- 9 -

2.7K 446 10
                                    

Lalisa menghentikan kegiatannya menggambar pola untuk gaun pernikahannya saat dering telepon dari jisoo terdengar. Ia menyunggingkan senyumannya, sudah dipastikan jika teman-temannya akan mengoceh karena tidak diberitahu perihal pertunangannya yang sudah dilaksanakan seminggu yang lalu

Baru saja ia akan berucap, namun teriakan dari jisoo mampu menghentikan ucapannya

"Yaa!!! kau mau mati?"

"haha kenapa aku harus mati?"

"kau tak menganggap kami sahabatmu lagi? bisa-bisanya kau tunangan tanpa mengatakan apapun pada kami"

"hey, jika aku tak menganggap kalian sahabat mana mungkin aku membuatkan gaun untuk kalian"

"Oh god.. sungguh aku kehabisan kata-kata jika harus menghadapi mu" kesal jisoo diseberang sana

"Hahaha oke mari kita bertemu dan aku akan menceritakan semuanya"

"seharusnya memang begitu bodoh"

.

.

Jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam, keadaan club saat ini tidak begitu ramai mengingat ini bukanlah akhir pekan. Lalisa mendengus kesal sesampainya disana, sudah sangat jelas jika tadi ia mengatakan tidak ingin bertemu di club. Bahkan ia sudah menyarankan untuk bertemu di restoran saja sekaligus makan malam. Tapi teman-temannya selalu bisa menang jika masalah tempat.

"kurasa aku sudah mengatakan jika tak mau bertemu disini" sindir lalisa pada ketiga temannya itu

Namun ketiganya seolah menulikan pendengarannya, berusaha tak merespon apa yang lisa ucapkan. Mereka berpikir sangat sulit untuk mengajak seorang CEO untuk ke club, jadi mungkin dengan cara seperti ini mereka bisa membawanya.

"jadi, bagaimana ceritanya?" tanya jisoo yang berusaha mengalihkan pembicaraan

Seperti hal itu mampu membuat lalisa kini menatap ketiga sahabatnya dengan intens seolah ingin menceritakan semuanya

"aku dijodohkan"

Yeah, that's it. Hanya itu yang keluar dari mulut lalisa membuat ketiga nya mendesah kecewa. Berteman dengan lalisa memang harus memiliki kesabaran ekstra

"siapa lelakinya lice? ceritakan semuanya" geram jennie

Lalisa menarik sebentar nafasnya, berbicara di dalam club memang membutuhkan tenaga extra terlebih lagi kini alunan musik yang mulai membesar

"Daddy masuk rumah sakit gara-gara aku yang menolak untuk dijodohkan. Saat dirumah sakit kemarin kebetulan dokter yang menanganinya adalah teman baiknya saat di korea dulu. Lalu ia menjodohkanku dengan anak dokter itu" jelas lisa panjang lebar

Ketiganya mengangguk mendengar penjelasan lisa, "bagaimana dengan pekerjaannya?" tanya jisoo

"Kau sudah seperti ibunya haha" ledek jennie

"dia seorang CEO juga"

"benarkah? dari perusahaan mana? barangkali aku tahu" ucap jennie berikutnya

Lalisa tampak ragu untuk mengucapkannya karena ia rasa tak perlu untuk mengungkapkan ini, "JJH Company, kau tau?" tanya lisa

"Seriously? Lalice perusahaan itu sedang berada dipuncak kejayaannya sekarang, mana mungkin aku tidak tahu" ucap jennie dengan sedikit berteriak

"Benarkah? aku hanya sekedar tahu saja"

"kau mencintainya?"

Pertanyaan rose agaknya mampu membuat lalisa bungkam disana, jennie juga jisoo sepertinya juga sedang menunggu-nunggu jawabannya

"No. I mean, mungkin belum untuk saat ini" jawab lalisa

"Itu hal yang wajar karena kalian baru mengenal" jawab jisoo

Lalisa hanya mengangguk untuk membenarkan ucapan jisoo barusan.

"Haha akan sangat aneh jika kau cepat jatuh cinta padanya" kekeh rose

"apa maksudmu?"

"maksud rose, kau kan sangat susah untuk jatuh cinta jadi mana mungkin kau jatuh cinta dengan cepat" jawab jennie dan selanjutnya ikut tertawa

Jisoo, jennie, dan rose sepertinya sangat puas menertawai lisa saat ini. Namun memang benar apa yang diucapkan sahabatnya itu. Sangat sulit untuk meluluhkan hati lisa, terakhir ia memiliki hubungan adalah saat mereka masih tinggal di korea.

Saat di New York pun, banyak lelaki yang ingin mendekati lisa tapi ia terus menolak. Apalagi saat bisnis nya mulai meroket, semakin banyak yang mendekati namun semakin gencar juga ia menolaknya.

Tengah asyik menertawakan lisa, tiba-tiba seseorang tanpa permisi duduk diantara lisa dan rose. Dapat mereka lihat jika lelaki ini tengah mabuk dan ini adalah salah satu alasan lisa malas untuk quality time bersama sahabatnya di club

"holy shiitttt" teriak rose yang terkejut

"Noah, who is this" kesal jennie yang bertanya pada salah satu bartender disana

Noah yang baru datang pun merasa tak enak hati dengan ulah temannya ini. Bagaimana pun juga jennie, jisoo, rose, dan lisa adalah pelanggan setia di club ini

"I'm so sorry girls. aku akan mengurusnya" ucap noah lalu ia berusaha untuk menyeret lelaki itu

Namun sepertinya tingkat alkohol dalam tubuh lelaki itu sangat tinggi, bahkan sekarang ia tengah mencoba untuk memeluk rose tapi dengan sigap lisa langsung menarik kerah bajunya

"Waaww, aku baru menemukan wanita secantik dirimu sweet heart" ucapnya pada lisa sembari menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala

"SHUT UP" ucap lalisa dengan penuh penekanan

Lalisa memberikan intruksi pada noah untuk segera membawanya, namun lelaki itu masih bersikeras untuk tetap disana dan sekarang ia bahkan sudah mendekati lisa

Baru saja tangannya hendak membelai pipi lisa, namun lelaki itu langsung terjatuh akibat pukulan yang tepat mengenai pipinya. Lalisa tentu saja terkejut, padahal ia sudah mengambil ancang-ancang untuk menghajar lelaki itu tapi ia sudah terjatuh lebih dulu

Lalisa lebih dikejutkan dengan seseorang yang menghajar lelaki itu barusan. Jeffrey jeong, datang dengan wajah datarnya dan lalisa dapat memastikan jika ia lah yang menghajar lelaki itu tadi.

"what are you doing here?" tanya nya pada lalisa dingin




.

.


Nahh loh lisa ketahuan jeffrey ke club wkwk

Jangan lupa like and comment guysss^^

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang