29(26)

2.1K 176 0
                                    

DUA PULUH ENAM

Maya terbangun dari tidurnya, dia melihat sekelilingnya dengan ekspresi waspada bercampur panik. Seorang pria berjalan ke arahnya sambil membawa segelas air hangat, saat pria itu melihat Maya, dia berkata "ada apa ? Kau terlihat ketakutan sayang ?"

"Chaiden, aku… aku merasa ada seseorang yang mengawasi kita" ucap Maya.

Maya terlihat sangat khawatir, membuat Chaiden kebingungan. Pasalnya ia tidak merasakan apapun dan tak melihat siapapun sekitar mereka, terlebih lagi saat ini mereka berada di dalam kamar. Saat itu Chaiden berpikir, mungkin itu hanya kekhawatiran Maya saja karena pengaruh hormatnya yang tak stabil.

"Tenanglah sayang, aku rasa tidak ada siapapun yang mengawasi kita. Tempat ini sangat aman, percayalah padaku" ucap Chaiden dengan lembut.

Maya menggelengkan kepalanya dengan lemah, sambil menatap Chaiden dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Lalu, ia berkata "tidak, mereka sudah menemukan kita. Instingku bisa merasakan jika mereka sudah ada di luar."

Setelah kalimatnya berakhir, Maya melihat ke jendela yang saat itu tertutup oleh tirai, seolah memberi isyarat jika ada seseorang di luar sana.  Chaiden mengikuti arah pandang Maya, meskipun Maya terlihat sangat serius namun pria itu tak percaya. Chaiden pun berjalan ke arah jendela, saat berada di depan jendela Chaiden membuka tirai itu secara perlahan. Dan betapa kagetnya ia saat melihat beberapa orang berdiri melihat ke arahnya.

Mereka memang memiliki tubuh yang mirip seperti manusia, tapi berkulit sangat pucat dan warna mata mereka sangat mencolok.

Chaiden berbalik dan ingin bertanya siapa mereka, namun saat ia bicara seseorang memotong ucapannya.

"Mereka…"

“wah… kalian terlihat sangat romantis ya” ucap seorang wanita yang langsung membuat Maya dan Chaiden kaget.

“kau…!!!” ucap Maya. Maya menatap sosok itu dengan tajam penuh amarah.

"Hahaha… Hay Maya, oh… astaga. Coba lihat perutmu yang besar, apa kau sedang hamil anak manusia lemah itu!" Ucap sosok itu sambil memandang Maya dengan penghinaan.

Chaiden merasa sangat marah saat wanita asing itu menghina Maya. Chaiden hendak bertanya siapa dia, dan ingin mengusirnya, namun belum sempat kalimat itu keluar dari mulutnya, secara tiba-tiba wanita itu menyerangnya hingga akhirnya ia pingsan.

Maya yang melihat hal itu dengan cepat menyerang wanita itu. Namun karena kondisinya yang sedang hamil, ia menjadi kesulitan.

"Kenapa kau menyayangi kami Varya!" Ucap Maya sambil menatap wanita yang menyerangnya itu.

"Kenapa ya…? Hem… kau akan tahu setelah pergi ke Semidio !" Ucap Varya lalu tertawa.

Maya menatap Chaiden untuk sesaat. Pria itu terluka di bagian kepala karena benturan, dan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Maya merasa sangat iba pada Chaiden dan tak mau Chaiden menderita karenanya.

"Baiklah, aku akan ikut denganmu. Tapi… jangan ganggu dia !"  Ucap Maya dengan tegas.

"Tentu Maya," ucap Verya.

Maya sedikit lega saat mendengar hal itu, namun itu hanya sesaat. Saat Verya berkata "Cepat berikan ramuan itu padanya!" Sekelompok pria masuk, sebagai pria menengahinya sementara yang lain  memberikan ramuan hijau pada Chaiden.

Ramuan itu akan membuat Chaiden melupakan dunia Semidio termasuk Maya. Saat Maya melihatnya, ia berteriak histeris. Ia ingin melawan mereka, namun ia tak berdaya.
***

"Rosalie. Dia masih belum pergi, padahal suhu di luar semakin dingin. Dan menurut perkiraan cuaca, salju akan turun malam ini. Bagaimana jika dia bisa sakit nanti ?" Ucap Melody sambil menatap ke laut jendela dimana. Menatap Aidyn yang sedang berdiri dengan tubuh gemetar karena kedinginan.

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang