3 (2)

6K 552 11
                                    

DUA

Esokan harinya, Rosalie dan Ibunya kembali lagi ke mansion tua. Kali ini Rosalie berencana membersihkan kamar yang akan ditempati nya. Rosalie memutuskan untuk pindah ke mansion itu lebih cepat karena akan menghemat biaya hidupnya. Lagipula, menurut Rosalie mansion itu masih layak ditinggali meski belum ada perbaikan.

Ibu Rosalie tidak banyak membantu dari segi tenaga karena alerginya, jadi Rosalie harus bekerja sendiri. Selain itu mereka tidak ada peralatan canggih, sehingga semua kegiatan bersih-bersih harus dilakukan secara manual, seperti menyapu, mengepel lantai, dan mengelap perabotan. Semuanya manual, dan itu sangat melelahkan.

Tak ingin mati karena kelelahan membersihkan mansion, Rosalie berencana membeli banyak perlengkapan kebersihan berteknologi tinggi dan mempekerjakan beberapa asisten rumah tangga (ART). Setidaknya ia akan mempekerjakan mereka hingga beberapa bulan kedepan, yah... hal itu karena biyaya pekerja rumah tangga cukup mahal di Benua Eropa. Terlebih lagi, Rosalie sudah terbiasa hidup mandiri.

Saat Rosalie sedang mengelap salah satu meja tua di kamar yang akan ditinggalkan, Ibunya dayang.

"jangan memaksakan dirimu" ucap Ibu Rosalie.

Suara Ibu Rosalie terdengar aneh, hal itu karena wanita paruh baya itu menutup mulut dan hidungnya dengan syal agar alerginya tidak kambuh.

Rosalie menatap Ibunya, lalu berkata "aku baik-baik saja Ibu. Ibu duduk saja di ruang tamu, disini sangat berdebu!"

"ya, baiklah. Jika sudah selesai, pergi ke ruang tamu. Aku sudah belikan roti untukmu" ucap Ibu Rosalie.

"ia Ibu" jawab Rosalie. Setelah itu Ibunya pergi ke ruang tamu.

Setelah beberapa jam, Rosalie baru selesai dengan kegiatan beres-beresnya. Rosalie melihat sekelilingnya, ia merasa senang karena kamar itu sudah sangat bersih. Yah... meskipun kamar itu bisa dikatakan kecil dan biasa. Bahkan kamar itu lebih cocok untuk kamar pelayan karena kecil dan dekat dengan dapur. Namun Rosalie taka ada masalah dengan hal itu, yang ia pikirkan saat ini adalah kenyamanan dan kepraktisan.

Sebenarnya di mansion terdiri dari 4 lantai yang terdiri dari satu aula (tempat biasanya diadakannya pesta dansa), lobi, 2 ruang tamu, satu perpustakaan, ruang keluarga, dapur, dan ada 25 kamar. Seperti kamar utama lainnya, kamar utama di mansion itu adalah kamar yang paling besar dan megah. Bahkan luas kamar utama di mansion itu lebih besar dari kamar Ibu Rosalie di rumah mereka yang ada di Inggris. hanya saja, semua ruangan itu perlu diperbaiki dan di pasang penghangat, jika tidak Rosalie akan mati kedinginan saat musim dingin tiba.

Setelah selesai dengan urusannya di kamar itu, Rosalie berniat untuk menemui Ibunya, namun saat di perjalanan Rosalie melihat ruangan dimana ada banyak lukisan cantik yang kemarin dilihatnya. Tak perlu banyak berpikir, Rosalie langsung memasuki ruangan itu. Melihat lukisan yang dia lihat.

Rosalie melihat satu persatu lukisan di ruangan itu. Semua lukisan di sana memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, terkadang lukisan juga menggambarkan perasaan pelukisnya dan memiliki makna tersembunyi di dalamnya. Bagi penikmat seni seperti Rosalie, mereka akan menghabiskan banyak waktu untuk satu lukisan, bahkan rela menghabiskan banyak uang untuk memiliki lukisan yang mereka sukai.

Rosalie menemukan satu lukisan yang sangat unik di antara tumpukan lukisan. Dengan cepat Rosalie membawanya ke arah jendela agar bisa melihat lukisan itu lebih jelas. Dan saat ia benar-benar melihatnya dengan jelas, ia begitu terpesona.

Rosalie melihat lukisan putri duyung. Ya... seorang putri duyung berparas sangat cantik sedang berenang bebas di kedalaman lautan yang indah dan dalam. Lukisan putri duyung itu seolah memiliki emosi kebahagiaan dan memiliki arti kebebasan, namun juga memiliki kesedihan di dalamnya. Terlepas dari itu semua, lukisan itu membuat Rosalie benar-benar terhanyut akan keindahannya.

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang