Bab 7. Rindu

5 1 0
                                    

Seorang pria yang memiliki rahang tegas dengan alis tebal dan hidung mancung kini memacu kuda hitamnya dengan kecepatan tinggi. Surai hitam segelap malamnya bergerak bebas tertiup angin. Mata hitamnya setajam elang bergerak kesana kemari mengikuti arah pandangnya. Garis bibir yang perlahan terangkat menambah kesan sempurna bagai pahatan patung dewa.

Gerbang itu terbuka lebar disaat pria itu memasuki istana. Ia memberhentikan laju kudanya kemudian turun. melangkah dengan punggung tegak, dada membusung dan tatapan datar. Berjalan dengan penuh kehormatan diikuti oleh para pengikutnya di belakang. Para pelayan dan prajurit membungkuk hormat di saat pria itu berjalan kearah mereka.

Jalan menuju istana utama di penuhi bunga mawar dan bunga aster yang bermekaran. Aroma bunga yang tertiup angin masuk keindra penciumannya. Ia berhenti sejenak.menaikan sudut bibirnya. Tak ada yang berubah.pikirnya. ia kembali melanjutkan langkahnya ketika melihat orang-orang yang ia rindukan berdiri dihadapannya.

Namun terasa ada yang kurang. Ia mengedarkan pandangannya.mencari orang yang sangat ia rindukan.namun tak kunjung ia temukan. Prajurit yang berada di samping pintu, meneriakan kedatangan pria itu.

"Yang Mulia pangeran mahkota memasuki ruangan"

Raiden sang Putra mahkota berjalan lurus kearah raja. Kemudian membungkuk memberi hormat.

"Salam yang Mulia raja, Salam yang mulia selir agung semoga panjang umur dan selalu dilimpahkan kesejahteraan bagi kerajaan MoonRedgar, hamba telah kembali dan telah menyelesaikan semua pendidikan hamba yang mulia"  raiden memberi hormat kemudian berdiri bergantian memeluk kedua orang tuanya

"Selamat datang putraku kau tumbuh menjadi seorang pria yang tangguh dan bijaksana, ayah dengar kau menjadi lulusan terbaik di akademi itu. Ayah sangat bangga padamu" Raja alexs tersenyum bangga. Menepuk bahu raiden.selir anye mengelus surai hitamnya.
"Ibu senang kau kembali anakku"
Beralih memeluk ibunya.
"Aku juga ibu". Raiden mengangkat kepalanya. Menatap netra ibunya.

"Dimana adik tersayangku ibu? Aku tak melihatnya disini. "raiden melirik kesana kemari memastikan keberadaan zya.

"Zya belum kembali nak, ia bilang akan menambah masa belajarnya dengan master leo. Entah sampai kapan ia disana, yang pasti ia akan segera kembali." raja alexs menjawab kebingungan raiden. Raiden merasa kecewa karena tak dapat bertemu dengan zya.

"Sepertinya besok aku harus pergi ke Tanslevania untuk bertemu adikku. sungguh aku sangat merindukannya". Raiden menatap ibu dan ayahnya.

"Kamu itu baru sampai disini,raiden. lebih baik kamu segera istirahat,memangnya anak ibu ini tidak lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Soal zya kita bahas lagi nanti disaat makan malam. Bukan begitu yang mulia"
Selir anye menatap raja alexs. Sang raja mengangguk. menyuruh raiden untuk beristirahat terlebih dahulu dikamarnya.

Raiden menuruti perkataan ibunya. Ia undur diri dari aula kerajaan dan berjalan menuju kamarnya di istana barat. Lorong itu dipenuhi oleh para pelayan yang sibuk menghias dan mendekor seisi istana. Akan ada acara debutante yang akan diselenggarakan di istana MoonRedgar. Seluruh putra putri kerajaan dan bangsawan yang telah menginjak usia 19 tahun bagi pria dan 17 tahun bagi wanita, wajib mengikuti acara debutante sebagai tahap menuju kedewasaan.

Raiden menghela napasnya sejenak.ia memandang taman istana yang terlihat indah penuh dengan bunga-bunga yang bermekaran. Tempat dimana ia dan adiknya selalu menghabiskan waktu bersama untuk bermain atau bercanda. Seharusnya saat ini zya mengikuti debutante pertamanya,tapi entah apa alasannya ia lebih memilih untuk tetap belajar di Tanslevania. Raiden berpikir, apakah adiknya itu tidak merindukannya. Padahal ia sudah pulang lebih awal ke istana untuk menemuinya, tapi yang ia harapkan belum jua kembali.

KING or QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang