Saat ini hujan deras tengah mengguyur kerajaan MoonRedgar. Zya duduk bersimpuh disisi makam kedua orang tuanya.
Tak ada air mata atau isak tangis. Zya mencoba menahannya dengan memegang kuat-kuat batu nisan ayahnya. Baju yang zya kenakan telah basah kuyup oleh air hujan. Namun tak ada tanda-tanda ia akan beranjak dari sana.
Master leo berjalan kearah zya.
"Kembalilah nak. Kau bisa sakit bila terus berada disini". Master leo mencoba membujuk zya"Tidak" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.
"Perhatikan kondisi tubuhmu. Jangan terlalu terbawa oleh arus emosi. Bukankah ini baru awal. Dan kita harus melakukan tindakan kedua yang sudah kita rencanakan. Bila kau sakit. Maka ini semua hanya akan sia-sia saja. Musuh dapat kapan saja menyerang. Ingatlah itu raiden". Master leo mengingatkannya kembali jika sekarang ia bukanlah zya. Melainkan raiden sang pangeran mahkota.
Zya bangkit. Berbalik kearah master leo. Menatap datar pemilik manik coklat itu.
"Kumpulkan semua orang di aula kerajaan". Zya beranjak pergi meninggalkan master leo terlebih dahulu. Ia tak ingin kembali berbalik kearah makam kedua orang tuanya, karena hal itu akan membuat dirinya kembali lemah.
Zya masuk ke ruang aula kerajaan. Prajurit yang berada disisi pintu. Mengumumkan kehadirannya. Orang-orang yang berada diruangan itu menunduk seketika. Zya berjalan dengan punggung tegak, layaknya seorang pria. Tak akan ada yang menyangka jika orang yang berdiri diatas singgasana itu merupakan seorang gadis.
Pangeran mahkota gadungan itu duduk dikursi singgasana. Tatapannya tajam dan membunuh. Bagai pisau yang siap menguliti mereka hidup-hidup. Aura yang zya bawa mempercekam suasana di ruangan itu. Zya mengedarkan pandangannya. Melihat keseluruhan orang-orang yang ada dihadapannya.
"Katakan apa laporannya! " zya melirik kearah master leo. Master leo mengangguk kemudian berucap
"Semua anggota kerajaan yang selamat dan ditahan sudah kami bebaskan dan obati. Musuh yang tersisa kami siksa dan mengurungnya di bawah tanah. Para rakyat yang sudah mengetahui jika penyerangan ini dilakukan oleh pangeran untuk merebut kembali kerajaan ini. Secara sukarela ingin membantu melawan kerajaan Northleig yang mungkin saat ini sedang melakukan persiapan untuk menyerang kembali kerajaan ini. " master leo melaporkan secara menyeluruh informasi yang ia dapat.
Zya mengangguk. Mengetuk-ngetukan jari pada meja di depannya.
"Siksa mereka secara perlahan. Jangan biarkan mereka mendapatkan kematian semudah itu. "
Zya mengucapkan kata itu untuk para penjahat yang berada di tahanan bawah tanah.Kemudian pandangannya beralih. melirik pria bertubuh kekar yang menjadi pempimpin para murid dari Tanslevania.
"Kamu saya angakat menjadi Jenderal kerajaan ini. " zya menunjuk pria itu. Pria yang bernama Asta itu mengangguk. Kemudian menunduk memberi hormat, dan mengucapkan sumpah pengabdian. Zya beralih pada master rawny.
"Obati mereka semua yang selamat. Jangan bedakan mereka dari segi kasta. Kumpulkan para wanita dan anak-anak, dan bawa mereka ke tempat aman". Master rawny mengangguk seraya siap menjalankan perintah.
"Katakan seberapa banyak pasukan dari kerajaan Northleig dan seberapa banyak pasukan yang kita miliki!"
Mata zya mengarah kembali pada master leo. Master leo membuka selembar peta kerajaan Northleig dan mulai menjawab pertanyaan dari pangeran raiden.Master leo membahas strategi perang yang akan mereka lakukan. Semua persiapan mereka rancang sematang mungkin, agar dapat memenangkan peperangan ini.
Zya nampak berpikir keras. Ini merupakan perang besar yang akan ia hadapi. Apalagi musuh yang akan ia lawan merupakan kerajaan terbesar didaratan selatan ini. Kening zya mengkerut. Sungguh ia harus memiliki rencana yang sangat sempurna. Ia tak ingin usaha yang ia lakukan berakhir gagal, dan menyebabkan semua pasukannya dan rakyat MoonRedgar berakhir mati sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING or QUEEN
FantasyHujan lebat di sertai gemuruh dan badai saling bersahutan, ditambah petir yang terus menyambar mewarnai kelamnya suasana malam ini. Ditengah keadaan yang mencekam, seorang wanita kini tengah berjuang untuk melahirkan sang penerus kerajaan. Seorang P...