💙48

50.8K 4.4K 206
                                    

Dengan camilan buah di pangkuannya, serta Alpukat kucing kesayangannya yang saat ini sedang berbaring di atas sofa tepat di sebelahnya, Alenza menikmati momen sore hari dengan tenang.

Beberapa waktu yang lalu Alenza mendapatkan kabar jika Yudha mengajak Divia ke puncak bersama dengan Gara, sempat Yudha kakak keduanya itu menawarkan diri untuk menjemput Alenza agar ikut bersama mereka, namun Alenza menolaknya secara halus. Mungkin ini saat nya Me Time untuk dirinya sendiri seharian ini, meskipun rencana ke Spanyol nya harus gagal.

Selain dirinya yang ingin sekali menyambut kedatangan Arsya setelah pulang dari kantor, Alenza juga merasa sangat Mager untuk pergi kemana pun. Seperti sepanjang hari ini yang hanya Alenza habiskan duduk di Ruang keluarga sendirian sembari menikmati tontonan televisi, dengan di temani camilan yang setiap jam berbeda-beda.

Drrtt

Dering ponsel Alenza yang bergetar telah mengacaukan fokus Alenza yang saat ini sedang menikmati Film India yang berjudul Mann (1999) yang sedang tayang di televisi.

Padahal Air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya, dan sudah siap turun saat adegan dimana Aamir Khan yang berperan sebagai Dave dan Manisha Koirala yang berperan sebagai Priya akhirnya bertemu di rumah Priya. Dave yang datang dan ingin memberikan gelang kaki milik neneknya yang telah tiada kepada Priya, serta meminta penjelasan karena Priya tidak datang menemuinya. Namun karena keadaan Priya yang saat ini tidak memiliki kedua kaki, membuat Priya gugup bahkan menolak dengan tegas saat Dave akan memasangkan gelang di kakinya, karena Dave tidak tahu tentang kejadian yang menimpanya sehingga kedua kakinya harus di amputasi.

Dave yang akan pergi tiba-tiba teringat akan lukisannya yang telah dibeli oleh seorang perempuan yang tidak memiliki uang dan juga cacat, bahkan Dave memberikannya secara gratis meskipun Dave berusaha dengan keras untuk tidak menjual lukisannya itu, karena perempuan itu mampu melihat makna dari lukisan tersebut, dan saat itu juga pikiran Dave seolah seperti kaset yang terus berputar mengulang, dimana perempuan cacat yang telah membeli lukisannya dan juga priya yang tidak ingin dipasangkan gelang kaki oleh Dave, akhirnya Dave menggeledah rumah  Priya, melihat apakah benar orang yang telah memiliki lukisannya adalah Priya.

Alangkah terkejutnya Dave saat melihat lukisannya ada di kamar Priya, dengan menangis Dave bergegas menemui priya dan memeluknya. Sungguh Adegan yang menguras emosi dan juga kesedihan Alenza saat ini. Dan sayangnya, semua itu runtuh saat Divia sang pelaku yang tiba-tiba menelponnya.

Saat Alenza akan mengangkat telefon nya, tiba-tiba sambungan telefon dimatikan sepihak, selang beberapa menit kemudian Divia mengirimkan foto keseruannya saat ini di Puncak. Jika tidak mengingat jika Status Divia saat ini adalah anaknya, sudah pasti Alenza akan menyantetnya. Alenza melemparkan ponselnya ke sofa sampingnya dan mengambil beberapa lembar tisu untuk mengusap ingusnya yang keluar.

" Kasihan hiks...." Gumam Alenza pelan, meskipun ending film bahagia, dengan Dave dan Priya yang akhirnya menikah. Tetapi bayang-bayang menyakitkan di kisah mereka tidak dapat hilang dari memori ingatan Alenza.

Apalagi diiringi dengan lagu yang sangat menyayat hati. Sungguh Alenza menyesali dirinya sendiri yang telah menonton film perjalanan kisah cinta semenyedihkan ini.

" Mas Arsya." Ucap Alenza lirih.

Dengan segera Alenza kembali mengambil ponselnya yang tergeletak di sofa sampingnya dan segera menghubungi suaminya itu.

" Tidak diangkat?!hiks... Tapi ini udah jam 5 sore, bukankah biasanya jika ada lembur Mas Arsya akan mengirimkan pesan? .....Tapi kenapa tidak ada??? Hikss." Ujar Alenza sembari  menangis tersedu-sedu.

Dengan pakaian rumahan serta sandal jepit berbulu Alenza bergegas keluar dan meminta supir untuk mengantarkan dirinya ke kantor Sang Suami.

Hal itu tidak luput dari para pelayan yang melihat Nyonya mereka sedang tergesa-gesa dengan penampilan yang dapat dikategorikan sangat kacau. Tidak hanya dari segi pakaian ataupun sandal yang dikenakan, melainkan juga dari segi rambut yang hanya di cepol secara asal- asalan dan juga wajahnya yang memerah setelah menangis tanpa polesan make up sedikit pun.

My Friend Is My MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang