TUJUH BELAS
Seorang pria sedang melihat deretan lukisan tua yang sangat indah dengan ekspresi wajah terkejut bercampur bingung. Setelahnya, ia mengalihkan seorang wanita yang berdiri di hadapannya yang tak lain adalah Rosalie masih dengan ekspresi terkejut bercampur bingung.
Pria itu adalah orang yang akan memperbaiki dan membersihkan lukisan-lukisan di mansion.Sebelumnya, Ibu Rosalie menawari pria itu untuk membersihkan dan memperbaiki lukisan, karena bayaran yang menggiurkan, pria itu menerimanya dengan senang hati, bahkan rela menjemput lukisan-lukisan itu sendiri ke kota Heraklion padahal mereka berbeda negara. Namun pria itu tidak dibuat terkejut saat melihat lukisan yang harus diperbaiki sangat banyak, bahkan ada 45 lukisan, dan salah satu lukisannya adalah lukisan mermaid yang sangat indah.
“aku ingin kamu membersihkan dan memperbaiki lukisan ini. Kau bisakan ?” tanya Rosalie.
“ya bisa. Tapi… lukisan ini sangat banyak… apa anda yakin akan membersihkan semuanya ?”
“ya… aku yakin.”
Aku perlu waktu yang cukup lama untuk memperbaiki semuanya karena aku hanya bekerja berdua dengan sahabatku… kau tak masalah kan ?”
“ya… aku mengerti. Lalu, bagaimana dengan harganya ?”
“aku akan mengirimkan tagihannya nanti.”
“baiklah.”
Setelah obrolan singkat itu lukisan-lukisan itu dibawa ke dalam mobil box yang cukup besar, dan akan dibawa ke Belanda karena pria itu tinggal di sana. Sejujurnya Rosalie sangat khawatir soal tagihan perbaikan lukisan, tapi untungnya Ibu Rosalie bersedia membayarnya.
Setelah urusan lukisan selesai, Rosalie duduk sambil menulis karya terbarunya di paviliun karena beberapa pekerja sedang memperbaiki mansion. Rosalie terlihat begitu serius saat itu, bahkan agar novelnya bagus Rosalie berimajinasi jika tokoh utama di novelnya adalah dia. Tapi imajinasi Rosalie buyar saat melihat kedatangan seorang pria yang tak lain Hugo, tapi pria itu memakai kali ini memakai baju.Saat Hugo sudah berada di depan Rosalie, Hugo berkata “kenapa di mansion sangat berisik?” namun bukannya menjawab, Rosalie malah berkata "Maya masih belum datang!" lalu kembali fokus dengan laptopnya.
"Aku datang bukan soal Maya. Tapi soal tawaran mu kemarin" ucap Hugo datar.
Rosalie menatap Hugo dengan kaget, pasalnya Rosalie tak menyangka jika Hugo akan menerima tawan konyolnya kemarin. Namun sikap Hugi itu membuktikan jika ia sangat mencintai Maya.
"Ternyata Hugo sangat mencintai Maya ya…" batin Rosalie.
"Apa kau yakin ?" tanya Rosalie.
"Ya… aku yakin. Tapi kau harus membantuku membuat Maya mencintaiku!" ucap Hugo dengan penuh tekanan.
Meskipun merasa diintimidasi, Rosalie tersenyum lembut lalu berkata "Ya… aku akan membantumu."
“baiklah kalau begitu, hal pertama yang harus kau lakukan adalah cium aku” tambah Rosalie.
“apah ? me… menciummu ?” ucap Hugo. Pria itu sangat terkejut saat mendengar hal itu.
“Ya… cium… aku.”
“baiklah, kalau kau tak mau, biar aku yang menciummu.”
Rosalie berjalan dengan cepat. Ia menaiki kursi agar tingginya sama dengan Hugo, lalu langsung mencium bibir pria itu. Bibir Rosalie yang lembut, hangat dan manis karena baru saja minum coklat panas membuat Hugo terkejut. Pria itu tak membalas ciuman Rosalie, dia hanya diam tanpa kata dan tubuhnya menegang dan sangat terkejut karena itu ciuman pertamanya. Bahkan Maya Hugo selama mau keluar.
Saat ciuman Rosalie semakin dalam, dan panas membuat tubuh Hugo terasa terbakar dan lemas. Naluri Hugo sebagai seorang pria sejati bergejolak karena sentuhan lembut yang Rosalie berikan. Jantung Hugo berdebar lebih cepat dari biasanya, debaran jantung itu seperti ia melakukan hal menantang dan ekstrim, namun ini sedikit berbeda. Di saat yang bersamaan, ada sesuatu yang bergejolak di dada dan perutnya, itu seperti sengatan listrik, namun itu menenangkan. Dan saat sesuatu di antara kakinya terasa keras dan sesak, Hugo mulai menginginkan hal yang lebih. Namun Hugo yang polos dan gengsi malah mendorong Rosalie, membuat Rosalie terjatuh dari kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rosalie Di Semidio
RomanceRosalie baru saja ditinggal kekasih. Untuk mengobati hatinya, Rosalie memutuskan untuk menetap di rumah peninggalan kakeknya yang berada di salah satu kota kecil di Belgia. Semula kehidupan Rosalie berjalan baik, namun semua itu berubah saat Rosa...