- 24 -

2.9K 338 9
                                    

Hari ini sepertinya menjadi hari yang begitu panjang untuk seorang Jeffrey Jeong. Terhitung sudah dua jam ia melewati waktu makan siang nya karena mengurus berkas-berkas untuk kerjasamanya dengan perusahaan terbesar di Korea Selatan. Yaa, ia memang sudah sedari dulu ingin melebarkan bisnis nya sampai ke negeri ginseng tersebut.

Hal itu mungkin bisa dianggap biasa saja oleh jeffrey yang sejatinya memang seseorang yang gila kerja. Namun, mau tidak mau dan tanpa disadari ia menyeret orang terdekatnya untuk mengikuti gaya nya yang gila kerja seperti itu. Contohnya Theo dan yuta, yang kini hanya bisa pasrah didalam ruangan bos sekaligus atasannya itu.

Jika harus ditanya, apakah mereka sudah menyantap makan siang nya? Dapat dipastikan itu belum. Padahal cacing diperut mereka sudah sangat memberontak untuk minta di isi. Tapi melihat wajah serius dan datar yang ditampilkan oleh jeffrey sepertinya mereka harus mengundur niat untuk makan siangnya.

"Apa masih ada yang kurang?" gumam jeffrey yang dapat didengar oleh theo juga yuta

Keduanya memutar bola matanya malas, bahkan semua berkas sudah siap sedari tadi. Lalu apa lagi yang lelaki itu pikirkan. Bahkan yuta yakin 100% jika perusahaan itu pasti berminat untuk kerja sama dengan perusahaan ini mengingat citra baik yang sudah dibangun sejak awal terbentuknya perusahaan.

"aku rasa semua sudah cukup jeff, divisi marketing sudah menyiapkan semua yang diperlukan untuk meeting besok" ucap yuta yang hanya diangguki oleh jeffrey

"Ahh aku lupa, mereka mengundang kita untuk makan malam sebagai simbol perkenalan" sambung theo

Alis jeffrey mengerenyit, tidak biasanya seperti ini. Biasanya makan malam akan dilaksanakan jika kedua perusahaan memang sudah deal untuk bekerja sama. Sedangkan ini, mereka bahkan belum memulai semuanya.

Seakan tau apa yang jeffrey pikirkan selanjutnya theo berucap, "-dan mereka ingin CEO JJH Company juga datang"

Jeffrey mendesah lelah, "baiklah kalau begitu dan kalian harus datang bersamaku" finish jeffrey lalu melanjutkan pekerjaannya

Disisi lain, theo dan yuta saling berpandang seakan menyampaikan insting dari keduanya. Bukan takut, tapi mengganggu jeffrey yang dalam mode serius seperti ini memang sedikit sulit. Itu sama saja seperti mereka mengganggu singa yang sedang tertidur. Tapi hal itu tidak berlaku untuk--

"Excuse me..." suara indah lalisa mengayun setelah mengetuk pintu tiga kali, kemudian ia menyembulkan kepalanya dari balik pintu

Sontak atensi ketiga pria tampan didalam ruangan itu mengarah pada pintu yang sudah sedikit terbuka. Dan taukah kalian, saat itu pula senyum jeffrey merekah seperti bunga ditaman. Padahal sedari tadi ia hanya diam dengan wajah datar.

"are you busy, husband?" tanya lalisa yang melenggang masuk keruangan suaminya itu

Ia memberikan beberapa kantong makanan yang ia bawa pada yuta dan juga theo. Pastinya kedua manusia itu menyambutnya dengan mata yang berbinar

"seperti yang kau lihat, ada apa wifey?"

Lalisa mendudukan dirinya pada meja jeffrey dan jeffrey yang masih duduk dikursinya hanya bisa tersenyum melihat kelakuan istrinya yang seperti ini.

"Jam berapa kau akan pulang?"

"Sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini, why?" tanya jeffrey yang sudah gemas pada istri nya itu. Tangannya menuntun lisa untuk duduk diatas pangkuannya dan lisa dengan senang hati untuk menerimanya

"Nothing, kupikir kita bisa makan malam bersama malam ini" ucap lisa sembari memainkan rambut jeffrey

"--but, jika kau memang sibuk. No problem, kita bisa melakukannya lain hari" sela lisa saat ia melihat jeffrey akan berbicara

"I'm so sorry honey, aku akan pulang secepatnya nanti" jawab jeffrey lalu mengecup singkat bibir pulm kesukaannya itu

Lalisa hanya mengangguk mendengar jawaban dari suami nya.

"Kalian seperti orang yang belum makan seharian" kekeh lisa saat melihat yuta dan theo melahap makanan yang dibawa lisa dengan rakusnya

Namun, bukannya tersinggung theo malah berucap "akhirnya ada yang mengetahui keadaan kami dari tadi"

"Really? Mengapa kalian tidak makan?" tanya lalisa

"seharusnya kau tanya pada pria dibelakangmu itu lalisa" jawab yuta

Yaa, lalisa memang cukup dekat dengan yuta dan theo mengingat mereka adalah sahabat jeffrey membuatnya mau tak mau juga akrab.

"Husband" lirikan tajam lisa sampai pada mata jeffrey

"Hehe sorry, aku juga lupa jika mereka berada disini" jawab jeffrey dengan enteng

Tentunya jawaban itu langsung mendapatkan makian dari theo dan yuta yang berada disana. Kedua orang itu masih ingat jelas, saat sebelum lalisa datang mereka masih berbicara dan kini jeffrey mengatakan jika dirinya lupa jika keduanya juga berada disana? Oh God.

"Apapun itu, terimakasih sudah membawa makanan kesini lalisa. Aku seperti hidup lagi" ucap theo mendramatisir keadaan membuat lisa tertawa dan jeffrey yang memandangnya malas

"Wifey, aku akan makan malam bersama kolega bisnis malam ini. Itu pun bersama kedua orang itu--"

"Yakk, kami punya nama" desis yuta

"okay, pastikan tidak pulang terlalu larut husband"

"Off course honey"

Setelah mengucapkan itu lalisa bangkit dari duduknya, ia bersiap akan pulang karena sepertinya suaminya itu benar-benar sibuk

"Aku akan pulang kalau begitu, tapi sebelumnya mungkin aku akan mampir kerumah mommy sebentar husband" ucap lisa

Jeffrey menjawab hanya dengan anggukan dan tak lupa pula dengan senyuman yang begitu cerah. Tak lama dari itu, ia langsung memanggut bibir pulm lalisa sebagai tanda perpisahan

"Kau belum makan sedari tadi?" ujar lisa dengan curiga dan sang empu hanya bisa menampilkan gigi rata nya

"Makan sekarang juga atau kau akan bermain solo sampai akhir bulan" final lisa yang langsung dianggukkan jeffrey dengan cepat. Sungguh ia tak ingin bermain dengan sabun selagi istrinya ada.

"-theo, aku butuh informasi darimu" ucap lalisa sembari melirik theo yang masih mengunyah burger nya. Theo yang tau apa yang diminta oleh lalisa hanya dapat mengacungkan jempolnya karena mulutnya penuh dengan makanan

Setelah kepergian lisa, dengan cepat jeffrey duduk tepat di samping yuta lalu melahab makanan yang tadi istrinya bawakan. Hal itu membuat yuta dan theo hanya mendecih malas melihat kelakuan jeffrey. Bos nya itu bisa dibilang tipe-tipe suami yang takut pada istri nya, pikir mereka. Tapi heyy siapa yang ingin bermain solo jika kau mempunyai istri secantik lalisa bukan.

"Omong-omong, bagaimana lalisa tau jika kau belum makan?" tanya yuta yang sedikit heran

"Benar juga, bahkan kalian tidak membahasnya tadi" sambung theo

Jeffrey terkekeh, "dia pasti tau karena berciuman denganku tadi" ucap jeffrey dengan frontal nya. Dia saja tidak tahu jika kedua temannya itu sudah seperti akan memuntahkan makanannya. 



.

.

.


Haii haii guyss!!! Jangan lupa vote dan comment yaa^^

Stay Healthy:)

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang