Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi dan lalisa pun sudah rapi dengan setelan casual yang ia kenakan. Rencananya hari ini ia akan mengunjungi orang tuanya di salah satu restoran milik orang tuanya itu. Yaa, kedua orang tua lalisa memang memiliki beberapa restoran mewah yang tersebar di New York dan juga memiliki tempat pelatihan bagi chef-chef baru.
(style lalisa)
Lalisa memang sengaja pergi sedikit lebih awal karena ia akan kebutik setelah mengunjungi orangtua nya. Selama perjalanan menuju resto ia hanya berharap jika tak akan terjadi lagi hal-hal yang seperti biasa orangtuanya lakukan.
Mobil Ferrari hitam terparkir disebuah restoran mewah. Lalisa segera turun dan melangkahkan kakinya masuk kedalam restoran. Semua pelayan tampak langsung tunduk melihat kedatangan lalisa. Ia berhenti sejenak untuk bertanya pada salah satu pelayan disana tentang keberadaan kedua orang tuanya, dan sepertinya keduanya sudah datang
"mom.. dad.." sapa lalisa kemudian mencium kedua orang tuanya
"hello princess, bagaimana kabarmu?" tanya daddy
"I'am good. kalian sehat?" tanya lisa
Meskipun mereka tinggal satu kota tetapi karena kesibukan pekerjaan masing-masing membuat mereka jarang bertemu satu sama lain. Jika tidak direncanakan seperti ini, mungkin mereka akan sangat jarang bertemu.
"tentu saja, kami masih muda asal kau tahu" kekeh sang mommy
Lalisa jelas terkekeh disana, masih muda katanya? Haha bahkan umur mereka mungkin lebih dari setengah abad "ayolah mom, perawatanmu tak akan menutupi usiamu" ucap lalisa
"Haha anakku memang selalu sarkas bahkan saat bercanda sekalipun" kekeh sang daddy
Melihat mommynya yang menekukkan wajahnya, lalisa akhirnya menghentikan tawanya
"Yaa ku akui, perawatanmu cukup membantu. Kau tampak dua puluh tahun lebih muda" kekeh lalice
"benarkah?" tanya sang mommy dengan mata yang berbinar
Tak lama dari itu hidangan datang, seluruh meja hampir dipenuhi dengan makanan. Namun ada satu makanan yang nampak asing bagi lalisa, makanan itu sepertinya baru pertama kali dihidangkan karena lalisa sendiri cukup familiar dengan semua makanan di restoran ayahnya ini
"apakah ini resep baru dad?" tanya lalisa seraya menunjuk makanan itu
Sang daddy hanya mengangguk guna membenarkan ucapan anak tunggalnya itu, "cobalah, aku tidak tahu apakah sesuai dengan seleramu atau tidak"
Lalisa pun langsung menuruti apa yang daddynya ucapkan dan yahh makanan ini tidak mengecewakan sama sekali.
"ini enak" ucapnya memberikan komentar
"emm lice, apa kau ada pekerjaan besok?" tanya sang mommy
Lalisa menghentikan kegiatannya, kemudian menatap sang mommy yang sedang berbicara padanya
"besok aku memiliki beberapa rapat mom, ada apa?"
"apakah sampai malam hari?" kini daddynya yang membuka suara
"aku kurang tahu, kenapa?" tanya lalisa lagi
"besok teman mommy akan datang ke New York, mereka dari korea. Apa kau bisa ikut makan malam bersama kami" ucap daddy
"apa mereka memiliki anak laki-laki?" tebak lisa. Tolong kali ini jangan, ucap lisa bermonolog dalam hatinya
"bagaimana kau tahu?" tanya mommy dengan senyum yang sudah merekah di wajahnya
Lalisa memutar bola matanya malas. Dan terulang lagi semuanya, kegiatan jodoh dan menjodohkan. Bagaimana lalisa tidak tahu, ini adalah kesekian kali orangtuanya mencoba menjodohkan lalice
"Ohh ayolah mom, lalice bisa mencari pasangan sendiri"
"Kapan lice? umurmu sudah dua puluh lima tahun. Saat mommy seusiamu bahkan kau sudah lahir didunia ini" cerocos mommy
"beri aku waktu, okay. Lalice akan mencarinya"
"harus berapa lama lagi kami menunggu?" tanya mommy
"sudahlah, ikuti saja semuanya. Kau tak perlu bersusah payah mencari lagi" ucap daddy dengan nada yang menjengkelkan bagi lisa
"Dad.." tegur lalisa
"what? aku mengatakan yang sebenarnya"
Sungguh lisa merasa jengah dengan semua ini. Ini bukan pertama kalinya kedua orangtuanya ingin menjodohkan dia. Jika bisa dihitung pun mungkin ini sudah kesepuluh kalinya ia dijodohkan. Tetapi selama ini ia hanya bisa menurut karena tak ingin kedua orang tuanya kecewa.
Jika kalian tanya apakah ada yang berhasil? jawabannya tidak satu pun yang berhasil. Semua itu akibat sifat lalisa sendiri yang susah untuk didekati dan berakhir semua lelaki yang dijodohkan dengannya itu mundur satu persatu.
"Tidak, aku tidak mau datang" tolak lalisa
"Lalice" bentak mommy
"aishh shit" gumam lisa yang sayangnya masih terdengar oleh keduanya
Mendengar umpatan dari sang anak tentunya membuat daddy murka, selama ini ia tak pernah mengajarkan anak semata wayangnya untuk tidak sopan pada orang tua.
"What?? kau baru saja mengumpat?" bentak daddy yang sudah berdiri sekarang
"No, I'am not"
"Tidak, aku jelas mendengarnya. Beraninya kau.." belum sempat daddy melanjutkan ucapan nya, tangannya lebih dulu memegang dada sebelah kirinya
"Oh god, marco what's wrong?" tanya mommy yang langsung menghampiri sang suami sedangkan lalice sendiri hanya mematung karena belum sadar dengan keadaan ini
Daddy hanya merintih kesakitan sembari memegang dada kirinya, dan juga nafasnya tidak beraturan. Dapat lalisa lihat juga jika sekarang mommynya sudah menangis disana, para pelayan restoran pun sudah datang untuk menolong daddynya.
Dengan kesadaran yang sudah kembali lalisa langsung men-dial nomor rumah sakit terdekat dan meminta ambulance untuk datang.
"dad.. please, maafkan aku" ucap lalisa yang sudah terduduk di samping daddynya
Namun perkataannya tentu saja tak menerima balasan apapun dari sang ayah, karena daddynya pun sedang sibuk dengan rasa sakitnya. Tak lama dari itu suara ambulance terdengar dan beberapa petugas rumah sakit datang lalu membawa daddy.
"mom, naik mobil lalice saja" tawar lisa
"tidak, aku ingin berada disamping suamiku" ketus sang mommy kemudian berlalu dari sana
Akhirnyalisa pun ikut bersama sang mommy yaitu berada di mobil ambulance bersama daddynya.
.
.
Yeaayyy double update nih gaesss^^ semoga suka yaa:))
Jangan lupa like dan comment
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding
Fanfiction"lalu sekarang bagaimana?..." "just follow the flow lice. Aku.." . . #Jaehyun #Lalisa