- 22 -

3K 401 7
                                    

Jeffrey melangkahkan kakinya memasuki gedung kosong yang terletak di pinggiran kota New York. Sebenarnya gedung itu sendiri miliknya, hanya saja sudah lama tidak ditempati dan tak ada produksi apun disana. Jadi gedung itu hanya dibiarkan kosong selama kurang lebih dua tahunan ini.

Angin malam New York kali ini terasa lebih dingin dari sebelumnya. Dinding bangunan yang hampir tertutupi oleh tanaman yang tumbuh menjalar memberi kesan horror tersendiri. Takut? Hal itu tidak ada dikamus seorang Jeffrey Jeong.

Ia menyesap rokok yang sedari tadi berada ditangan kirinya sembari masuk dengan santai. Netra nya menangkap empat orang lelaki yang mana salah satunya adalah temannya.

"kau sudah bermain lebih dulu?" tanya jeffrey disertai smirk nya

Orang yang dipanggil menoleh, membalas smirk yang diberikan oleh jeffrey

"dia cukup menyenangkan untuk dijadikan mainan" ucapnya menatap seseorang yang kini sudah terkulai lemas dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya. Ohh jangan lupakan dengan posisi tangannya yang terikat keatas.

Jeffrey berjalan melihat orang itu, jelas sekali jika lelaki ini sudah babak belur karena 'permainan' yang dilakukan yuta. Yaa, teman yang dimaksud adalah Nakamoto Yuta, sahabat serta partner in crime nya.

"cihh apa yang kau inginkan dariku brengsek" teriak orang itu tepat didepan wajah jeffrey

Sedangkan lelaki itu hanya terkekeh, "ohh calm dude, jangan emosi seperti itu. Bagaimana kalau kita bermain dulu" ucapnya sembari melangkah mengelilingi lelaki itu.

"Alexander, salah satu karyawan swasta di perusahaan yang terbilang besar di kota ini. Tinggal di kawasan elite kota ini. Termasuk orang kepercayaan Mr. Fredy" ucap jeffrey membeberkan biodata orang itu

"..dan sepertinya kau gemar bermain wanita, am i right?" sambung jeffrey

Alex membulatkan matanya, bagaimana bisa lelaki di depannya ini tahu bahkan sampai hal sedetail itu. Selama ini alex sudah bersusah payah menutupi semua kelakuannya agar semua orang menganggapnya pria baik. Tapi siapa lelaki di depannya ini? mengapa ia sampai tahu semuanya.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan, cepat lepaskan aku dari sini brengsek atau aku akan menuntutmu" ancam alex

Yuta berdecih, disusul oleh dua orang di belakangnya yang sepertinya anak buat yuta sendiri

"Menuntut? Kau bahkan tidak tau lima menit lagi kau masih bisa bernafas atau tidak" seru yuta yang disambut gelak tawa dari anak buahnya

Jeffrey pun ikut tertawa, tapi sedetik kemudian ia langsung merubah tatapannya menjadi datar saat berhadapan dengan alex

"Kau boleh gemar bermain wanita, tapi jangan dengan wanitaku" ucap jeffrey rendah

Alex tertekan, ia merasa takut melihat wajah jeffrey yang mengintimidasi tapi disamping itu ia tak tahu siapa wanita yang dimaksud jeffrey karena hari ini pun ia cukup banyak bertemu wanita

"Tadi sore pukul empat lewat dua puluh" Jeffrey mengucapkan itu dengan memainkan pistol yang ada digenggamannya

"..kau mengunjungi café La Pasta, kau masih tidak ingat?" tanya jeffrey

Alex diam, tetapi otaknya terus berputar memikirkan siapa dan apa maksud jeffrey. Ditambah dengan pistol yang kini bermain ditangan jeffrey menambah kadar ketakutan alex.

"Dia sudah menolakmu baik-baik, tapi mengapa kau tetap memaksanya?" setelah ucapan itu pukulan mulus lolos dari tangan jeffrey


Bugh


"..dan apa yang kau pikirkan sampai kau ingin memegang bokongnya?" lagi, pukulan jeffrey lolos di pipi sebelah kiri alex

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang