itu. Pikir zya.

KING or QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang