- 25 -

2.9K 347 25
                                    

Restoran ala jepang dipilih untuk makan malam kali ini. Sebenarnya perusahaan jeffrey hanya mengikuti apa yang diinginkan oleh calon client nya itu. Ketiga pria tampan itu baru saja memasuki tempat jamuan makan malamnya, bisa dibilang tempat ini sangat privat karena mereka makan pada ruangan yang tertutup.

Dapat mereka lihat jika ada tiga orang disana, namun jeffrey sendiri tidak melihat CEO dari perusahaan korea tersebut yang ia ketahui bernama Suho Kim.

"Wellcome Mr. Jeffrey, Mr. Theo, dan juga Mr. Yuta. Perkenalkan saya Jihyo Park perwakilan Mr. Suho yang kali ini belum bisa hadir karena ada keadaan mendesak saat baru tiba disini" sapa wanita yang duduk diantara kedua orang itu

Theo menyambut uluran tangan gadis itu dengan senang hati, memang benar diantara mereka bertiga hanya theo yang mampu bersosialisasi lebih cepat. Sedangkan jeffrey dan yuta hanya tersenyum sekilas kemudian kembali pada mode datar nya.

"Thank you very much Mrs. Jihyo, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" ucapnya

Terhitung sudah dua jam jeffrey menduduki tubuhnya dikursi restoran ini. Setelah tadi membahas perihal kerja sama yang akan mereka jalin dan kini hanya obrolan ringan yang entah jeffrey sendiri malas untuk mengikutinya.

Ia sedikit malas berhadapan dengan kedua perwakilan dari perusahaan itu, yaa hanya dua karena satu orang lagi itu seorang lelaki dan sedari tadi ia tidak banyak bicara. Jeffrey tentunya tahu berbagai macam motif seseorang yang sedang menjilat atau mencari muka, persis seperti dua wanita didepannya.

Pikirannya melambung jauh memikirkan sang istri yang tengah menunggunya sekarang. Jika tahu akan seperti ini, lebih baik ia menikmati makan malam romantis bersama lalisa. Itu yang sedari tadi berputar di otak jeffrey.

Entah jeffrey yang tidak menyimak atau memang jeffrey tak mengerti apa yang theo obrolkan dengan kedua wanita ini. Sampai pada salah satu kalimat yang membuat jeffrey terusik karena mendengarnya

"Haha jika kau ingin tahu bagaimana rasanya perjodohan, kau bisa tanyakan pada Mr. Jeffrey cath. Ia sangat berpengalaman" ujar jihyo pada teman wanita nya itu

"Excuse me..?" ucap jeffrey tanpa berekspresi apapun

"Sorry sorry sir, cathrine tadi bertanya padaku dan sir theo bagaimana jika ia melakukan perjodohan, maka dari itu aku menyarankan untuk bertanya padamu" ucap jihyo dengan raut wajah tanpa dosa

"Seriously? Mr.Jeffrey menikah karena perjodohan?" tanya cathrine yang entah benar-benar terkejut atau hanya dibuat-buat

"Bahkan berita itu sudah mendunia dan kau baru mengetahuinya. ck, Mr. Jeffrey menikah dengan designer ternama Lalisa" jelas jihyo yang sepertinya tak mendapatkan sinyal bahaya dari theo

Sedangkan Yuta hanya memasang smirk merendahkan, karena jujur saja sangat menggelikan makan malam dengan perwakilan perusahaan yang seperti ini. Seperti tidak berpendidikan sama sekali.

"Ahh aku tahu, tapi bukankah wanita itu pandai dalam bermain laki-laki. Aku sempat mendengarnya" ucap cathrine

Sedangkan salah satu perwakilan perusahaan yang bernama Daniel itu sudah seperti ingin kabur dari sana melihat kelakuan kedua rekannya itu

"Yahh, dia hanya beruntung karena mendapatkan Mr. Jeffrey. Bukan begitu Mr.Theo" ucap jihyo yang meminta persetujuan theo

"Mr. Jeffrey pantas mendapatkan wanita yang lebih baik" ucap cathrine yang langsung menatap kearah jeffrey dengan raut wajah iba nya

Ia tidak tahu saja jika yuta dan theo sudah mengumpat sedari tadi, mereka hanya berharap jeffrey tidak terpancing karena ia berhadapan dengan wanita

"Lalu siapa yang pantas bersanding denganku? Kau? atau kau?" ucap jeffrey seraya menunjuk jihyo dan cathrine satu persatu

Bisa dilihat jika wajah kedua wanita itu bersemu merah karena mendengar pertanyaan jeffrey yang sangat datar itu.

"Aku bisa mempertimbangkannya jika--" belum sempat jihyo menyelesaikan perkataannya, tapi ucapannya sudah dipotong oleh yuta

"Kau?" hanya itu pertanyaan yuta namun disertai smirk yang sangat merendahkan

Jihyo tersenyum, ia jelas tau jika pria bernama yuta itu sedang merendahkannya. Namun ia tak peduli, karena setidaknya ia harus mencoba bukan untuk mengambil hati jeffrey atau lebih tepatnya menyadarkan jeffrey dari kesalahannya

"Yes, I am. Kurasa aku jauh lebih baik dari Mrs. Lalisa yang selalu keluar masuk club. Siapa yang tahu dengan wanita seperti itu" ujar jihyo

Oke sekarang Jihyo Park sudah memperjelas maksud dan arah pembicaraannya.

"Apa maksudmu dengan 'wanita seperti itu'?" jeffrey sengaja memancing wanita berdarah asli korea itu. Sepertinya bermain sedikit tidak jadi masalah.

Disisi lain jihyo tersenyum bangga sepertinya siasatnya berhasil karena jeffrey sepertinya masuk dalam perangkap dirinya. Peluangnya untuk mendapatkan hati jeffrey semakin besar sepertinya.

"Bukankah jika wanita yang keluar masuk club itu bukan wanita baik-baik? Terlebih lagi Mrs.Lalisa pandai dalam bermain lelaki. Aku tidak tahu berapa banyak lelaki yang sudah tidur dengannya"

"Lalu bagaimana dengan lelaki yang keluar masuk club? apa ia juga bukan lelaki baik-baik? Karena jujur saja, kami selalu menghabiskan saturday night diclub" ujar theo yang sudah gerah dengan sikap wanita didepannya ini

Jihyo dan cathrine terdiam, sepertinya ia salah bicara sekarang

"Bukan begitu--"

"Bukankah ini membuang-buang waktu? Kita harusnya sedang menikmati selangkangan wanita diclub sekarang" ujar yuta melirik theo

"Sorry Mrs. Jihyo, aku tidak tahu jika makan malam ini akan sangat membuang-buang waktu seperti ini" ucap theo yang sudah berdiri hendak meninggalkan ruangan begitu juga jeffrey dan yuta

"Listen to me Jihyo Park.. Seburuk apapun dia, she's still my wife. Tidak ada yang boleh menghinanya, siapapun itu. Dia terlalu sempurna untuk dihina oleh orang sepertimu. Bersyukurlah kau wanita, jika kau lelaki mungkin kau tidak bisa merebahkan dirimu dikasur empukmu lagi"

Cathrine dan Daniel yang mendengar itu hanya bisa berusaha menelan salivanya dengan kasar. Rasanya mereka bukan berhadapan dengan CEO sebuah perusahaan melainkan dengan ketua mafia di New York. Melihat bagaimana raut wajah ketiganya terlebih lagi jeffrey membuat mereka bergidik ngeri.

Tapi hal itu sepertinya tidak berlaku untuk Jihyo Park. Tampaknya ia masih belum menyerah untuk mengambil hati jeffrey. Ia juga sebenarnya takut tapi ia juga harus berjuang untuk mendapatkan jeffrey bukan?

"Aku bisa memuaskanmu lebih baik dari pada dia Jeffrey Jeong" ucap jihyo tanpa embel-embel Sir atau Mr lagi

Jeffrey yang tadinya selangkah lagi keluar dari ruangan itu menghentikan langkahnya, begitu pula yuta dan theo. Ia menghampiri jihyo, wanita yang 'katanya' bisa membuatnya puas dibanding Lalisa. Ohh, tunggu apakah ini sebuah penghinaan? Apa yang dipikiran wanita ini jeffrey adalah lelaki yang suka bergonta-ganti teman ranjang?

Jeffrey memandangi tubuh jihyo dari ujung rambut hingga ujung kaki, lalu memberikan smirk nya. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada wanita itu dan jihyo tentunya tersenyum senang melihatnya

"I'm so sorry Mrs. Jihyo, aku sama sekali tak berminat padamu. For me, istriku sudah lebih dari cukup untuk memuaskanku" ujar jeffrey dengan smirk yang sangat merendahkan

"Theo, batalkan semua kerja sama ini. Aku sudah tidak berminat" ucapnya pada sang asisten

"-and thank you untuk jamuan makan malamnya" lanjut jeffrey yang memberikan senyum pada ketiga perwakilan itu.




.

.



Yooyooyoo whatsuppp!!! Jangan lupa vote dan comment guysss^^

Stay Healthy semua:)


The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang