Setelah acara penyambutan yang dilakukan oleh keluarga Arsya, beberapa jam kemudian mereka semua pulang ke Mansion mereka masing-masing. Tidak dapat Alenza pungkiri bahwa perkataan-perkataan dari mertuanya yaitu Rani sangatlah menusuk, meskipun Divia senantiasa membelanya, tetapi Alenza merasa dirinya harus memperbaiki hubungannya dengan sang mertua, karena bagaimanapun Rani adalah Ibu dari suaminya. Meskipun Kepulangan mereka sedikit membuat Alenza dapat bernafas tanpa ada tekanan. Namun Tidak semuanya menyukai dirinya, ada juga yang menyambut hangat kehadirannya menjadi salah satu bagian dari keluarga Zeduard yaitu Aregan dan juga Alena. Sepasang Suami istri yang tak lain adalah kakak Arsya.
Flash back on
" Arsya tidak akan kemanapun, lepaskan cengkraman kamu dari Putra saya." Ucap Rani dengan nada dinginnya.
" Eh.... Oma belum pulang ke Mansion Utama?" Seru Divia dengan senyum terpaksa nya.
" Tentu saja belum Div, kamu dari mana saja? Kita datang kenapa kamu yang pergi." Sahut Selina menyindir Divia.
Divia sangat jengah dengan sikap Tantenya ini. Ingatan Divia kembali berputar saat di Restoran dulu bersama Alenza, karena Selina acara yang ia sudah susun pada saat itu berantakan. Dan Divia masih menyimpan permusuhan dengan Selina hingga sekarang.
" Divia gak pergi jauh kok Tan, Divia cuma Self Healing." Ketus Divia.
" Tekanan batin lo kayaknya parah Div, gue ajak ke RSJ mau?" Tawar Genta dengan nada tengilnya.
" Lo yang gue seret ke Dukun! Kali aja lo titisan Jelangkung!!" Sahut Divia tak kalah menyebalkan.
Ibu dan Anak sama-sama ingin Divia tenggelamkan!!!!! Membuat Divia naik pitam. Jika Selina dengan wataknya yang angkuh dan bermulut lemes, berbeda dengan Genta yang memiliki sifat menyebalkan menurut Divia. Genta adalah definisi musuh abadi Divia saat bertemu.
" Sudahlah, kalian jangan berdebat." Lerai Arsan yang sedang duduk sembari memangku laptop di pangkuannya.
" Arsya, sepertinya kamu harus bersikap tegas pada putrimu. Akhir-akhir ini dia sering membangkang. Keturunan keluarga Zeduard bukanlah keturunan dengan mutu rendah." Tegas Rani bersuara.
Dengan nada seolah merendahkan, Divia sangat paham dengan perkataan Omanya yang tanpa sadar sedang menyindir Ibu sambungnya.
" Dikira minuman apa, ada mutu rendahnya, gak sekalian terjamin kualitas air nya? Dari pegunungan yang di proses secara langsung dari kedelai hitam asli yang dibesarkan sepenuh hati seperti anak sendiri." Gumam Divia pelan yang hanya dapat di dengar oleh Alenza.
Jika tidak dalam situasi seperti ini, sudah pasti Alenza akan sangat terhibur dan menimpali gumaman Divia yang menurutnya sangat tidak nyambung. Bagaimana mungkin iklan air minum bisa menjadi iklan kecap?.
" Hm. Kenapa kalian ada di Mansion ini." Tanya Arsya dengan wajah datarnya menghiraukan ucapan Rani.
" Apa Mama tidak boleh tinggal di sini begitu?" Ucap Rani.
" Bukan ma. Kalian tahu Arsya sedang pergi. Lalu kenapa kalian disini." Sangkal Arsya.
" Kita mana tahu kalau Kak Arsya sedang pergi Honey Moon." Timpal Selina.
Arsya menghembuskan nafas nya berat, lantas melirik pada putrinya yang tersenyum memamerkan gigi putihnya.
" Kalau Divia kasih tau, yang ada acara Honeymoon Papa berubah jadi acara liburan keluarga." Sindir Divia pada Selina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend Is My Mama
ChickLit"Len, jadi mama gue ya." Ucap Divia dengan wajah memerah dan air mata yang sedari tadi meluruh. Sontak gadis dengan nama Alenza Putri Hartono meneguk ludahnya susah payah saat mendengar permintaan konyol sahabatnya yang sudah beberapa kali meminta A...