25 (22)

2.2K 204 0
                                    

"Kenapa kau diam, apa ucapanku benar ?" Ucap Bancroft.

Hugo menatap sahabat-sahabatnya lalu berkata "Tidak, mana mungkin aku menyukainya. Kita kan berbeda bangsa !"

Kata-katanya terdengar tegas dan sangat meyakinkan, namun dada Hugo terasa tertekan saat ia selesai dengan kalimatnya. Ia merasa semakin kesal dan marah saat itu.

Axton mendekati Hugo, lalu berkata "Benarkah? Kalau begitu… tak ada masalahnya kalau aku mendekatinya kan ?"

Hugo tak percaya saat ia mendengar ucapan sahabat ya, ia merasa itu konyol dan… entah kenapa ia sangat marah.

"kau… bilang apa  ?!!"  Tanya Hugo dengan suara terbata-bata.

"Aku akan mendekatinya. Lagipula, tidak ada masalahnya menikahi manusia, toh  Siren Ana menikahi manusia normal dan bisa hidup bahagia hingga akhir hayatnya kan." 

Axton mengatakan itu tanpa beban. Ia memang tidak mencintai ruangannya, tapi ia tidak membencinya juga. Selama ini Axton tak pernah menceritakan bagaimana hubungannya dengan tunangannya, ia bersikap baik saat mereka bersama namun kenyataannya Acton tak pernah sedikitpun mencintai tunangannya. Menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak dicintainya sebenarnya adalah beban bagi Axton. Seandainya ia bisa memilih dengan siapa dia akan menikah, Axton tentu akan menikahi wanita pilihannya sendiri.

"Bagaimana bisa kau mengatakan itu. Kau kan sudah punya tunangan!" Ucap Bancroft.

"Aku akan meninggalkannya, lagipula kamu tidak saling mencintai." ucap Axton dengan santai.

"Menikah dengan seseorang yang tidak kau cintai itu seperti hidup di neraka !" Tambah Axton.

Saat Axton selesai dengan kalimatnya, Hugo, Bancroft dan  Javier tersentak. Sesaat mereka memikirkan hubungan mereka dengan wanita yang telah di jodohkan dengan mereka. Dan ucapan Axton bagi mereka ada benarnya.

"Memangnya kau mencintai manusia itu ?" Tanya Bancroft.

Axton, terdiam sejenak lalu ia berkata "tidak". Namun sesaat kemudian ia kembali berkata "untuk... sekarang tidak. Tapi bisa saja cinta itu tumbuh sebentar lagi, dia wanita yang cantik, menawan, pintar memasak, cerdas, sangat pintar mengurus diri…"

Sebelum Axton selesai dengan kata-katanya Hugo memukul wajahnya, lalu berkata dengan penuh penekanan "Buang pikiran itu jauh jauh dari kepalamu, kalau tidak... aku yang akan mengeluarkan otakmu dari kepalamu itu !!!"

Axton tersungkur di tanah. Ia memegangi pipinya yang sudah memar karena pukulan Hugo. Hugo masih menatap Axton dengan tajam, dia memiliki aura suram yang pekat, dan kemarahan yang berapi-apa. Axton hanya diam di tempatnya, ia tak melawan karena jika ia melawan, Hugo bisa semakin marah.

"...!"

Kejadian itu membuat Bancroft dan  Javier terkejut karena Hugo bergerak dengan begitu tiba-tiba, bahkan tak memberi Axton kesempatan untuk menghindar.

Setelah selesai dengan Axton, Hugo meninggalkannya. Ia segera memasuki mansion.

"Apa aku salah bicara ? atau jangan-jangan dia… dia cemburu ?" Batin Axton. Saat ia menyadari perasaan Hugo pada Rosalie, ia tersenyum seakan itu sesuatu hal yang bagus.

"Hah… sudah kukatakan. Jaga sikapmu di depannya, dia orang yang sulit dihadapi!" Ucap Bancroft.

Javier hang mendengar hal itu yang mengangguk, seolah setuju dengan ucapan Bancroft. Setelah itu mereka mengikuti Hugo.

Saat Hugo memasuki mansion dari pintu belakang, ia segera mencari keberadaan Rosalie. Biasanya Rosalie berada di dapur atau di ruangan perpustakaan sambil mengerjakan novel terbarunya. Namun setelah mencarinya, Hugo tak menemukan siapapun di sana.

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang