18 (16)

2.4K 244 0
                                    

ENAM BELAS

Hugo terdiam di kursinya sambil menatap kekacauan yang baru saja terjadi. Beberapa menit yang lalu, Maya datang ke bar yang menjadi tongkrongan Hugo dan teman-temannya. Wanita itu langsung menampar dan memakinya karena perbuatannya menakita Rosalie. Tapi waktu itu, Hugo sudah berusaha mengendalikan amarahnya.

Hugo yang terus disalahkan oleh Maya akhirnya merasa geram. Pria itu dengan kasar menampar Maya lalu berkata "murahan", kalimat itu langsung melukai perasaan Maya. Maya terdiam, lalu pergi tanpa kata. Maya tak membela dirinya, ia tak menyangkalnya sama sekali, membuat Hugo semakin marah. Hugo pun menghancurkan barang-barang di bar, untuk melampiaskan amarahnya. Beberapa orang mencoba menenangkannya, namun malah terkena pukulan. Dan beberapa menit kemudian, bar sudah sangat berantakan.

Esokan harinya, Rosalie sudah sangat sibuk sejak pagi. Hal itu karena beberapa pekerja yang bekerja sama dengan pemerintah datang ke mansion ya untuk  mengecek kerusakan di mansion. Mereka akan memulai bekerja 2 hari lagi, hari ini mereka hanya mengecek keadaan mansion, lalu mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan. Rosalie terlihat sangat semangat menginstruksikan para pekerja mengenai apa saja yang harus mereka perbaiki di mansion, padahal saat itu lehernya masih sangat sakit karena ulah Hugo. Pada saat itu, para pekerja tidak menyadari luka di leher Rosalie, karana ia menutupinya dengan syal.
Musim dingin akan segera datang, dan saat suhu berada di puncak terendahnya, tempat itu bisa membeku, jadi Rosalie berniat memperbaiki semua pemanas di mansion itu terlebih dahulu. Selain itu, pintu, jendela dan pakar mansion harus segera diperbaiki, sehingga makhluk yang tak diharapkan hadir tidak masuk ke mansion mengingat jalan ke dunia Semidio tepat di belakang mansion. Bahkan Rosalie mempekerjakan banyak orang agar mansion selesai diperbaiki sebelum suhu udara semakin dingin.
Saat pekerjaan di mansion selesai, Rosalie segera pergi berkeliling kota Heraklion sekaligus mencari perabotan rumah. Saat Rosalie berkeliling, ia mulai menyadari jika kota Heraklion sangat sepi, mungkin karena musim panas telah berakhir sehingga para wisatawan kembali kota atau negara mereka masing-masing. Namun karena kota Heraklion yang sepi itulah, suasana menjadi sangat tenang dan nyaman bagi Rosalie. Ia menikmatinya.
Pada saat jam makan siang tiba, Rosalie memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran di pinggir pantai. Saat Rosalie memasuki restoran, Rosalie melihat sosok yang tak asing lagi di matanya, sosok itu tak lain adalah Jawel, si pemilik toko buku yang ramah dan sangat baik.

Jawel duduk di salah satu meja sendirian, dan ia terlihat sedang menunggu sesuatu.”

"Hai Jawel" tegur Rosalie.
Jawel melihat Rosalie. Dia tersenyum lalu berkata, "Oh… hai, Rosalie. Sudah lama aku tak melihatmu, apa kau sibuk ?"

"Yah… begitulah. Aku baru pindah ke kota ini, dan ada banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan."

“sedang apa kau disini, apa sedang menunggu seseorang ?”

“tidak, aku sendirian. Saat ini aku sedang menunggu pesananku tiba, apa kau juga mau makan siang ?"

“yah…”

“kalau begitu, duduklah disini. Kita makan bersama, itupun jika kau tak keberatan.”

“oh… tentu aku tak keberatan Jawel” ucap Rosalie, lalu ia duduk di depan Jawel.

"Ohya, bagaimana novel kemarin, apa bagus ?"

"Ya… bagus. Aku menyukai semuanya" ucap Rosalie jujur.
Novel yang Jawel rekomendasikan memang sangat bagus, meskipun Rosalie tidak begitu menyukai alur cerita yang tragis. ah… itu membuatnya sangat emosi dan menguras air matanya.

"Syukurlah kalau begitu. Oh ya, aku punya novel baru yang sangat bagus, aku yakin kau akan menyukainya” ucap Jawel dengan penuh percaya diri.

“benarkah, apa judulnya.”

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang