Bab 16. Lamaran kerajaan Rigeral

2 1 0
                                    

Hari ini merupakan festival musim semi yang selalu dirayakan rakyat kerajaan MoonRedgar. Semua orang bergembira menyambut musim subur yang akan segera datang. Musim yang selalu mereka nantikan setelah musim dingin mendera.

Rakyat membuat beberapa pertunjukan sederhana yang selalu dipenuhi pengunjung. Baik dari kerajaan mereka sendiri, maupun dari kerajaan lain. Di puncak acaranya. Mereka akan membuat pesta kembang api yang selalu dinanti-nanti semua orang. Menanti langit yang bertabur warna warni indah dari ledakan kembang api itu.

Setelah beberapa hari tak dapat keluar dari ruang kerjanya, kini sang raja kembali menyamar menjadi zya untuk melihat langsung bagaimana persiapan rakyatnya. Kebetulan pekerjaan di istana sudah selesai, jadi sekarang ia bebas berkeliaran.

Zya menutupi sebagian wajahnya dengan selendang. Ia tak mau membuat keributan ditengah-tengah semua orang yang memenuhi alun-alun kota ini. Berjalan untuk melihat-lihat jajaran pedagang yang menawarkan aneka makanan. Netra gadis itu menangkap seorang nenek tua, di kedai yang sepertinya tak ada pengunjung yang menghampiri. Zya melangkah menuju kedai nenek tua itu, untuk melihat dagangan apa saja yang ditawarkan di kios itu.

Pada saat ia sampai disana. Tak ada dagangan apapun yang berjajaran di kios itu. Sang nenek tersenyum kearahnya.

"Ada perlu apa gadis manis?" tanya nenek tua

Zya menggeleng. "Tidak nek. Saya hanya melihat-lihat saja".

"Kemarilah. Tunjukan tanganmu!" nenek itu mencoba menggapai tangan zya

Zya menarik tangannya" Untuk apa nek?, saya rasa tidak perlu" ucapnya sopan

"Aku seorang peramal. Sekarang aku akan meramalmu gadis muda" ucap nenek itu

"Maap nek. Tetapi saya tidak mempercayai sebuah ramalan. Oh iya, ini ada sedikit uang untuk nenek. Mohon nenek terima." zya memberikan beberapa keping emas pada nenek itu
"Kalau begitu saya permisi nek". Ucapnya pamit. Zya berbalik, namun langkahnya terhenti saat nenek itu berbicara

"Kau gadis yang istimewa. Jalan hidupmu seolah selalu dipermainkan oleh sang takdir. Takdir cintamu juga berbeda. Kau akan melewati banyak pertumpahan darah untuk menemui titik cintamu. Kau istimewa dari yang teristimewa. Benang merahmu juga berbeda dari yang lain. Kau memiliki dua benang merah yang terhubung pada jari kelingkingmu. Benang merah yang menjadi pengikat dan simbol cintamu. Nenek do'akan semoga kau segera menemukan benang merah pertamamu. Yang akan membawamu pergi menuju kebahagiaan. Menuju cinta yang abadi." ucap nenek itu.

Zya terdiam disana. Terpaku pada ucapan sang nenek. Gadis itu tak membalikan badannya. Tetap berdiri dengan raut wajah yang tak dapat digambarkan.

"Terimakasih nek" ucapnya. Lalu kembali melanjutkan langkah yang tertunda. Meninggalkan nenek tua yang tersenyum di balik wajahnya yang penuh keriput.

"Kau istimewa yang mulia, sangat istimewa" gumam nenek itu.

***
Gadis itu berhenti di penjual hiasan rambut, yang berhasil mencuri perhatiannya.

'Andai saja rambutku masih panjang seperti dulu, mungkin aku akan memakai hiasan rambut yang cantik itu.' ucapnya dalam hati

"Apakah nona menginginkan hiasan rambut ini?, harganya hanya 10 keping perak." ucap pedagang itu menawarkan.

"Tidak terimakasih. Saya hanya melihat-lihat saja." ucap zya

Tiba-tiba datang seorang pria disisi zya. "Tolong bungkus hiasan rambut itu" ucap pria bersurai pirang. Pria itu melirik kearah zya dan tersenyum lebar.

"Kita bertemu lagi,dewi" ucapnya.

Zya hanya tersenyum masam dibalik selendangnya. "Maap tetapi saya bukanlah dewi". Zya mencoba pergi, namun tangannya ditarik oleh pangeran itu.

KING or QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang