- 31 -

1.8K 272 17
                                    


Jeffrey memasuki kamar mereka dengan tergesa-gesa. Pikirannya tak karuan sekarang melihat sang istri yang tengah bersiap pergi. Bukannya ia tak melarang namun sepertinya lalisa jauh lebih keras kepala darinya.

Sebenarnya lalisa hanya ingin makan malam bersama Roseanne, sahabat lamanya itu mengeluh karena sudah lama tak berkumpul bersama lalisa dan lagi ada sesuatu hal yang harus ia bicarakan dengan lisa.

Itu yang membuat lisa memutuskan untuk menyetujuinya, karena sejujurnya Roseanne sendiri bukan tipe orang yang dengan mudah berbagi dengan ceritanya. Mungkin semua orang mengenalnya tapi tidak semua orang tahu tentang dirinya.

"Wifey, apa aku harus membatalkan meeting malam ini?" tanya jeffrey yang tentu sangat gelisah apalagi melihat baju yang dikenakan istrinya sekarang

"Jangan gila husband, aku hanya makan malam bersama rose" ucap lalisa untuk kesekian kalinya

"Tapi wifey, kehamilan mu sudah menginjak bulan kedelapan. Bagaimana nanti jika terjadi sesuatu?"

"kau mendoakan yang buruk untukku?"

Dengan cepat jeffrey menggeleng, ia sama sekali tidak berdoa yang buruk untuk istrinya itu. Entahlah, ini lebih pada rasa khawatir, cemburu, atau takut kehilangan. Jeffrey pun tak mengerti, yang jelas ia sangat takut jika lisa keluar bersama teman-temannya. Ia tak rela jika istrinya dilihat oleh banyak orang.

Padahal jauh sebelum itu, istrinya sendiri merupakan seorang designer ternama. Mana mungkin orang tak akan mengenalinya

"Kau bisa menyusulku saat meetingmu sudah selesai husband, ingat aku tak ingin mempunyai suami miskin" ketus lisa

"Tanpa meeting malam ini pun, aku masih tetap kaya. Jadi kubatalkan saja yaa?" ucap jeffrey masih merayu

"No. Meeting lah terlebih dulu lalu temui aku setelahnya. Love you daddy, byee" ujar lalisa yang mengucapkan salam perpisahan, tak lupa juga dengan kecupan manis untuk suaminya itu

Bukannya lisa tak tahu, lebih dari rasa khawatir itu sendiri jeffrey sebenarnya hanya tak ingin lisa keluar tanpa dirinya. Terkadang sifat posesif jeffrey yang seperti ini sedikit menjengkelkan untuk lisa.

Ternyata benar ucapan jeffrey pada saat awal perjodohan, ia sama sekali tak ingin miliknya diganggu. Tapi jangankan diganggu, orang yang menatapnya saja tak segan untuk kabur jika harus berhadapan dengan suaminya itu. Ya, Jeffrey dengan segala keposessifannya.

Lalisa tiba direstoran yang sudah dijanjikan oleh rose, ia tadi sempat menghubungi gadis itu tapi rose bilang jika dirinya masih dalam perjalanan. Ah apakah lisa terlalu semangat untuk mendengarkan cerita sahabatnya itu.

Tangannya beralih ke buku menu ia memesan orange jus terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan rose.

"Lalisa Manoban"

Pergerakan lisa terhenti tatkala melihat dua presensi laki-laki yang sepertinya sudah tidak asing dimatanya.

"Yaa, benar apa yang kukatakan ini lalisa" ucap lelaki tersebut kepada temannya

Tanpa interuksi dari siapapun kedua lelaki itu kini duduk tepan didepan lalisa sekarang

"Haii sweety, long time no see" sapa lelaki bermarga jeon itu

Lalisa memutar bola mata nya malas, mengapa harus ada lelaki menyebalkan itu disini, pikirnya.

"Lalisa kau ingat dneganku?"

"Kim mingyu right?"

Sedangkan mingyu langsung mengangguk antusias, "Wahh sudah lama tidak bertemu kau sudah menikah?" tanya mingyu karena melihat keadaan tubuh lisa yang sedang hamil itu

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang