"calm down lice" ucap jeffrey berusaha menenangkan
"jika tau seperti ini, sebaiknya kau tak perlu ikut. Merepotkan" ketus lalisa
Jeffrey menghela nafasnya, berusaha untuk mengatur emosinya disana. Ia sadar jika sekarang bukan waktu yang tepat untuk memenangkan egonya, walaupun sebenarnya ia kesal dengan jawaban yang baru dilontarkan tunangannya tadi.
"Heyy, look at me" ucap jeffrey yang menangkup pipi lalisa dengan kedua tangannya
Lalisa pun tak dapat menolak, kini wajahnya tepat berada didepan wajah jeffrey. Senyuman manis yang diberikan jeffrey tampaknya bisa meredam sedikit amarah dalam hatinya.
Perlahan lisa berjalan menuju jeffrey, kemudian memeluk pemuda yang kini berstatus tunangannya itu. Seperti anak kecil yang sedang mengadu, lalisa berusaha meluapkan isi dihatinya
"acara ini sangat penting untukku" gumam lisa yang berada dipelukan jeffrey
Jeffrey mengelus pelan rambut lalisa yang terurai, "I know. Aku akan menyelesaikannya untukmu" ucap jeffrey lembut
Lalisa mendongak setelah mendengarkan penuturan jeffrey barusan, seolah ia sedang memastikan sesuatu. Dan jeffrey yang melihat itu tak menyia-nyiakan kesempatan, ia langsung mencium pucuk kepala lisa dengan lembut yang sialnya membuat jantung lisa berdegup kencang.
Acara berpelukan itu terjadi sekitar lima belas menit sebelum jeffrey memutuskan untuk melepaskan pelukan lisa karena ia harus menghubungi seseorang
"siapa yang tidak memiliki pekerjaan dikantor?" tanya jeffrey pada asistennya itu
"What? dasar gila. Semua orang sedang sibuk setelah kau memutuskan untuk libur dengan tiba-tiba" ketus theo selaku asisten dan juga sahabatnya
"johnny bagaimana? atau yuta?" tanya jeffrey tak menghiraukan ocehan theo
"mereka sedang rapat dengan investor dari china"
"kirimkan dua orang kesini untuk menemuiku, akan aku kirimkan alamatnya" final jeffrey
"you're fucking crazy jeong" geram theo
"kau terbaik hyung" kekeh jeffrey kemudian mematikan panggilannya
Jeffrey berjalan menghampiri lalisa yang kini sedang berbincang dengan nancy. Tangannya merengkuh pinggang kecil lisa dengan sangat mudah. Ia sama sekali tak peduli dengan tatapan yang diberikan pada staff lisa disana, bahkan sedari tadi tanpa lisa sadari nancy sudah sedikit canggung karena menyaksikan interaksi lisa dan jeffrey.
"sudah selesai?" tanya jeffrey
"hmm"
"ayo pulang" ajak jeffrey dan diberi anggukan oleh lalisa
Lalisa beralih menatap sekertarisnya, "nancy, aku akan pulang terlebih dulu. Atur semua sesuai apa yang aku ucapkan tadi" ucap lisa
"Ohh ya, nanti akan ada staff yang kemari untuk membawa property kalian dan akan membantu disini" tambah jeffrey
Nancy terkesima melihat bagaimana berwibawanya seseorang didepannya ini. Tapi ia cukup sadar dimana posisi nya. Bagaimana pun lalisa sudah banyak membantunya dalam segi financial
"Baik tuan"
----
Jeffrey memperhatikan sekeliling ruangan yang baru saja ia masuki, jelas saja aroma yang pertama kali tercium disini adalah aroma persis yang disukai oleh tunangannya. Mereka baru saja tiba di kantor lalisa setelah tadi menyelesaikan beberapa masalah di gedung tadi

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding
Fiksi Penggemar"lalu sekarang bagaimana?..." "just follow the flow lice. Aku.." . . #Jaehyun #Lalisa