Gadis itu termenung di sebuah batu yang ada di tengah telaga. Memikirkan kembali pilihan yang ia buat dengan manusia kerdil itu. Zya melihat ke belakang, melirik alard yang juga tengah menatapnya. Zya kembali memalingkan wajah, membuang napasnya perlahan. Apa pilihannya sudah benar, apa dengan pengorbankan tahta, itu berarti dia akan kalah dari pria itu. Berarti dengan begitu kerajaan yang selama ini ia pertahankan ujung-ujungnya akan menjadi milik orang lain.
Zya kembali mengingat obrolannya di gua itu
~
"Apa kau yakin dengan pilihanmu? " tanya pria kerdil
Zya mengangguk ragu "I-ya, aku yakin"
Pria kerdil itu tersenyum puas. "Kau sudah memilih gadis muda. Jangan pernah menyesal jika suatu hari kau akan kehilangan tahta yang kau punya" lanjut orang itu.
~
Kembali ke masa kini. Zya tak tahan dengan semua kemelut di pikirannya. Memutuskan untuk menceburkan diri kealiran telaga yang sangat menyejukan. Zya berenang menjauh ke arah air terjun. Rasanya semua pikirannya terangkat dan tenggelam di dasar telaga. Tergantikan dengan rasa senang, bahagia dan bebas.
Gadis itu tak memperdulikan alard yang terus memperhatikannya di pinggir telaga. "Cantik" gumamnya sambil tersenyum pelan. Tak bisa dipungkiri zya sekarang bagai dewi yang tengah berenang di telaga suci yang indah dan semakin indah ditambah kehadirannya.
Zya berenang ke tepi seberang danau. Mengeringkan rambutnya yang basah kuyup, kemudian berjalan kearah pohon apel yang ada disana.
Untungnya ada pohon apel yang tumbuh dan berbuah. Gadis itu sudah tak tahan ingin makan dan sangat kelaparan."Ehmmm,, apelnya sangat lezat. Bahkan lebih baik dari buah apel yang selalu di sediakan di istana" ucap zya spontan
"Istana? " tanya alard yang entah sejak kapan ada dibelakang zya. Zya terlonjat kaget mendengar suara pria itu. Zya membalikan badannya menatap alard
"Bukan urusanmu" ucap zya ketus lalu berbalik meninggalkan alard. Pria itu kembali menarik tangan zya, zya menepis tangan itu dan perkelahianpun berlanjut.
Srak
Pedang mereka bertemu dan saling beradu. Beberapa kali mereka mencoba saling menyakiti satu sama lain. Pria itu memegang tubuh zya. Membuat tubuh zya berputar. Menampilkan tarian yang indah dengan pedang terulur. Tubuh zya beberapa kali berhasil menghindar dari pedang pria yang sangat bersemangat memukul mundur zya.
Mereka bagaikan sedang berlatih. Beberapa kali mereka saling menggesekan pedang bahkan menggesekan tangan. Untuk menahan pukulan dan tendangan dari lawan. Tubuh zya di dekap hangat. Tubuh zya berputar dan tangannya yang memegang pedang terulur ke leher alard.
Zya menghentikan pergerakannya. Ia memasukan kembali pedangnya. Alard hanya terdiam dan tersenyum. Zya membalikan tubuhnya berjalan meninggalkan alard. Pria itu segera melompat menghentikan langkah zya.
"Akan ku pastikan, aku akan segera mengetahui siapa dirimu, siapa namamu dan dari mana asalmu" ucap alard di depan zya. Zya hanya diam dan kembali melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING or QUEEN
FantasyHujan lebat di sertai gemuruh dan badai saling bersahutan, ditambah petir yang terus menyambar mewarnai kelamnya suasana malam ini. Ditengah keadaan yang mencekam, seorang wanita kini tengah berjuang untuk melahirkan sang penerus kerajaan. Seorang P...