Yang diinginkan oleh dia bukanlah aku
Lantas mengapa dengan bodohnya dan butanya cinta, diri seolah tak ada letihnya untuk terus memperjuangkan walau berkali-kali menahan sakit di dada.
(ARKNMLK)--¤♡¤--
-Penantian-
Cinta memang tidak bisa kita bohongi, kepada siapa hati kita dilabuhkan, kepada siapa hati kita menaruh rasa. Semua itu fitrah dalam diri manusia. Cinta adalah anugerah yang Tuhan berikan. Hanya saja, semuanya salah dalam menyikapi perasaan mereka. Mereka menjadi sepasang kekasih dan menjalin ikatan hubungan haram dan itulah yang menyebabkan dosa akibat cinta.
Tak bisa dipungkiri, ketika kita terlalu dalam mencintai seseorang, maka kita harus menerima resiko sakit dan jatuh yang sedalam-dalamnya. Namun apakah salah jika seorang mencintai orang yang sedang mencintai orang lain?
Ya itulah yang dirasakan oleh Arkan. Sudah lama ia menaruh rasa dan menjatuhkan hatinya kepada Sabrina, sampai semua orang bahkan menyadari jika dia menyukai Sabrina. Tetapi mengapa gadis itu tidak pernah menyadari? Arkan sangat bingung dia harus mengungkapkan rasa itu bagaimana. Rasa-rasanya ia tak sanggup jika cintanya tak bisa diperjuangkan lagi semisal gadis yang ia cintai itu menolak.
Arkan tengah duduk termenung di suatu kafe. Ada secangkir kopi hangat yang menemaninya. Akhir-akhir ini hujan selalu saja turun. Dan itu membuat ia mau tidak mau harus menepi sejenak untuk berteduh.
Tangan Arkan meraih kopi tersebut, dan ia menyesap dengan nikmat kopi hitam americano yang ia sukai. Cuaca yang sangat cocok jika ditemani secangkir kopi hangat.
Namun pandangannya tiba-tiba terhenti kepada suatu titik. Ia melihat seperti ada orang yang ia kenal. Tapi siapa?
"Lah, itu siapa ya? Kok kayak kenal?" Arkan terus saja memandangi lelaki itu untuk mengetahui lebih jelas siapa sebenarnya dia.
Arkan terkejut ketika mengetahui ternyata itu calon kakak iparnya. Eh, sadar diri. Perasaannya saja bertepuk sebelah tangan. Lah ini malah mengakui Hasbi sebagai Kakak Ipar. Dasar Arkan.
Arkan berdiri ke depan untuk mengajak Hasbi ikut ngopi di dalam. Ia bahkan lupa memberi tahu jika dirinya sudah kembali ke Jakarta. Ia juga lupa membawa kabar tentang Ayah Ilyas di sana.
"Assalamualaikum, Bang Hasbi!" Sapa Arkan.
"Eh Waalaikumsalam. Arkan? Lo di sini?"
"Iya Bang. Lagi neduh. Abang sendirian?"
"Iya. Tadi pengen bawa motor pas kerja. Eh pas pulang du jalan malah ujan. Apes banget gue hahaha."
Arkan tertawa kecil. "Tapi masih untung hujannya gak pas Abang berangkat kerja."
"Ya iya sih ... btw lo sendirian juga, Kan?"
"Iya Bang. Masuk yuk! Kita ngopi."
"Oh iya sabi kali. Ayo lah."
Mereka berdua pun berjalan memasuki cafe. Dan sebelum duduk, Arkan mengantar Hasbi untuk memesan secangkir kopi. Setelahnya, mereka menduduki meja yang tadi Arkan duduki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian
Spiritual[REVISI] On Going Salahkah jika seseorang mempunyai keinginan rasa cinta yang bisa berbalas? Tentu semua ingin cintanya tidak sepihak. Namun apakah mungkin Sabrina bisa mendapatkan balasan cinta dari seorang Ustadz? Sedang takdir buruk nan tidak m...