- 13 -

2.7K 433 26
                                    

Secangkir cokelat panas sepertinya mampu sedikit menenangkan hati lalisa. Kini ia sedang bersantai di apartment nya, setelah bertarung dengan beberapa berkas untuk acara esok hari. Yaa, besok adalah hari launching brand terbarunya dan semuanya sudah sangat siap. Ohh sepertinya ia harus berterimakasih pada tunangannya itu yang menyelesaikan segala masalahnya kemarin.

Ia tak tahu seberapa kaya nya tunangannya sampai mampu membeli beberapa bagian property untuk set panggung hari itu juga. Padahal ia sendiri membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu untuk memesannya.

Sedang asyik menikmati cokelat panasnya tiba-tiba bel apartment lalisa berbunyi menandakan ada tamu. Ia mendengus, siapa bertamu malam-malam seperti ini pikirnya. Sangat mengganggu.

Baru saja ia membuka pintunya, tapi dengan cepat pintu tersebut didorong dari luar oleh seseorang

"Kau sangat lama. Aku akan meminta password apartment ini" gerutu jeffrey yang langsung masuk kedalam tanpa menunggu persetujuan sang pemilik apartment

Lalisa yang masih terkejut hanya bisa mengekor dibelakang jeffrey. Ia tak tahu harus berbuat apa, hanya speechless melihat tingkah tunangannya sendiri

"aku belum menyuruhmu masuk" ketus lisa

"aku tak perlu persetujuanmu untuk masuk" jawab jeffrey yang sudah mendudukkan dirinya disofa

Jeffrey melirik cangkir yang terletak diatas meja itu, ada cokelat panas yang hampir habis. Ternyata benar perkiraannya tadi jika lisa sedang bersantai sekarang

"Aku ingin cokelat panas juga" ucap jeffrey

"Buatlah sendiri" jawab lisa seadanya

Jeffrey mendengus kasar, tak ada gunanya memberikan kode pada tunangannya itu. Padahal ia hanya ingin dibuatkan oleh lisa, tapi mendengar jawaban itu hmm ya sudahlah. Memang selama ini ia melakukan semuanya sendiri bukan? Jadi tidak masalah.

"aku membawa donuts, makanlah" ucap jeffrey sedikit berteriak karena ia sudah berada di dapur sekarang

"aku tidak begitu tuli sampai kau harus berteriak" sinis lisa yang rupanya sudah berada didapur juga

Melihat jeffrey yang tampak belum akrab dengan letak posisi dapurnya membuat lalisa mengambil alih untuk membuatkan cokelat panas untuknya. Hal itu terbukti kala jeffrey masih kebingungan mencari letak cangkir disana

"Biar aku saja, kau sangat lama huh" ucap lisa

Lalisa sedikit tersentak saat kegiatannya menyeduh cokelat terganggu dengan tangan yang tiba-tiba melingkar di perutnya. Siapa lagi pelakunya jika bukan Jeffrey Jeong.

Jeffrey menciumi, ralat mungkin lebih tepatnya menghirup aroma tubuh lisa sekarang. Mulai dari ceruk lehernya, pundaknya, dan rambutnya membuat lisa sedikit risih

"jeff, hentikan. Itu sangat menggelikan" ucap lisa memperingati

Namun masih tak ada jawaban dari tunangannya itu. Ia masih saja menghirup aroma tubuh lisa

"kau mengenal krystal, hon?" tanya jeffrey yang masih pada posisi nya

"Wait..." lisa menghentikan kegiatannya lalu berbalik mengarah jeffrey

"Apa katamu tadi?"

Jeffrey mengerutkan dahinya, "krystal. Kau mengenalnya?" kata jeffrey mengulangi ucapannya

"No, bukan yang itu"

Ohh jeffrey paham sekarang, ia beralih mencubit pipi gempal tunangannya itu karena gemas

"Hon, Honey.. Apa aku salah?" tanya jeffrey

Entah lisa sadari atau tidak, ia sudah tersenyum sekarang. Ia sontak langsung berbalik lagi untuk meneruskan kegiatannya membuat cokelat, ia yakin jika pipinya sudah memerah sekarang.

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang