Alenza terus memperhatikan Golafa yang sedang ditangani oleh Dokter Hermawan selaku Dokter hewan pribadi, yang mengurus hewan peliharaan milik Arsya, yang ternyata beraneka macam hewan peliharaan. Bahkan Arsya memelihara Sang Raja Hutan yang bebaskan di hutan buatan miliknya, bukan hanya Sang Raja singa saja, tetapi juga ada beberapa hewan yang di pelihara oleh Suaminya itu. Dari mulai merak hingga Gajah Arsya mempunyainya, namun semua hewan itu di pelihara di kebun binatang miliknya.
" Dek, kamu masuk ya, biar Abang yang nunggu Golafa di periksa. Kucing yang sakit tidak baik untuk Ibu hamil." Bujuk Yudha.
Sepengetahuan dari Yudha bahwa seorang ibu hamil boleh saja berdekatan dengan seekor kucing, asalkan kucing tersebut dirawat dengan baik dan tentu saja sehat. Tetapi kucing yang tidak dirawat dengan baik atau dalam kondisi sakit dapat menimbulkan penyebab penyakit untuk ibu hamil. Maka dari itu ada batasan-batasan tertentu atau kriteria tertentu untuk Ibu Hamil bersama hewan peliharaan terutama kucing. Apalagi Bulu kucing dapat menyebabkan Alergi pada Sang ibu, tentu saja hal itu akan sangat berbahaya untuk Sang Ibu dan Janin di dalam kandungannya.
" Mas Arsya gak ngasih tau Bang Yudha mau pergi kemana?" Tanya Alenza lirih.
Yudha merasa kasihan terhadap adiknya saat Arsya pergi tanpa berpamitan dengannya. Sejujurnya Yudha pun ikut dibuat bingung, saat tadi Arsya meminta untuk menemani Alenza selama dirinya pergi entah kemana yudha tidak tahu. Tetapi Yudha yakin jika Arsya pergi untuk hal penting, terlihat dari wajahnya yang menyiratkan rasa Amarah yang besar, untuk itu Yudha tidak berani menanyakan lebih jauh lagi dan membiarkan Arsya untuk pergi.
" Jangan khawatir dek, Bang Arsya pasti pulang nanti." Ucap Yudha memeluk tubuh Alenza dari samping untuk menenangkannya.
💙💙💙💙💙
Berbeda dengan Arsya yang saat ini menyetir dengan kecepatan penuh membelah jalanan. Bahkan beberapa orang menyumpah serapahi mobil yang dikendarai oleh Arsya karena telah ugal-ugalan di jalan umum.
Pikiran Arsya saat ini mulai terpecah memikirkan kondisi putrinya. Bahkan saat salah satu Bodyguard nya memberitahu, Arsya sempat kehilangan kendali dirinya, jika tidak mengingat jika Alenza masih berada di sampingnya. Arsya tidak ingin membuat Alenza dilanda kekhawatiran, untuk itu Arsya menitipkan Alenza pada Yudha sementara waktu selama dirinya pergi.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk Arsya sampai di tempat tujuannya. Dengan tergesa-gesa Arsya turun dan menghampiri salah satu bodyguardnya. Meskipun dengan pakaian santai yang dirinya pakai setelah pulang dari kantor tetapi Aura kepemimpinan Arsya masih melekat pada dirinya.
" Dimana." Tanya Arsya dengan nada dingin saat tiba.
" Nona Divia berada di dalam mobil tuan." Jawab salah satu bodyguard dengan menunduk.
Dengan langkah seribu Arsya menuju mobil dimana putrinya berada, pikirannya kini sudah kalut.
Saat Arsya masuk kedalam mobil tersebut, jantungnya seakan berhenti melihat kondisi putrinya yang sudah tidak sadarkan diri dengan beberapa luka lebam, penampilannya bahkan sangat kacau dengan dibalut jas hitam yang Arsya yakini adalah milik salah satu Bodyguardnya, yang digunakan untuk menutupi tubuh Divia karena terlihat robekan paksa di baju miliknya.
" Rumah Sakit cepat!!." Ucap Arsya singkat melalui mic yang berada di dalam mobil untuk memberikan aba-aba kepada Sang supir karena terdapat penyekat antara kursi pengemudi dan kursi penumpang yang sengaja dinaikan.
Karena tidak sanggup melihat putrinya yang masih tidak sadarkan diri, dengan sigap Arsya memeluknya erat. Bahkan di sela-sela pelukannya, tubuh Arsya gemetar tanpa sadar. Pikiran-pikiran buruk mulai berdatangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend Is My Mama
Romanzi rosa / ChickLit"Len, jadi mama gue ya." Ucap Divia dengan wajah memerah dan air mata yang sedari tadi meluruh. Sontak gadis dengan nama Alenza Putri Hartono meneguk ludahnya susah payah saat mendengar permintaan konyol sahabatnya yang sudah beberapa kali meminta A...