🥀.17

35 8 2
                                    

Rasa.
Satu kata yang membuat terciptanya kesedihan bergilir menjadi sebuah kebahagiaan.
Kecuali
Jika keduanya mementingkan ego masing-masing maka hancurlah segalanya.

-Penantian-

--¤♡¤--

Seperti tidak pernah terbesit di pikiran Sabrina untuk membocorkan segalanya pada Arkan, dan juga Sahabatnya, Meera. Hal ini yang membuat Arkan serta Meera yang dihantui banyaknya tanda tanya terhadap masalah Sabrina tak ada hentinya untuk mencari sebuah jawaban meski harus dengan perlahan.

Menurutnya, sebuah masalah yang berlalu tidak perlu diungkit meski memang masalah tersebut masih berperang untuk menuju penantian terakhir, hingga mencapai titik terakhir.

Hari bertukar pagi, Matahari terus merangkak naik hingga mencapai ujung tombak, gadis bernama Sabrina itu menatap pandangan luar kota jakarta dari ketinggian gedung hotel dengan perasaan yang membosankan.

Matanya terus memandang ke sekeliling luar, dengan menduduki satu kursi yang menghadap luar jendela.

Dalam hati ia berpikir untuk keluar menemui Kakaknya serta Meera yang saat ini sedang merencanakan membuka toko, dan sedikit membantu mereka. Tapi karena cuaca begitu menyengat, harapan untuk keluar seketika hilang.

Sabrina bingung hendak melakukan apa, duduk di sekitar jendela membuatnya semakin bosan. Hingga pada akhirnya, Sabrina memutuskan untuk kembali menuju pulau kapuk, tangannya mulai tertarik untuk meraih ponselnya yang berada tak jauh darinya.

Tampilan notifikasi instagram dan whatsapp membuat ia tertarik untuk membuka hal yang menurutnya lebih penting, yakni membuka aplikasi yang berfungi untuk saling bertukar kabar.

Nomor tak dikenal terpampang jelas di bilah beranda Chat yang paling atas. Sabrina menautkan kedua alisnya dengan refleks.
"Siapa Ini? Profil tidak jelas orangnya, info dan nama kontak juga sama."

Jemarinya kini mulai menekan isi chat yang sepertinya penting, karena isinya yang panjang.

08567
Assalamualaikum.. lama banget rasanya tidak pernah kontak
Lagi sama kamu. Bisa ketemu
Nanti gak?

Siapa lelaki yang berani menghubunginya, berlagak sok kenal lagi, pikirnya. Jemari gadis itu pun tergerak untuk menjawabnya, namun di suatu sisi lain, sebenarnya Sabrina tidak pernah tertarik untuk menjawab pesan singkat seperti itu.

Sbrnfsha
Waalaikumusalam
Siapa?

Sabrina dengan santai bermain whatsapp, dan ia pun kembali bertukar kisah dengan keluarganya, namun ia tak pernah sekalipun memberi tahu tentang peristiwa yang hampir merenggut nyawanya. Pikirnya, ia tak ingin membuat keluarganya mejadi khawatir yang berlebih seperti Kakaknya. Dan untung saja, tanpa diminta, Hasbi juga merahasiakan kejadian itu karena ia tak ingin membuat Sabrina kembali ke Surabaya. Entah alasan apa yang membuatnya merasa iba jika tidak mengajak Adiknya itu. Bisa jadi memang dari kecil mereka tak pernah terpisah.

Jemarinya yang sudah merasa bosan, akhirnya mengalihkan aplikasi Whatsapp, dan mulai membuka instagram.

Matanya membulat sempurna, jantung yang semula tenang menjadi desiran yang hebat. Ia tak pernah menyangka jika kejadian itu akan terjadi.

ELZAINDHIAURRAHMAN

Seperti itu lah nama yang tertulis di direct message. Meski hati Sabrina remuk redam mengingat akan kepantasannya dengan Zain, tetapi tetap saja Sabrina tak pernah menyangka, jika keinginan yang tempo lama benar-benar terjadi.

PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang