💙11

105K 7.1K 84
                                    

Pagi ini Alenza sedang dilanda kegugupan. Pasalnya beberapa menit yang lalu Arsya baru saja datang kerumahnya dengan niatan meminta Izin kepada kedua orang tuanya untuk mendekati dirinya.

Tentu saja hal itu sedikit memunculkan kekhawatiran Alenza pada reaksi Sang papa yang sayangnya tidak bisa Alenza lihat secara langsung, dikarenakan Alenza yang harus melanjutkan acara memasak sarapan Sang ibu yang saat ini sedang ikut duduk di ruang tamu bersama dengan Papa dan juga Arsya.

" Jadi apa maksud kedatanganmu kemari?" Tanya Hartono langsung kepada Arsya.

Arsya datang hanya mengenakan kemeja putih yang ia gulung sampai kesikunya, padahal ini bukanlah pertama kalinya bagi Arsya menyambangi rumah seorang perempuan dengan niatan seriusnya, tetapi tetap saja rasa gugup itu masih ada. Apalagi dengan Arsya yang sekarang ini duduk berhadapan dengan kedua orang tua Alenza.

" Saya langsung kepada intinya Om, kedatangan saya kemari ingin meminta izin kepada Om dan juga Tante untuk melakukan pendekatan kepada putri Om yang bernama Alenza." Jelas Arsya dengan setenang mungkin.

" Kenapa kamu ingin melakukan pendekatan kepada putri saya?" Tanya Hartono kepada Arsya.

" Karena saya ingin menjalin hubungan serius dengan Alenza. Saya Seorang Duda yang mungkin Om dan tante juga sudah ketahui, Divia adalah putri saya. Pendekatan ini saya ingin lakukan untuk kembali memantapkan hati Alenza agar ia lebih yakin dengan pilihan yang nantinya Alenza putuskan, agar tidak ada keraguan lagi pada dirinya." Jelas Arsya.

" Lalu bagaimana dengan keraguan mu sendiri? Apa kamu memiliki rasa kepada putri saya?" Tanya Hartono.

" Dengan jujur saya mengatakan belum Om, tetapi bukan berarti saya mengatakan tidak memiliki rasa kepada Alenza. Untuk itu saya ingin meminta izin kepada Om dan juga tante untuk melakukan pengenalan ini, agar baik saya maupun Alenza bisa sama-sama yakin untuk melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius." Ujar Arsya.

Hartono terdiam sebentar, dengan Dania yang duduk di sampingnya sebagai pendengar.

" Berapa lama waktu untuk pengenalan itu?" Tanya Hartono.

" Saya tidak bisa menjawab dengan pasti Om, Tetapi melihat usia saya, saya tidak mungkin melakukannya terlalu lama. " Ujar Arsya.

" Tentu kamu tahu bukan jika putri saya masih dalam masa pendidikan kuliahnya. Apa kamu yakin menjatuhkan pilihanmu kepada putri saya, yang  mungkin sikapnya tidak jauh berbeda dengan kelabilan ataupun kekanakan putrimu." Tanya Hartono.

" Insya allah saya yakin, karena saya tahu Alenza memiliki sisi kedewasaannya sendiri hingga membuat Putri saya sangat menginginkan Alenza menjadi Ibu sambungnya." Jawab Arsya.

" Baiklah saya mengizinkannya." Putus Hartono

" Terima kasih Om." Ucap Arsya yang saat ini dapat menghela nafas leganya sebelum Hartono kembali melanjutkan perkataannya.

" Tapi dengan syarat." Ucap Hartono.

Arsya pun kembali menatap Hartono dengan pandangan bertanya. Sebelum mendengar perkataan yang akan Hartono ucapkan.

" Saya ingin masa pengenalan kalian berdua tidak terlalu lama dan sebatas wajarnya saja. Agar kalian tidak terlalu menimbulkan fitnah, jika kalian sudah merasa cukup. Segerakan lah." Ujar Hartono.

Arsya mengangguk mengerti, pembicaraan mereka pun berlanjut, tetapi sekarang dengan obrolan-obrolan ringan mereka, bahkan sesekali Dania menimpali percakapan yang membahas tentang pekerjaan Arsya ataupun hal lainya.

💙💙💙💙💙

Sementara itu di dapur Alenza yang saat ini sedang menata makanannya di Meja makan, tersentak saat mendapati Adiknya yang tengah berdiri mencomot tempe yang langsung ia makan.

My Friend Is My MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang