- 16 -

3.1K 416 8
                                    

Setelah serangkaian acara pernikahan tadi membuat seluruh tubuh lalisa remuk. Ia sama sekali tak menyangka jika tamu yang datang akan sebanyak itu. Kaki nya sudah seperti akan patah.

Ia memilih untuk merendam tubuhnya di bathup, sangat menenangkan pikir nya. Jika kalian bertanya dimana jeffrey, jawabannya adalah ia masih berkumpul bersama teman-temannya. Lalisa yang sudah tidak tahan lagi akhirnya memutuskan untuk undur diri terlebih dulu.

Setelah menyelesaikan kegiatan berendamnya, lisa beralih ke wardrobe diapartment jeffrey. Yaa, kini mereka tinggal di apartment jeffrey, itu pun karena kehendak lelaki itu. Cukup banyak baju-baju yang tergantung di sana dan lisa melihat beberapa yang baru. Tak menunggu lama akhirnya ia memilih piyama pendek berbahan satin.

"Lalisa"

Suara jeffrey menyeruak ke indera pendengaran lisa. Padahal apartment ini tidak sebesar mansion tapi mengapa jeffrey selalu berteriak, pikir lisa.

Ia memilih tidak merespon panggilan jeffrey dan lebih memilih memeriksa ponsel nya. Sudah banyak sekali ucapan-ucapan dari teman-teman maupun keluarga lalisa yang tadi tidak sempat datang. Juga adegan di pesta dansa tadi menjadi trending topic di New York sekarang.

Sampai akhirnya pintu kamar terbuka membuat lisa menghentikan sejenak kegiatannya

"Kau sudah pulang?" tanya lisa sekedar berbasa basi

Jeffrey tak menjawab, ia memilih duduk diking size nya berseberangan dengan lalisa sekarang

"Lice, besok aku akan ke swiss"

"TIba-tiba?"

Jeffrey mengangguk, "cabang perusahaan disana sedang bermasalah dan hampir bangkrut, aku harus menangani nya"

Lalisa terdiam, tak menjawab ucapan jeffrey barusan. Ayolah, mereka baru saja menikah tapi jeffrey sudah harus bekerja? Lisa sungguh tak habis pikir, lelaki di depannya ini sepertinya memang gila kerja

"Bahkan kita baru menikah hari ini jeff dan kau sudah akan pergi?" tanya lalisa seolah tak terima

"I know, tapi ini sangat mendesak lice. Aku harus turun tangan langsung" ucap jeffrey yang kini sudha berada di sisi lisa

"Bukankah ada theo? atau karyawan mu yang lain?"

"Mengapa kau membahas theo? Ahh, kau tak percaya pada kemampuanku? Itu sebabnya kau pikir theo mampu" ucap jeffrey menyeriangai

Mata lalisa membola, sama sekali tak habis pikir dengan pemikiran jeffrey.

"aku tak mengatakan jika kau tak mampu jeff.." jawab lalisa yang masih menekan amarahnya

Mendengar tak ada nya jawaban dari suaminya ini membuat lalisa menghela nafas nya panjang, "baiklah kalau begitu aku akan ikut?" final lisa

"No"

"What? what do you mean?" cukup sudah, emosi lalisa sudah tersulut sekarang mendengar penolakan dari jeffrey

"Come on lice, aku kesana untuk bekerja bukan untuk liburan. Lagi pula aku hanya tiga hari disana"

"aku tidak mengatakan kau di sana untuk berlibur" jawab lisa dengan cepat

"aku tidak lama disana, jika semua sudah selesai aku langsung akan pulang. Jika kau berada disana aku semakin tidak fokus bekerja"

"maksudmu aku membebanimu? atau memang ada seseorang yang harus kau temui" sarkas lisa

Jeffrey memejamkan matanya, sungguh bukan itu maksud dari ucapan tadi dan lagi apa maksud ucapan lisa yang terakhir. Kepala nya sudah cukup pusing dengan pekerjaan tapi istri nya ini seakan tak mau mengerti. Jeffrey bahkan belum mengganti suit nya saat theo melaporkan jika ada masalah di perusahaan nya itu.

"aku akan tetap ikut" ucap lisa

"LALISA!!!" bentak jeffrey dan hal itu cukup membuat tubuh lisa bergetar karena ia baru pertama kalinya dibentak oleh seorang lelaki. Selama ini semua lelaki seperti tergila-gila pada nya hingga lisa bisa berbuat semena-mena

"...terserah kau mau ikut atau tidak, aku tidak peduli" geram jeffrey dan langsung kembali ke ruang kerja nya.

Lalisa mendudukkan kembali tubuhnya. Ia masih sedikit syok dengan ucapan jeffrey tadi. Mungkin lisa adalah salah satu wanita yang tak bisa mengungkapkan secara langsung apa yang ada dipikirannya atau yang menjadi keinginannya. Jadi orang sering salah paham tentang dirinya.

Tidak lisa, belum saatnya untuk menyerah. Kau hanya perlu menurunkan sedikit ego mu. Kau wanita yang sudah menikah, kau harus dewasa. Hal ini wajar terjadi karena kalian masih menyesuaikan diri. Kira nya itu lah kalimat-kalimat yang lisa rapalkan didalam hati nya.

Lama lisa merenung, akhirnya ia memutuskan untuk ke dapur dan membuat teh chamomile. Kaki nya melangkah ke ruang kerja jeffrey, ia mengetuk sebentar lalu langsung masuk ke dalam dan langsung menyuguhkan teh yang baru dibuatnya tadi.

"apa pekerjaanmu masih banyak?" tanya lisa dengan suara lembut yang belum pernah ia lontarkan pada jeffrey, ia menyuguhkan teh itu diatas meja kerja jeffrey

Namun sayangnya pertanyaan itu sama sekali tak di indahkan jeffrey. Lelaki itu masih sibuk menatap laptopnya dan membuka lembar demi lembar dokumen yang berada disana.

Mendengar tak ada jawaban dari sang suami, lalisa berjalan ke arah belakang tempat duduk jeffrey kemudian memeluknya dari belakang

"'I'am sorry" ucapnya yang berbicara tepat di depan telinga jeffrey

"...a-aku hanya ingin sedikit lebih lama bersamamu" sambung lalisa

Jeffrey menghentikan tangannya yang sedang mengetik, lalu beralih menarik tubuh lisa untuk duduk diatas pangkuannya. Ia memandang wajah istrinya lamat, apa yang baru saja dilakukannya pikir jeffrey. 

Pikirannya sudah dipenuhi dengan bayang-bayang perusahaannya yang akan bangkrut sampai ia tak sadar jika sudah berbuat yang tidak baik pada lisa.

"setelah semua urusanku selesai, aku berjanji aku akan selalu bersamamu. Bahkan aku akan selalu mengikutimu kemana pun kau pergi" ucap jeffrey

Tangan lalisa bergerak membelai lembut wajah jeffrey, mengagumi lelaki di depannya ini. Kepala nya mengangguk menyetujui ucapan jeffrey barusan

"maaf sudah membentakmu tadi" jeffrey memeluk lalisa dan menyandarkan kepalanya di dada lisa

"aku yang salah"

Kepala nya mendongak, lalu menggeleng "jika aku mengulangi nya lagi, kau kubebaskan untuk menamparku. Tidak seharusnya aku membentak istriku"

"Benarkah? Dengan senang hati akan kulakukan" kekeh lisa

Hati jeffrey menghangat melihat senyuman manis itu. Sungguh, istrinya sangat cantik bahkan tanpa make up sedikitpun. Hal itu mampu membuatnya termenung menatap kagum lisa

"sekarang istirahatlah, bukankah besok kau akan pergi? aku akan menyiapkan keperluanmu" kata lisa

Jeffrey mengangguk, "aku akan membereskan ini sebentar"

Lalisa yang baru saja hendak keluar dari ruangan itu menghentikan langkahnya dan berucap, "Aku tidak akan ikut, tapi kau wajib mengabariku minimal tiga kali sehari dan itu harus dari video call" final lisa tak mau diganggu gugat lagi

"Fine, fine. Anything for you" kekeh jeffrey 



.

.

.


Gimana nih gaess baru malam pertama tapi udah ditinggal wkwk

Jangan lupa vote dan commennta yaa^^

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang