Bab 13. Penyerangan

4 2 0
                                    

Perlahan mata gadis itu terbuka. Mengerjap-ngerjapkan mata, menyesuaikan dengan silaunya cahaya dari jendela kamar. Hal pertama yang ia tangkap. Seorang wanita paruh baya tengah berdiri disisi ranjang sembari tersenyum.

"Syukurlah nona telah sadar". Ucap wanita yang merupakan bibi ella pengasuh dari zya.

Zya tersenyum perlahan. Mulutnya terbuka namun suaranya terlalu kecil untuk didengar. Bibi ella mengambilkan segelas air di atas nakas. Memberikannya pada zya.

Zya minum dalam sekali tegukan. Sungguh rasanya kerongkongannya sangat kering. Badannya terasa lemah dan susah untuk bangun.

"Berapa lama aku tidak sadar bi?" tanya zya

"Nona tak sadarkan diri selama dua hari. Selama itu pula kami sangat mencemaskan keadaan nona. Syukurlah sekarang nona sudah sadar" jawab bibi ella sembari menyentuh tangan zya. "Apa nona ingin bibi ambilkan makanan? " tanya bibi ella pada zya

Zya menggeleng. menyandarkan badannya pada sandaran ranjang.
"Tidak bi, nanti saja. Oh iya, bagaimana keadaan master leo sekarang? " zya kembali teringat saat-saat ia menyalurkan energi pada master leo dan berakhir tak sadarkan diri.

"Kondisi master leo sekarang baik-baik saja, nona tak perlu khawatir" jawab bibi ella

Zya mengangguk. Ia bersyukur jika keadaan masternya kini sudah jauh lebih baik. "Lalu dimana mereka sekarang?" zya menanyakan keberadaan kedua master itu.

"Ehmmm" bibi ella ragu jika harus mengatakan hal ini pada zya. Nona nya baru saja sadar dan ia tak ingin membuat nonanya kembali memikirkan suatu masalah.

"Kenapa bi? " zya melihat keraguan di wajah bibinya. Ia merasa ada yang disembunyikan oleh bibinya itu.
"Katakan. Dimana mereka sekarang?" tanya zya tegas.

"Master leo dan master rawny kini sedang berada di ruang rapat untuk mengadakan rapat dadakan. Tetapi bibi tidak tau apa yang sedang mereka bahas. " jawab bibi ella. Zya
merasa jika bibinya masih menutupi sesuatu darinya.

"Tolong bibi beritahu mereka jika aku sudah sadar. Dan katakan untuk menemuiku disini." ucap zya.

"Baik nona. Tapi sebaiknya nona beristirahat terlebih dahulu, keadaan nona masih terlalu lemah". Jawab bibi ella.

Zya menggangguk " Bibi tenang saja. Sekarang aku merasa lebih baik".

Bibi ella berjalan keluar dari kediaman putra mahkota. Menuju ruang rapat untuk memberitahu keadaan zya yang telah sadar.

                  ***
Pintu kamar zya terbuka menampilkan kedua master yang berjalan kearah zya. Master rawny segera memeluk zya.

"Syukurlah kamu telah sadar. Kami semua sangat mencemaskanmu" ucap master rawny. Kemudian melepas pelukannya.

"Aku baik-baik saja master. Kalian tenang saja". Ucap zya

"Tak seharusnya kamu melakukan itu, nak. Kamu bisa saja kehilangan seluruh energi dan kekuatanmu. Master sudah bersusah payah untuk menambah energimu agar kamu lebih kuat dan mampu mengalahkan mereka semua" ucap master leo yang nampak marah sekaligus khawatir

"Aku tak membutuhkan itu semua. Untuk apa aku menang, jika aku harus kehilangan lagi orang yang ku sayangi. Aku hanya ingin kalian selalu bersamaku, mendampingiku. Sudah cukup aku kehilangan seluruh keluargaku dan aku tak ingin lagi membahayakan nyawa kalian semua" ucap zya di depan kedua master itu.

Master rawny memegang kedua tangan zya. "Kami akan selalu ada bersamamu, nak".

"Maapkan master yang membuatmu khawatir. Master janji akan selalu ada di sampingmu" master leo mengusap puncak kepala zya. Zya tersenyum penuh. " Terimakasih" ucapnya

KING or QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang