35 (32)

1.8K 182 1
                                    

TIGA PULUH DUA

Chaiden sedang memakan salmon panggang dengan lahap, saat ia melihat sosok wanita yang sedang melamun di hadapannya, Chaiden berkata "Ada apa denganmu Rosalie ?"

"Tidak. Aku baik-baik saja," bohong Rosalie. Sebenarnya hari ini Hugo datang menemuinya, namun entah kenapa Rosalie tak pria itu terkena masalah karenanya.

" Hem... bagaimana harimu?" Ucap Rosalie segara mengalihkan pembicaraan.

"Ya... hariku baik," bohong Chaiden. Faktanya Maya kembali mendatanginya di rumah sakit. Kondisi wanita yang sedang hamil membuat Chaiden sedikit iba, namun ia berusaha mengabaikannya.

***

Esokan harinya, beberapa menit setelah Chaiden pergi, Rosalie mendengar suara ketukan pintu. Ia berpikir itu Chaiden, namun saat ia membuka pintu, ia malah melihat Hugo.

"Kau lagi !" Ucap Rosalie ketus.

Pria itu hanya diam dengan senyum merekah di wajahnya. Kali ini ia tidak datang dengan tangan kosong, melainkan satu ikat buka. Itu bukan bunga yang umum ditemukan di toko bunga, bahkan di rangkai dengan tidak beraturan. Tapi itu tetap cantik.

"Kenapa kau datang lagi sih!" Tanya Rosalie lagi.

"Kumohon... dengarkan penjelasan ku!" Ucap Hugo, lalu dengan cepat Rosalie menjawab

"Tidak akan !"

Lalu menutup pintunya dengan keras.

Hugo mendesah kasal. Ia meletakkan bunga itu di depan pintu lalu pergi. Tidak jauh dari rumah itu, Bancroft sedang menunggu Hugo.

Bancroft melihat bagaimana Hugo diperlakukan dengan kasar oleh kekasihnya, dan saat itu ia merasa kesal dan saut pada kesabaran Hugo. Mungkin jika ia ada di posisi Hugo, ia tak mungkin sesabar itu. Dan mungkin ia lebih memilih menculik wanita itu lalu membawanya ke tempatnya sehingga wanita itu tak bisa berkutik lagi.

Selain itu, Hubo sendiri yang memetik bunga itu di kaki bukit. Tadi saat mereka di perjalanan menuju rumah itu, mereka melewati kaki bungit, dan saat Hugo melihat banyak Bunga yang baru saja mekar, ia segera memetiknya untuk Rosalie. Bukankah itu cukup mengherankan karena seorang Hugo mau melakukannya, terlebih lagi sekarang dia adalah kepala suku Orga. Yah... Hugo mengalahkan ayahnya, jadi Hugo lah yang akan menggantikan ayahnya, begitulah sistem yang ada di negris Semidio. Dimana yang kuatlah yang menjadi pemimpin.

Saat Hugo berada di depannya, Bancroft segera berkata "Hah... kenapa kau tidak memilikinya dengan cara mudah!"

"Apa maksudmu ?"

"Menculiknya, lalu bawa ke negris Semidio. Itu mudah kan"

"Itu sangat muda untukku. Tapi aku yakin dia akan membenciku dengan cara seperti itu" ucap Hugo dengan wajah datar.

"Hah... ya, terserah kepala suku deh" ucap Bancroft.

Setelah kepergian Hugo, Rosalie membuka pintu secara perlahan. Ia melihat rangkaian bunga di sana. Ia mengambilnya, lalu membawanya ke dalam. Perasaan Rosalie sangat aneh saat itu, lebih tepatnya ia merasa bersalah pada Hugo dan itu aneh.

Rosalie membawanya ke belakang, lalu menyimpannya di dalam lemari kayu, tidak lupa ia menaruhnya di dalam vas bunga yang telah diisi air agar awet. Ia tak mau Chaiden sampai tahu bunga itu, tapi ia juga enggan membuangnya.

Esokan harinya di saat Chaiden pergi bekerja, Hugo kembali datang. Rosalie tak membukakan pintunya saat mengetahui Hugo datang, namun ia tetap di sana, melihat pria itu dari jendela.

"Hai, apa kabar anak kita?" Tanya Hugo.

"Dia bukan anakmu!"

Dan bukannya membalas ucapan Rosalie yang menyakitkan itu, Hugo malah berbicara hal lain "Oh... kabarnya baik ya"

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang