💙42

67.2K 5.6K 190
                                    

Di tepian pesisir pantai Alenza berdiri dengan senyum menawannya, suara deburan ombak yang saling bersahutan membuat hatinya terasa sangat damai. Beberapa kali Alenza harus menyingkirkan helaian rambutnya yang menutupi wajah cantiknya karena kencangnya hembusan angin.

" DIVIA PEGANG GARA YANG KUAT!! HATI-HATI AWAS JATUH!!" Seru Alenza dengan lantang tanpa memperdulikan beberapa orang di sekitarnya.

Jauh dari tempatnya saat ini berdiri terlihat Gara dan Juga Divia yang sedang bermain Jet ski dengan Divia yang tentu saja di bonceng oleh Gara.

Alenza merasa senang saat wajah cantik Divia kini dihiasi oleh senyum antusiasnya, bahkan beberapa kali Divia melambaikan tangannya pada Alenza sembari menunjukkan tawa bahagianya.

" Pakai ini." Ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan memakaikan topi pantai di kepala Alenza.

Saat Alenza menoleh, terlihat Yudha yang sedang berdiri di sampingnya sembari membawa satu pelampung di tangan kirinya dan juga makanan ditangan kanannya.

" Bang Yudha." Gumam Alenza pelan.

Seulas senyum terbit di wajah Alenza. Hubungan Alenza dan juga Yudha perlahan mulai membaik menurut Alenza. Yudha yang sering kalut dengan penyesalannya dan lebih memilih menghindari Alenza, kini perlahan sudah mulai berinteraksi dengan Alenza. Meskipun Alenza telah menjelaskan jika semuanya terjadi karena takdir, tetapi gen Hartono sepertinya memiliki ciri khas keras kepala yang tinggi.

" Mau?" Tawar Yudha pada Alenza menyodorkan plastik mika yang berisikan Sosis dan juga bakso bakar.

Alenza mencomot satu tusuk sosis bakar, dan memakannya dengan lahap.

" Bang Yudha mau naik Jetski juga?" Tanya Alenza.

" Enggak ...dek." Jawab Yudha dengan akhiran kata panggilan dengan suara lirih.

" Nah Itu pelampungnya buat apa bang?" Tanya Alenza mengunyah sosis bakar di mulutnya.

" Buat... Buat lo Dek." Ucap Yudha sedikit terbata.

" Alenza kan gak bisa berenang Bang, takut kalau tiba-tiba tenggelam gimana? Ini laut loh Bang." Ujar Alenza menakut-nakuti.

" Ada Mas."

Alenza berbalik saat Arsya menyahuti perkataannya. Alenza tertegun saat Arsya yang terlihat tidak mengenakan pakaian atasnya namun tertutup oleh pelampung yang dipakai olehnya. Otot lengan kekar Arsya sungguh menggoda iman para kaum hawa. Jangan lupakan Arsya yang saat ini memakai celana pendeknya, sungguh Suaminya itu sekarang seperti sedang Cosplay menjadi seorang malaikat.

" Mas mau naik wahana juga?" Tanya Alenza sembari mengernyitkan dahinya sehingga lipatan dahinya tercetak jelas

" Hm. Denganmu" jawab Arsya singkat namun disertai senyum tipisnya.

Yudha menyerahkan pelampung di tangannya kepada Alenza serta membantu memasangkan di tubuh Sang adik.

" Sini biar Abang bawakan topinya." Ucap Yudha.

Dengan sukarela Alenza menyerahkan topinya yang tadi diberikan oleh Yudha.

" Makasih Bang Yudha." Ucap Alenza yang mendapat anggukan dari Yudha.

Arsya menuntun Alenza untuk mengikutinya, tetapi sekali lagi Alenza terheran sembari mengernyitkan dahinya saat Arsya menuntunnya berlawanan arah dengan tempat wahana jetski berada.

" Mas, tempat wahananya kan disana." Tunjuk Alenza dengan tangannya.

" Wahana apa?" Tanya Arsya berhenti mengikuti arah tunjuk tangan Alenza.

My Friend Is My MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang