💙15

104K 6.7K 86
                                    

Ketegangan terjadi dikediaman mansion keluarga  Zeduard. Pasalnya Arsya telah mengutarakan tujuannya kepada keluarganya dan mendapat ragam tatapan dari keluarganya yang tertuju padanya.

" Tidak!! Mama tidak akan datang! Setelah kamu menolak menikah dengan Viona, sampai kapanpun Mama tidak akan merestui hubungan kalian kecuali kamu menikah dengan Viona." Tegas Rani menolak ajakan Arsya yang akan melamar Alenza.

" Ma, ini pilihan Arsya dan Divia." Ucap Arsya dengan wajah datarnya.

" Mau itu pilihan kamu sekalipun, mama tetap tidak akan setuju, apalagi datang." Seru Rani.

Arsya yang saat ini duduk bersama kedua saudaranya serta Rani di sebuah ruangan keluarga hanya terdiam dengan wajah datar. Sedangkan Para menantu keluarga Zeduard tidak di perbolehkan untuk ikut dalam pendiskusian serius keluarga Zeduard.

" Kakak yang akan datang melamar kan nya untukmu." Timpal Aregan dengan karismanya yang tinggi.

" Apa-apaan kamu Regan!!! Sampai kapanpun Mama tidak merestui hubungan mereka." Seru Rani dengan tegas.

" Ma, sudahlah..... Biarkan Arsya dan Divia menentukan pilihan mereka. Apa Mama tidak kasihan dengan cucu Mama Divia? Dia melakukan percobaan bunuh diri karena tindakan Mama." Jelas Aregan dengan bijak selaku anak sulung keluarga Zeduard.

" Kak Regan benar Ma, sudah cukup Kak Arsya membersihkan kekacauan kemarin, Apa Mama tidak sadar? Banyak kolega yang memandang buruk perusahaan kita setelah pembatalan pernikahan Kak Arsya." Timpal Ardan.

Rani terdiam di tempat nya yang saat ini ia duduki. Perkataan Ardan memang benar adanya. Rani menyadari tindakannya sangat beresiko besar, tetapi Rani tidak menyangka jika Putra keduanya justru lebih memilih membatalkannya dari pada melanjutkan pernikahan itu, meskipun Arsya harus mrmbrrsihkan semua kekacauan dan memasang muka tebalnya karena pertanyaan yang simpang siur seolah memandang buruknya.

" Kapan kita akan kesana?" Tanya Aregan pada Arsya.

" Malam ini." Jawab Arsya singkat.

💙💙💙💙💙

" Kira-kira keluarga Nak Arsya bakal suka gak sama masakan sederhana kita ini?" Tanya Dania kepada Alenza yang saat ini sedang membantunya memasak.

Malam ini Alenza telah diberitahu oleh Arsya jika keluarganya akan datang bertamu, tentunya Alenza sangat gugup mendengarnya untuk itu Alenza mengalihkan semuanya dengan membantu Sang Ibu dan Mbok Siti yang tak lain adalah pekerja harian untuk membantu mereka memasak di dapur.

" Ngapain harus repot sih Ma, kasih aja roti tawar di tengah meja makan sama selai. Pasti mereka makan." Celetuk Gara yang baru saja memasuki Dapur dan duduk di salah satu kursi meja makan yang tak jauh dari area Dapur.

" Yang bener aja kamu Gara, masa nyuguhin tamu cuma pakai Roti Tawar?! " Seru Dania dengan kedua tangan berkacak pinggang di sertai tatapan tajam kepada putra ke empatnya itu.

" Kan mereka Orang kaya makan nya roti Ma, biar Mama gak usah bingung mereka bakal suka apa gak sama masakan Mama." Jawab Gara dengan santai sembari memakan camilan yang berada di atas meja makan.

" Mending kamu keluar sana! Ganggu aja Mama lagi Masak." Ketus Dania seolah mengusir putra nya itu.

" Kenapa gak Delivery aja sih Ma, kan enak gak nguras tenaga, biaya irit." Ucap Gara menghiraukan usiran dari mamanya

" Mama itu pengen mere..." Ucap Dania terpotong oleh pekikan Alenza.

" Awsss....." Pekik Alenza mengibaskan jari telunjuk kanan kirinya yang tanpa sengaja menyenggol wajan penggorengan.

My Friend Is My MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang