🥀.16

43 9 6
                                    

Alqur'an tetap menjadi prioritas yaa..

Next..
Happy Reading🥰

-Penantian-

--¤♡¤--


Gemerlap bintang bertabur indah memenuhi langit gelap berkombinasi biru, lengkap dengan sempurnanya rembulan. Malam itu begitu cerah, tapi tidak dengan Arkan yang hatinya saat ini bergemuruh memikirkan sederet pertanyaan mengenai perempuan yang ia dambakan sejak pertama kali ia mengenal cinta.

Arkan, seorang pria muda berkulit putih, kedua mata yang indah, serta tubuh tegapnya selalu berhasil membuat wanita mana saja terhipnotis oleh fisik Arkan. Namun dibalik Sifat cool yang ia miliki saat ini, semata-mata karena memperjuangkan sebait nama di hatinya.

Perpisahan mereka bermula ketika Arkan telah diterjunkan di sekolah elit yang pasti menjunjung tinggi harapan masa depan, sedang Sabrina diterjunkan pada ilmu keagamaan di Madrasah yang terkenal akan ilmu agamanya.

Sejak waktu sekolah menengah pertama, Sabrina yang Arkan kenal telah berubah. Arkan mengerti semua itu karena Sabrina telah mengetahui hukum antara seorang laki-laki dan perempuan jika bersama meski tak ada rasa cinta. Allah tidak mengenankan seseorang baik muda, dewasa untuk mendekati jalan keburukan.
Sejak itulah, Arkan mengenal cinta. Namun ia tidak pernah bisa untuk mengatakan, dan dengan berjuang demi masa depan adalah salah satu harapnya untuk bisa merebut hati Sabrina.

Namun nyatanya, gadis yang ia harapkan itu tidak pernah menganggap lebih akan hadirnya waktu itu. Arkan pun tidak bisa mendekati Sabrina, karena Arkan merasa saat itu pujaan hatinya telah menjadi wanita yang sangat mengerti akan ilmu agama, dan pacaran? Adalah hal yang pasti tidak pernah ada di pikiran Sabrina.

Arkan terdiam cukup lama, alam bawah sadarnya masih menerka kejadian dimana ia menjumpai Sabrina di salah satu tempat perbelanjaan kota Jakarta.
Ia dihantui rasa keraguan dimana Sabrina yang ia kenal telah menemukan sosok pujaan hati, Zain. Begitu juga Zain yang saat itu seakan tidak pernah rela jika Arkan mendonorkan darahnya demi keselamatan Sabrina.

"Apakah aku pantas? Pantas mendapatkan wanita alim seperti Sabrina? Benarkah Sabrina kini menaruh rasanya pada Zain? Jika iya, apakah aku harus mundur? Tetapi jika Zain benar-benar mencintai Sabrina, kenapa aku melihat wanita cantik yang selalu di samping Zain. Siapa wanita itu? Setahuku saat itu, adik Zain hanyalah Zhara. Zain sejak dini sudah pandai ilmu agama, aku percaya Zain tidak akan melakukan hal yang tidak sepatutnya ia lakukan dengan wanita itu." Pikir Arkan mencoba membuang jauh tentang kedekatan Farah dengan Zain. Ia mencoba berfikir positif jika Farah dan Zain tidak ada hubungan khusus.

Pikiran Arkan kini dikejutkan oleh wanita yang selalu bersama Zhara dan Zain. Arkan tidak mengingat siapa nama wanita itu, padahal sejak itu Arkan bersengkokol dengan wanita itu untuk menyelamatkan Sabrina dari koma. Iya, wanita yang dimaksud adalah Farah.

Arkan yang masih dilanda banyaknya pertanyaan itu bangkit dan berlalu meninggalkan tempat tersebut. Ia merasa sangat bosan, sehingga ia berniat untuk mengendarai motornya.

Malam itu menunjukkan pukul dua belas dini hari. Seakan tak peduli waktu, Arkan kini telah mengendarai motornya menyusuri beberapa jalanan dalam, karena ia tahu jalanan kota sedang tidak aman baginya yang melupakan helm di kepalanya.

Rambutnya mengacak terkibas oleh angin, membawa kesan yang menakjubkan untuk sosok Arkan yang elok dan kulitnya yang putih, serta tubuhnya yang tegap dan gagah.

Perjalanan hampir memakan waktu lama, entah kenapa Arkan tergerak melewati sebuah hotel yang berada di pinggir jalan raya, padahal ia tahu, bahwa jalanan kota saat ini tidak aman baginya.

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang