26 (23)

2.3K 223 1
                                    

DUA PULUH TIGA

Melody masih menatap Rosalie dengan tajam. Beberapa menit yang lalu Rosalie sudah memperkenalkan Hugo dan teman-temannya sebagai teman barunya, tentunya Rosalie tidak menceritakan tentang Siren maupun Semidio pada Melodi. Namun entah kenapa wanita itu terlihat masih  kesal pada Rosalie. Selain itu, Rosalie juga merasa tertekan karena Hugo juga menatapnya tajam.

Saat ini Rosalie di sedang memasak untuk merek untuk mereka, tentunya masih diawasi Melodi dan Hugo. Setelah makanan selesai Rosalie segera menghidangkannya makanan itu pada mereka, sementara Rosalie sendiri lebih memilih pergi. Ia kehilangan selera makannya dan merasa pusing karena terus diawasi Melody dan Hugo.

Rosalie berjalan menuju ruang baca, ia pikir ia bisa menenangkan diri di sana. Namun tanpa Rosalie sadari, Hugo mengikutinya dari belakang. Saat Rosalie sudah berada di ruang perpustakaan itu, ia baru menyadari Hugo mengikutinya.

Rosalie mendesah kasar, lalu berbalik menatap pria itu dengan wajah lelah. Belum sempat Rosalie bicara, Hugo berkata lebih dulu.

"Siapa dia ?" Ucap Hugo.

Pertanyaan itu terdengar seperti seorang kekasih yang baru saja ketahuan berselingkuh. Hugo mengatakannya dengan nada seolah sedang marah, kecewa dan cemburu yang bercampur jadi satu. Sangat mirip seperti kekasih yang memergoki kekasihnya berselingkuh.

"Dia sahabatku ?" Ucap Rosalie.

"Tadi kalian terlihat sangat dekat ?"

"Ya… karena kami memang sahabat dekat, ya berarti kami sangat dekat!" Jelas Rosalie.

Ia berusaha sabar menghadapi sikap Hugo yang sepertinya sedang cemburu. Itu entah kenapa terasa manis meskipun sedikit merepotkan.

"Apa kau benar-benar tidak memiliki perasaan padanya ?"

"Tentu saja. Aku ini masih normal Hugo!"

"Lalu… apa aku bisa lebih dekat darinya ?"

"Ha…? Apa maksudmu ?" Tanya Rosalie.

Hugo berjalan mendekati Rosalie, ia melihat wanita itu penuh arti dalam dan lekas. Membuat suasana terasa intim dan hangat. Tiba-tiba jantung Rosalie mulai berdebar lebih cepat, ia menjadi gugup dan salah tingkah.

"Apa… aku bisa menjadi lebih dekat denganmu. Lebih dari siapapun?"
Saat Hugo melontarkan pertanyaan itu, entah kenapa itu seperti mengungkapkan perasaan cinta. Itu membuat Rosalie salah paham untuk sesaat. Saat Rosalie kembali mengingat tujuan awalnya mendekati Hugo dan fakta jika Hugo sangat mencintai Maya, hatinya terasa terluka.

Rosalie tersenyum paksa, lalu ia berkata "tentu saja. Bukankah kita juga sahabat sekarang ?"

Setelah mengatakan itu, Rosalie pergi meninggalkan Hugo. Ia merasa tidak nyaman berada disamping pria itu, ia kesulitan mengendalikan perasaannya.

"Aku harus menahan perasaan ini, aku tak mau kembali menderita karena gagal dalam asmara!" Gumam Rosalie.

Rosalie sepertinya mulai menyadari perasaan yang tidak wajar  pada dirinya untuk Hugo. Ia mulai mencintai Hugo, namun ada ketakutan setiap kali memikirkan masalahnya.

Sementara dan sisi lain, Hugo menata ruangan perpustakaan itu dengan tatapan kosong. Ia merasa sangat kecewa dan kehilangan saat Rosalie menganggapnya sebagai sahabat. Ia merasa marah, kesal, dan sedih. Perasaan itu bercampur jadi satu sampai-sampai dadanya terasa sesak.
Hugo sangat ingin menahan wanita itu, namun ia yakut wanita itu ketakutan.

Selain itu, ada hal yang membuatnya tidak bisa lebih dekat dengan Rosalie, jaitu… ambisi ayahnya untuk menjadi perwakilan suku Siren di Semidio.
Hugo mengingat kejadian aneh di goa saat ia, Maya dan sahabatnya mengantar Rosalie ke dunia atas. Lebih tepatnya kejadian saat ia melihat gelembung udara aneh bersama Rosalie.

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang