30 (27)

2K 170 0
                                    


DUA PULUH TUJUH

Beberapa hari kemudian, Rosalie sedang menatap ikan segar yang baru saja ia beli di supermarket. Ia menatapnya dengan lapar dan bau amis ikan entah kenapa tercium begitu lezat, seakan ikan mentah itu adalah makanan terlezat di dunia. Saat ini entah kenapa Rosalie sangat ingin makan ingat, tapi anehnya ia tidak ingin makan ingin yang sudah diolah, melainkan ikan mentah. Padahal sebelumnya ia tidak suka makan ikan mentah, bahkan ia tidak pernah makan  sushi.

Rosalie mengambil ikan itu, ia mengambil potongan kecil lalu berniat untuk mencicipinya. Namun saat ia akan menggigit daging ikan mentah itu, suara bel berbunyi pertanda ada tamu.

Rosalie mendesah kasar, lalu meletakkan daging ikan mentah itu ke tempatnya. Rosalie segera mencuci tangannya lalu berjalan ke pintu utama mansion. Saat Rosalie membuka pintu itu, ia melihat Chaiden di sana.

"Hai Chaiden!" Ucap Rosalie ramah.

Wanita itu mengacak Chaiden masuk, menyuruhnya duduk di ruang tamu dan taklupa menyuguhkannya secangkir teh hangat.

"Apa kabarmu Chaiden?"

"Kabarku baik Rosalie. Kamu sendiri bagaimana ?" Ucap pria itu lalu tersenyum.

"Aku juga baik"

"Ohya, Chaiden. Selama liburan, kalian berjalan kemana saja ?"

"Aku tidak kemana-mana. Hanya di villa dan terkadang berkeliling di sekitar pantai."

"Berjalan di pantai ? Memangnya, kamu berlibur di negara mana ?" Tanya Rosalie.

Rosalie pikir Chaiden pasti berlibur ke luar negeri bersama Maya, karena sangat konyol jika berlibur di Eropa tapi di musim dingin. Lagipula, kebanyakan orang Eropa akan memilih daerah tropis untuk berlibur setiap musim dingin tiba.

"Masih di benua Eropa kok, tapi letaknya sedikit jauh" ucap Chaiden.

"Hanya berdiam di villa dan sesekali berkeliling di pantai saat musim dingin begini ? Apa itu yang namanya liburan ? Ah… yang benar saja, harusnya kalian pergi ke daerah tropis dong!"

Waktu Chaiden mendengar ucapan Rosalie, ia menggaruk kepalanya. Pria itu juga tidak mengerti kenapa ia berlibur di sana, namun karena malu mengakuinya Chaiden akhirnya berbohong.

"Ya… yang kubutuhkan itu cuman istirahat, bukan berjalan-jalan Rosalie." Ucap Chaiden pada akhirnya.

"Oh… begitu. Lalu, dimana Maya… apa kau tidak mengajaknya kemari ?"

Saat Chaiden mendengarnya, wajahnya terlihat kebingungan.

"Maya ? Siapa… Maya ?" Ucap Chaiden.

"Maya kekasihmu lah, memangnya ada berapa Maya di hidupmu !?"

"Aku tidak punya kekasih bernama Maya, Rosalie."

Rosalie sangat terkejut mendengarnya. Ia menatap Chaiden dengan kesal karena berpikir pria itu sedang bercanda.

"Chaiden, apa yang terjadi denganmu. Kenapa kau berbicara seperti itu? Jika Maya mendengarnya, dia pasti akan sangat sedih!" Ucap Rosalie kesal.

Wajah Chaiden terlihat serius, dia membuat Rosalie kebingungan.

"Berbicara seperti apa maksudnya Rosalie. Aku memang tidak tahu siapa Maya yang kau maksud."

Rosalie terdiam untuk sesaat. Ia bergumam sebentar lalu menatap Chaiden kembali, itu membuat Chaiden menatapnya aneh.

“a… apa yang terjadi denganmu saat liburan kemarin?” tanya Rosalie.

“kau ini bicara apa sih.” ucap Chaiden yang semakin kebingungan dengan ucapan Rosalie. Namun ia dengan cepat mengalihkan pembicaraan karena ia sedang sibuk saat ini.

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang