Extra Chapter II

1.6K 167 8
                                        


Lalisa memutuskan untuk pergi ke sekolah jake dan jaden terlebih dahulu sebelum ia pergi ke kantornya. Namun sebelum itu ia sudah lebih dulu memberitahu nancy jika ia akan datang sedikit terlambat. Bagaimanapun juga ia adalah seorang ibu, anak-anaknya memiliki tahta tertinggi diatas segalanya. Jadi sesibuk apapun lisa ia tetap akan menyempatkan waktu jika itu berkaitan tentang Jake dan Jaden.

Sekolah menengah atas yang bertaraf internasional ini mereka pilih, tidak diragukan lagi untuk kualitas belajar dan mengajar nya. Sejauh ini hanya sekolah ini yang bertahan sedikit lama bagi kedua bocah itu. Sebelumnya Jake dan Jaden sudah tiga kali berpindah sekolah hanya karena masalah yang ditimbulkan kedua anak itu. Namun setelah jeffrey dan lisa selidiki lebih jauh, Jake dan jaden hanya sekedar membela dirinya sendiri, tapi semua guru menutup mata karena bukan jake dan jaden yang menjadi korban.

Sedang asyik memandangi suasana sekolah itu dipagi hari seketika suara dari beberapa orang siswi kini langsung terdengar oleh lalisa, ia mengedarkan pandangannya mencari sumber suara itu.

"What are you doing girls?" tanya lisa

Dapat ia lihat dengan jelas jika beberapa siswi disana sedang merundung gadis itu, ahh lalisa sangat tidak tahan dengan perundungan seperti ini. Ia berjalan dengan santai menuju sudut sekolah itu menghampiri beberapa siswi disana.

Namun sepertinya presensi lisa disana tidak dianggap oleh mereka

"C'mon girls. Apa zaman sekarang masih ada perundungan seperti ini, apalagi kalian perempuan" ujar lisa

"Aishh, tidak usah ikut campur urusan kami bibi" ucap salah satu dari anak itu

"Wait, What?? Kau memanggilku bibi?"

Agaknya lalisa sedikit syok, sepertinya penampilannya kini tidak menunjukkan jia ia sudah hampir berkepala empat. Dan yaa seringkali ia dipanggil kakak karena melihat wajahnya yang masih awet muda tapi gadis-gadis ini dengan congkak nya memanggilnya bibi

Gadis yang awalnya tengah menjambak temannya itu seketika menoleh, "Apa salahnya? Lagipula ini bukan zamanmu lagi bibi tua. Kau tidak usah ikut campur" ketusnya

"Wah wah wah.. Aku tidak tahu jika sekolah bertaraf internasional seperti ini masih ada juga sampahnya"

"What?? Kau jangan main-main denganku, kau tidak tahu siapa aku bibi. Lebih baik kau pergi"usir salah satu dari gadis itu

Lalisa tersenyum remeh, "Benarkah? Kalau begitu kau juga jangan bermain-main denganku bocah. Kau juga tidak tahu siapa aku bukan?"

Ketiga gadis itu hanya bisa menggeram menahan amarahnya, niatnya ia mau memberi pelajaran pada gadis sialan itu harus terhenti karena ada gangguan seperti ini

"Kau dengar, jika sampai dia diskors gara-gara membela gadis sialan sepertimu. Kau akan berurusan denganku"

"Dasar cupu"

Setelah ketiganya berlalu dari sana, lantas lisa menghampiri gadis yang tadinya dirundung itu. Ia melihat kondisinya yang sepertinya kurang baik. Dimana bajunya yang sudah sedikit kotor, rambut yang berantakan dan pipinya yang merah. Andai ini terjadi pada anaknya, lalisa tidak bisa memaafkan ini

"You okay?"

Gadis itu mendongak menatap lisa masih dengan senyumnya, "I'm okay aunty, terimakasih sudah menolongku" ucap gadis itu walaupun mata nya kini sudah sangat berair

"Ahh sepertinya tidak, kemari dulu" ajak lisa sambil menuntun gadis itu menduduki bangku taman yang kosong

Bak naluri seorang ibu kepada anak gadisnya, tangan lisa mulai merapikan helaian rambut gadis itu, tak lupa ia mengambil tissue basah dan mulai membersihkan wajahnya. Ia tahu jika sebelum dirinya datang gadis ini pasti sudah lebih dulu dibully seperti tadi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang