- 5 -

3.2K 458 4
                                    

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah sakit. Daddy pun langsung digiring untuk keruang gawat darurat.

Terhitung sudah tiga puluh menit dokter menangani daddy, namun belum ada tanda-tanda jika mereka akan selesai. Lalisa merutuki perbuatannya itu yang membuat daddynya masuk rumah sakit. Memang selama ini ia selalu memendam kekesalan yang ada didalam hatinya dan bermaksud untuk mengungkapkannya tadi. Jika ia tahu seperti ini, ia tak akan melakukan hal itu.

"mom, lalice ke toilet sebentar" izin lisa yang mendapatkan anggukkan dari sang mommy

Lama lisa berkeliling tempat itu namun masih belum menemukan letak toilet di rumah sakit ini. Lalu mengapa ia tak bertanya pada perawat disana? ohh lalice yang bodoh

"permisi, boleh saya tau dimana letak toilet?" tanya lalisa pada perawat laki-laki disana

Belum mendapatkan jawaban, lisa kembali bertanya. Namun hasilnya sama, lelaki itu hanya memandangi nya tanpa ada niat untuk menjawab. Akhirnya lisa menjentikkan jarinya tepat didepan wajah perawat tadi, membuat perawat itu sepenuhnya sadar

"ahh, maaf nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya perawat itu

"toilet" ucap lalisa yang sudah malas berbasa basi

"ahh mari saya antar" ucapnya yang hendak mendahului jalan

"bisa kau tunjukkan saja?"

Perawat itu menghentikan langkahnya diiringi dengan tawa canggungnya, "ahh baiklah. Nona tinggal lurus lalu belok ke kanan" jelasnya

"thank you"

Lalisa langsung pergi sesuai arahan dari perawat itu dan ia langsung menemukan toilet disana.

Tak berselang lama dari itu, lalisa yang sudah menyelesaikan kegiatannya di dalam toilet berniat untuk kembali keruangan daddy nya. Namun sebelum itu langkahnya terhenti karena baru saja ia bertabrakan dengan seorang lelaki

"what the fu**..." ucapan lelaki itu terpotong mengingat yang tertabrak adalah seorang wanita

Sedangkan lalisa sendiri langsung terkejut mendengar umpatan dari lelaki tersebut. Dia yang menjadi korban tetapi dia juga yang terkena umpatan

"excuse me sir" ucap lalisa dengan wajah yang merah padam menahan amarah

"what?"

"dari pada harus mengumpat, bukankah lebih baik kau meminta maaf?" tanya lisa yang sangat berusaha mengontrol emosinya

"maaf untuk apa? bukankah kita sama-sama bersalah disini?" ucapnya

"What? kau yang menabrakku" ucap lalisa dengan nada yang mulai meninggi

"benarkah? apa perlu diulangi kejadian tadi? kau lah yang menabrakku" jawabnya

Belum sempat lalisa menjawab perkataan lelaki tadi, seorang dokter menghampiri mereka

"excuse me, nona lalisa bisa ikut keruanganku sekarang? aku ingin memberitahu beberapa hal tentang tuan marco" ucap dokter tersebut

Mendengar dokter itu menyebutkan nama daddynya membuat wajah lalisa kembali menyendu, dan lalisa hanya mengangguk untuk menyetujuinya

"dan kau, ikut keruanganku dan tunggu disana" ucap dokter tersebut pada lelaki didepannya ini membuat lalisa mengerenyitkan dahinya, bingung.

Saat memasuki ruangan itu lalisa melihat bahwa jika sudah ada presensi mommynya disana. Ada apa ini? pikir lalisa, apakah keadaan daddynya separah itu. Jika memang iya, mungkin lalisa tak bisa memaafkan dirinya sendiri karena penyebab utama dari ini semua adalah dirinya.

"Ahh sebaiknya langsung saja, Tuan marco terserang serangan jantung ringan. Beruntung kalian cepat membawanya kerumah sakit, itu meminimalisir kemungkinan buruk lainnya" jelas dokter tersebut

"lalu bagaimana? apa yang harus kami lakukan?" tanya mommy yang kini sangat khawatir mendengar keadaan sang suami

"sebaiknya pasien dirawat dulu untuk beberapa hari sampai keadaannya pulih nyonya" lanjut dokter tersebut

"apapun itu doctor. Lakukan saja semuanya untuk menyembuhkannya, aku akan membayar berapapun harganya" kini lalisa yang angkat bicara

"Baiklah nona. Untuk sekarang tuan marco sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa"

"Thank you doc" ucap lalisa

Dokter tersebut tampak sudah menyelesaikan ucapannya mengenai kondisi pasien, tapi sepertinya ada satu hal yang mengganjal bagi dokter bermarga Jeong itu. Ia berpikir sebentar sebelum ia mengatakan hal ini

"Maaf jika aku salah, apakah Tuan Marco sempat tinggal di korea?" tanya nya

Mommy dan lalice sempat berpandangan sebentar tampak mencerna pertanyaan dokter di depannya ini

"kami memang sempat tinggal beberapa tahun di korea" ucap mommy

"apakah itu sekitar tahun 2012? apa kalian mempunyai restoran didaerah gangnam?" tanya dokter tersebut berturut-turut

Lalisa mengerenyitkan dahinya. Bagaimana dokter ini bisa mengetahui informasi tentang keluarganya padahal ia sama sekali belum mengisi formulir pasien. Dan juga sepertinya tak ada yang tahu jika ia sempat tinggal di korea kecuali rose, jennie, dan jisoo

"Bagaimana dokter tahu?" tanya lisa

Mendengar pertanyaan lalisa membuat dokter jeong menyenderkan tubuhnya di kursinya seperti merasa lega dan lagi senyuman terukir di wajahnya. Hal itu tentu saja membuat lalisa dan mommy bertambah penasaran

"Oh god.. Tak ku sangka aku bertemu kalian disini" ucapnya

"maksudmu?"

"Marco adalah teman lama ku. Dulu saat di korea, aku sering mampir ke restoran kalian untuk makan siang. Karena jarak rumah sakit tempatku bertugas dan restoran kalian cukup dekat menjadikanku selalu kesana." jelasnya

"Oh my god, kau dokter yang selalu marco ceritakan padaku itu?" tanya mommy yang baru saja mengingat sesuatu dan dokter itu hanya mengangguk menyetujuinya

"Haha aku selalu penasaran dengan kalian. Marco bercerita padaku jika ia memiliki istri dan anak gadis yang cantik. Dan sepertinya itu benar" kekeh dokter jeong

Mendengar perkataan dokter jeong barusan membuat mommy dan lalice tentunya terharu.

"Senang bertemu denganmu dokter jeong, walaupun aku tidak mengingat itu" ucap lalisa

"Tentu saja kau tak tahu lice, dulu kau sibuk bersekolah sampai hampir tak pernah ke restoran bukan?" ucapnya

"Haha aku hanya malas saja datang ke restoran" kekeh lalisa

"Apapun itu, aku bersyukur kau yang menangani suamiku. Tolong sembuhkan dia" ucap mommy

"Tentu saja kau tak usah kha.." belum sempat dokter jeong menyelesaikan ucapannya perhatiannya teralih pada pintu ruangan yang sedikit terbuka dengan pelan membuat kepala seseorang menyembul dari balik pintu itu

"kemarilah" ucap dokter jeong pada lelaki itu

Lelaki tersebut melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan. Lalisa yang melihat presensi lelaki yang beberapa waktu lalu membuatnya emosi. Namun mengapa dokter jeong ini terlihat sangat akrab dengannya

"Perkenalkan, dia anakku Jeffrey" ucap dokter jeong




.

.

.


Malam ini bakal double update!! Tungguin yahh

Oh yaa, thanks yang selalu dukung cerita ini. Tapi kalo boleh saran aku lebih seneng kalo kalian comment tentang ceritanya daripada minta up terus hehe

Tapi apapun itu thanks gaesss

^^

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang