33 (30)

1.9K 169 3
                                    

TIGA PULUH

Chaiden berdiri di depan Rosalie dengan wajah serius, lalu ia berkata "Kau yakin dengan keputusanmu?"

Pria itu nampak ragu dengan Rosalie, namun ia terlihat senang. 

"Ya aku yakin. Aku tidak akan menggugurkan bayi ini" ucap Rosalie tegas.

Chaiden tersenyum, terlihat perasaan lega dari wajahnya. Entah kenapa ia merasa bahagia, lega dan tenang, seakan bayi yang dikandung Rosalie itu adalah anaknya.

"Syukurlah kalau begitu. Anakmu pasti akan sangat mencintaimu" ucap Chaiden.

Rosalie yang mendengar ya tersenyum lalu berkata "ya, tentu saja."

"Ohya Rosalie. Ibumu dan ayahmu dalam perjalanan ke sini. Mungkin pesawat mereka akan tiba jam 6 pagi." Ucap Chaiden mengalihkan topik pembicaraan.

"Apah…?! Kenapa mereka bisa ke sini!?"

Rosalie terlihat panik saat itu, dan itu wajar karena orang tuanya datang di saat ia hamil. Bahkan ia tidak tahu siapa ayah bayi nya.

"Kau menghilang selama seminggu lebih, jadi sangat wajar jika mereka mengkhawatirkanmu. Aku juga tak bisa bisa merahasiakan keadaan mu kemarin. Kau bahkan sempat kritis kemarin dan… termasuk soal kau hamil!" Ucap Chaiden. Pria itu mengatakannya dengan ragu.

"Jadi intinya kau yang memberitahu mereka ! Bahkan soal keadaan ku sekarang."

"Ya… begitulah. Aku minta maaf soal itu, tapi… aku tak punya pilihan" ucap Chaiden. Ia tersenyum hambar dan sorot matanya merasa bersalah.

"Ya… ampun. Sekarang aku harus bagaimana?!"

"Bagaimana apa maksudmu ?" Tanya Chaiden.

"Aku sedang hamil sekarang, bahkan aku tidak tahu siapa ayahnya. Jika orang tuaku tahu fakta ini, mereka pasti akan sangat marah padaku! Dan… kecewa" ucap Rosalie.

Chaiden terdiam untuk sesaat. Ia berpikir, dan saat ia selesai, Chaiden menghembuskan nafas kasar lalu berkata "Baiklah, aku akan berpura-pura menjadi ayah dari bayi ini. Bagaimana ?"

"Kau serius ?" Tanya Rosalie untuk
memastikan ucapan Chaiden.

"Iya" ucap Chaiden dengan suara lemah lalu, ia tersenyum.

ΩΩΩ

1 bulan kemudian, Rosalie membawa banyak tas belanja ke dalam mansion. Tas itu cukup beras, membuat Rosalie kesulitan. Tiba-tiba seseorang mengambil tas belanjaan itu dengan paksa, lalu berkata "aku sudah bilang, panggil aku jika kau kesulitan mengangkatnya !"

Rosalie menatap sosok itu, lalu berkata "terima kasih Chaiden, kau memang calon ayah dan suami yang baik."

"Hem… ya. Cepat masuk sana, hari sangat dingin saat ini!"

"Ya, ya!" Ucap Rosalie patuh.

Chaiden yang mendengarnya hanya tersenyum kecil. Chaiden dan Rosalie saat ini sudah bertunangan dan mereka akan menikah dalam waktu 3 minggu lagi, bahkan sekarang mereka sudah tinggal bersama, bahkan sekarang mereka sudah tinggal bersama. Hal itu terjadi begitu saja setelah orang tua Rosalie datang. Padahal awalnya ia hanya ingin berpura-pura menjadi ayah dari bayi yang Rosalie kandung, tapi masalahnya jadi rumit ketika orang tua Rosalie memintanya bertanggung jawab.  Chaiden tak bisa menolak permintaan itu, begitu pula dengan Rosalie.

Chaiden melakukannya karena ia merasa iba pada bayi yang Rosalie kandung, tidak lebih. Meskipun ia menikah dengan Rosalie secara terpaksa, namun ia tak begitu tertekan karena Rosalie sosok yang cantik dan baik. Rosalie juga merasakan hal yang sama. Rosalie hanya menikahi Chaiden demi anaknya, dan jika suatu hari Chaiden menginginkan perceraian, ia akan mengabulkannya.

Rosalie Di SemidioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang